Tidak dapat dipungkiri bahwa ChatGPT membuat warna baru dalam persaingan Artificial Intelligence App di dunia. Dalam hitungan hari penggunanya sudah menyaingi beberapa situs-situs ternama. Hal ini karena fleksibilitasnya yang cukup memanjakan pengguna dibanding hanya sekedar search engine saja seperti Google, Bing, dan kawan-kawan.
Namun salah satu keterbatasannya adalah informasi terkait kondisi terkini atau kondisi spesifik tertentu, misalnya menanyakan informasi khusus seperti nama Anda sendiri. Biasanya jawabannya seperti ini:

Ok, jangan tersinggung, memang aplikasi ini tidak ditujukan sebagai search engine. Generative Pre-trained Transformer (GPT) sendiri merupakan model transformer yang cukup ampuh dalam mengelola Natural Language Processing (NLP). Ternyata Google mencoba mengembangkan Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT) yang tidak kalah hebat.
Beberapa situs di internet banyak yang mengajarkan bagaimana membuat ChatBOT ala ChatGPT. Salah satunya adalah Github ini. Untuk mempraktikannya cukup dengan Google Colab. Misalnya saya menggunakan data Nilai Mata Kuliah Artificial Intelligence berupa tabel CSV.
Dengan memanfaatkan pretrained model dari HuggingFace yang lumayan juga ukurannya, hampir setengah Gigabyte.
Di sini kita akan membuat sistem Chat yang dapat menginfokan data.csv yang telah digunakan untuk transfer learning. Oiya, transfer learning adalah melatih model dengan data baru dari model yang sudah terlatih sebelumnya. Beberapa bobot dibekukan (freeze) agar info yang dahulu dapat dipakai lagi, sementara data baru menggunakan bobot yang biasanya diujung untuk belajar hal baru.
Tampak paramater yang dapat dilatih contoh di atas adalah 500an Mb sementara yang dibekukan 60-an juta parameter. Bagaimana penggunaannya? Sederhana saja, mirip ChatGPT. Jika kita ingin mencari informasi nilai dari tabel tersebut kita tinggal bertanya saja.
Yang tadinya model tidak bisa menjawab informasi tersebut (silahkan tanya ChatGPT, pasti jawabannya seperti gambar sebelumnya), sekarang bisa menjawab. Hal terpenting adalah model transformers dapat mengetahui susunan kata yang berbeda. Tinggal model tersebut diimplementasikan pada Web maupun mobile app.
Jadi jika kita akan membuat sistem ChatBOT yang menjawab masalah jadwal perkuliahan, prosedur pendaftaran dan lain-lain, alangkah baiknya menggunakan aplikasi ini. Saya pernah ditegur oleh bagian pusat layanan informasi/pusat informasi karena dianggap tidak men-share informasi dari rektorat ke jurusan yang saya pimpin (padahal sih udah), akibat mahasiswa yang kerap chat ke layanan informasi dan mengganggu waktu istirahatnya, karena sebagai manusia biasa butuh istirahat. Waktu pandemi COVID-19 memang mahasiswa butuh informasi tertentu terkait kuliahnya. Alangkah baiknya hal-hal yang kadang pertanyaannya ‘itu-itu saja’ bisa diganti dengan AI. Sekian, semoga bisa menginspirasi.