Latihan Menjelang UAS: Arsitektur dan Organisasi Komputer

  1. Berapakah konversi bilangan 75.5 desimal menjadi floating point single precision?

Jawab:

Untuk menjawab soal di atas kita buat menjadi beberapa tahap:

  1. Tahap pertama mengkonversi 75.5 desimal menjadi biner

    Bagi 75 dengan 2 terus menerus hingga bilangan terkecil hasilnya -> 1001011

    Bilangan di belakang koma biner adalah 0.5, 0.25, 0.125, dan seterusnya. Berarti 75.5 dalam biner= 1001011.1

  2. Tahap kedua merubah menjadi bilangan berpangkat. Ambil harga 1.xxxx. Jadi 1001011.1 dirubah menjadi: 1.0010111 x 26.
  3. Tahap ketiga adalah mengkonversi pangkat (dalam hal ini 6) menjadi exponent terbias:

    Rubah dulu 6 desimal menjadi biner: 110(b). Setelah itu jumlahkan dengan 07FH atau 0111111(b). Hasilnya: 10000101.

  4. Tahap keempat adalah mengatur komposisi bilangan floating point.

    Bilangan floating point single precision terdiri dari 32 bit dengan komposisi bit pertama adalah tanda (0 untuk positif dan 1 untuk negatif), komposisi berikutnya adalah exponen terbias, dan dilanjutkan dengan sisa (angka di belakang koma) hingga seluruhnya 32 bit.

    Sign (tanda)        : 0

    Exponent terbias    : 10000101

    Mantisa        : 0010111 ditambahkan nol hingga seluruhnya 32 bit.

    Jadi bilangan floating pointnya adalah:

    01000010 10010111 00000000 00000000

  5. Berapakah konversi dari bilangan floating point berikut ini menjadi desimal?

    11000000 11110000 00000000 00000000

Jawab:

  1. Prinsipnya adalah sama dengan soal A, hanya dibalik langkahnya. Pertama pecah menajdi seperti langkah 4 soal A.

    Sign (tanda)        : 1 (berarti negatif)

    Exponent Terbias    : 10000001

    Mantisa        : 11100000

  2. Langkah kedua, kita mencari pangkat (exponent) dari exponen terbiasnya.

    Exponent tak terbias = Exponen terbias – 07FH. Disini dikurangi karena pada langkah 3 soal A ditambah. Jadi 10000001 – 01111111 = 10 (b) dan dalam desimalnya = 2. Jadi pangkatnya adalah 2.

  3. Langkah berikutnya adalah memasukan mantisa ke dalam pangkat yang telah dihitung di langkah 2. Mantisanya adalah 11100000 berarti pangkat lengkapnya:

    1.11100000 x 22 atau tanpa menggunakan pangkat: 111.100000.

  4. Langkah terakhir dan yang termudah adalah mengkonversi hasil perhitungan 3 menjadi desimal. Perhatikan ada angka di belakang koma. Jadi bilangan tersebut adalah pecahan. Kita konversi terlebih dahulu yang di sebelah kiri koma, 111(b) = 7 dan di sebelah kanan koma: 0.1(b) = 0.5. Awas, jangan lupa karena tandanya negatif, maka jawabannya adalah -7.5.
  5. Berikutnya soal yang lebih rumit, yaitu rubah menjadi desimal bilangan floating point single precision berikut ini:

    00111111 00010000 00000000 00000000

Jawab:

 

  1. Seperti biasa pecah menajdi seperti langkah 4 soal A.

    Sign (tanda)        : 0 (berarti positif)

    Exponent Terbias    : 01111110

    Mantisa        : 00100000

  2. Langkah kedua, kita mencari pangkat (exponent) dari exponen terbiasnya.

    Exponent tak terbias = Exponen terbias – 07FH. Disini dikurangi karena pada langkah 3 soal A ditambah. Jadi 01111110 – 01111111 = 11111111(b) dan dalam desimalnya = -1. Jadi pangkatnya adalah -1. Di sinilah yang tersulit.

  3. Langkah berikutnya adalah memasukan mantisa ke dalam pangkat yang telah dihitung di langkah 2. Mantisanya adalah 11100000 berarti pangkat lengkapnya:

    1. 00100000 x 2-1 atau tanpa menggunakan pangkat: 0.100100000.

  4. Langkah terakhir dan yang termudah adalah mengkonversi hasil perhitungan 3 menjadi desimal. Perhatikan ada angka di belakang koma. Jadi bilangan tersebut adalah pecahan. Di sebelah kanan koma: 0.100100000(b) = 0.5 + 0.0625. maka jawabannya adalah 0.5625.
  5. Berapakah Konversi data ke sinyal enkode Modified Frequency Modulation (MFM)

    1001011 dan berapa dalam Run-Length Limited (RLL)

Jawab:

  1. Perhatikan aturan main:
    1. pulsa berisi data harus logika 1 (sinyal naik ke atas).
    2. Walau ada nol berurutan, tetap nol di sinyal data (d).
    3. Jika ada nol berurutan, menjadi 1 di sinyal clock (c) tetapi tetap 0 di sinyal data (d). Gunanya untuk sinkronisasi saat pembacaan harddsik.
  2. Gunakan grafik dengan membagi menjadi C dan D.

Isi bagian data sesuai dengan soal (jika nol berada di bawah dan 1 berada di atas). Dilanjutkan dengan mengisi bagian clock (C). Perhatikan jika data=0 dilanjutkan dengan clock 0 maka harus naik, lihat aturan C.

  1. RLL membagi tiap MFM menjadi 3 bagian. Lihat tabelnya untuk misalnya jenis encode 2,7

    Kelompokkan menjadi data yang sesuai Input Data Stream. Jadi 1001011 akan dikelompokan menjadi (10)(010)(11) yang akan dikonversi menjadi: 01001001001000 pada tabel di atas. Cara menggambar mudah, nol di bawah, satu naik.

     

Berapakah nilai desimal:

 

01011101 10010011 0000000 00000000

0 10111011 00100110 à lanjutkan.

Iklan

Computer Organization and Architecture References

I have tought computer organization and computer architecture, but I have never tought computer architecture and organization, so this is a difficult task for me. When I was teaching that subject, I used book written by Stalling. That book is very difficult to understand because the bad translation from English to Indonesia, but it gave me useful information about basic computer organization and architecture.

If you search from the internet, you will find a lot of ebook about this subject. As an example is a book written by David Tarnoff that discuss both organization and architecture of computer. This book is very basic that contain a lot of digital subject. If you always buy computer magazine, you may be dislike this book because there is little interesting picture. Of course you can find lattest component by searching it from internet.

The next book that will introduce to you is from Michael Karbo, “PC Architecture”. If you dislike Tarnoff’s book because of its image, you will like this book because full of interesting picture that discribe about the component of PC. The explanation is very easy, and you will never meet the mathematic analysis on it.

May be you need some suplemen books even though out side of computer organization and architecture scope, for example “Hardware Bible” written by Winn L. Rosch.

Of course you must search other books, especially that explain about new devices because computer technology is grow fast. Some new gadget like tablet pc, blackberry, etc, must be mastered if you want not to be said “JADUL”.

Rahmadya Trias Handayanto

Seminar Overclocking Himpunan Mahasiswa Komputer (HMK) UNISMA Bekasi

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Komputer (HMK) UNISMA Bekasi menampilkan seminar bedah pc dengan tema “Over Clocking” yang merupakan tema yang cocok dengan jurusan Teknik Komputer. Seminar yang dimoderasi oleh Bp Faisal ini menampilkan sosok jogo over clocking Indonesia, Dicky Jatnika (http://www.facebook.com/groups/174269915336/).

Setelah membahas beberapa aspek hardware dari sebuah PC, mas Dicky kemudian masuk ke materi utama yaitu over clocking. Bagi yang belum tahu apa itu over clocking, bisa dicari di google. Gampangnya, over clocking di sini adalah menaikan kecepatan prosesor PC yang kita miliki. Setiap PC pada bios-nya memiliki fasilitas untuk menaikan kecepatan (clock) dari prosesor dengan adanya fasilitas Multiplier (pengali) yang bisa mendekati angka 15 kali.

Masalah utama pada over clocking adalah mengatasi suhu yang meningkat tajam (hingga di atas 70 derajat) yang dapat mengakibatkan komputer blue screen. Oleh karena itu, kipas pendingin pada prosesor harus diganti dengan yang lebih kuat pendinginannya seperti dengan menambah sirip tambahan, kipas tambahan, pendingin seperti kulkas, hingga yang paling ekstrim adalan dengan nitrogen cair. Sebagai informasi, nitrogen cair dapat mencapai suhu hingga minus 200 der celcius, dan dari informasi pembicara, katanya harga nitrogen cair di Indonesia adalah yang paling murah dibanding negara lain.

Hal yang menarik dari seminar ini adalah bahwa teknologi informasi saat ini sangat cepat perkembangannya, alat yang kita beli saat ini, beberapa bulan ke depan langsung turun dengan cepat. Sebenarnya hal ini bisa menguntungkan konsumen sekaligus juga bisa dibuat jengkel. Pembicara juga cukup baik menggambarkan hardware-hardware terbaru yang muncul saat ini, seperti harga VGA Card yang sangat mahal, hingga jenis harddisk baru bernama SSD yang memiliki kinerja lebih dari tiga kali lebih cepat dari harddisk biasa, yang tentu saja harganya jauh lebih tinggi.

Mudah-mudahan, seminar ini dapat menggalakkan kembali oprek-oprek PC seperti era 90-an mengingat saat ini PC seperti mati suri akibat diterjang oleh derasnya arus gadget (handphone, notebook, tablet PC, dan sejenisnya yang sifatnya mobile).

Rahmadya Trias Handayanto