Konversi Web App ke Mobile App Kilat – MIT App Inventor

Aplikasi Web masih menjadi sentral aplikasi-aplikasi yang ada karena kelebihan-kelebihannya. Jika aplikasi desktop terkendala dengan aksi-aksi pembajakan, mirip game-game era 90-an, maka game-game saat ini mulai dari mobile legend, free fire, pubg, dan lain-lain yang mengharuskan koneksi internet, pembajakan sulit dilakukan. Source code akan aman karena berada di server, berbeda dengan game offline yang bisa digunakan tanpa diketahui sudah berapa kali diinstall.

Android studio masih menjadi andalan utama para pengembang aplikasi mobile. Beberapa mahasiswa mengeluh berat-nya aplikasi pembuat mobile app tersebut, maklum budget mahasiswa terbatas. Sementara lab terkadang karena banyaknya aplikasi-aplikasi yang terinstall untuk praktikum, lambat ketika dijalankan.

Saat ini, beberapa tools sudah dapat digunakan tanpa perlu menginstall misalnya dengan library Buildozer di Python [link] maupun tools online, misalnya MIT App Inventor [link]. Video singkat ini menggambarkan hanya kurang dari 2 menit, konversi ke Apk berhasil dibuat.

Diagram UML Terintegrasi dengan Enterprise Architect

Akhir tahun merupakan tanggal dimana laporan proyek harus diserahkan. Jika laporan proyek tidak selesai, pinalti siap menanti. Sepertinya sudah biasa, programer yang jago coding, tetap saja ketika diminta menyelesaikan laporan mengenai sistem yang dibuatnya, kalang kabut juga. Mungkin efek dari kebiasaan saat kuliah dulu. Fokus ke coding atau buat alat, tapi kurang fokus ke laporan. Padahal laporan sangat penting, terkait dengan dokumen spesifikasi program. Perlu diketahui, apapun model pengembangan sistem, tetap harus ada pengembangan dari versi pertama lanjut kedua dan seterusnya.

Untungnya saat ini banyak tools untuk mempermudah membuat laporan, khususnya terkait diagram, baik objek (UML) maupun proses (DFD), hingga database (ERD). Tools tersebut ada yang sekedar gambar, seperti Visio, tapi ada juga yang bisa dilanjutkan ke kode, misalnya Rational Rose dari IBM. Nah, kali ini kita coba Enterprise Architect (EA) yang fokus ke pembangunan diagram yang terintegrasi. Salah satu yang powerful dari aplikasi ini adalah sangat ringan dibuka dari komputer standar (i5 ke atas prosesornya).

Bagi pembuat laporan tentu saja kemudahan dalam copas dari model ke laporan word. Nah, EA tidak perlu mengekspor, cukup dengan blok dan copas ke ms word, sangat praktis. Hasilnya pun lengkap, dan yang terpenting, satu file project dapat dibuat menjadi modul-modul yang terintegrasi seperti membuka file pada explorer. Berikut video singkat bagaimana membuat salah satu diagram terkenal UML, activity diagram. Diagram ini versi lebih praktis dari flowchart yang agak ribet dalam percabangan/decision.

Membuat Aplikasi Android untuk Mengakses Web

Aplikasi web dibuat guna mengatasi keterbatasan aplikasi desktop yang harus terlebih dahulu menginstal program. Dulu waktu kerja di bank, ketika satu komputer teller rusak, saya diminta menggantikan dengan komputer yang baru, setelah instal sistem operasi dilanjutkan dengan instal aplikasi Branch Teller (BT) [link]. Prosedurnya cukup rumit, mendaftarkan IP computer ke local server terlebih dahulu, dan lain-lain. Tidak lama kemudian, muncul aplikasi baru berbasis Web, tinggal menyediakan komputer yang berisi sistem operasi, daftarkan sertifikat ke local server, komputer siap pakai, tanpa menginstal terlebih dahulu.

Waktu itu handphone masih motorola, nokia, dan sejenisnya, bahkan blackberry pun waktu itu masih dipakai oleh Obama saja. Kemunculan Smartphone, yang dipelopori oleh Samsung dan Iphone menuntut akses aplikasi via mobile. Ketika sebelumnya harus membuka komputer, menjalankan browser dan mengakses url tujuan, dirasa sangat lambat dan kurang praktis. Muncullan aplikasi berbasis android (APK) yang memudahkan pengguna menjalankan aplikasi.

Ada aplikasi yang murni berjalan di smartphone ketika diinstal, ada yang harus login atau terhubung ke server. Nah, kebanyakan saat ini aplikasi terhubung ke server, dimana proses berjalan di server bukan di client. Kelemahan ketika berjalan di client adalah aplikasi dapat dibajak, padahal beberapa aplikasi, membutuhkan iklan. Jika diinstal di client, mirip aplikasi windows jaman dulu (*.exe atau *.com) tentu saja iklan tidak berjalan karena aplikasi bisa dijalankan offline.

Untuk membuat aplikasi mobile, banyak software yang mendukung pemrograman mobile. Kebanyakan harus menginstal terlebih dahulu, misalnya Android Studio. Nah, saat ini aplikasi yang bisa membuat apk tanpa harus menginstall softwarenya karena online, yakni MIT App Inventor [link]. Jika Anda hanya mengkoneksikan Web, cara tercepat adalah dengan me-mobile-kan browser. Berikut video tutorialnya.

Hosting Website Gratis

Jika dilihat dari tren framework web dari Google [link] maka dapat dilihat, untuk Indonesia, bahasa PHP masih banyak peminatnya, sementara untuk dunia, Python yang mendominasi.

PHP masih banyak digunakan sebagai bahasa pemrograman web. Banyak vendor hosting server cloud menggunakan bahasa ini, salah satunya adalah webhost [link]. Karena gratis, maka sangat cocok untuk mahasiswa mempublish website rancangannya.

Untuk program studi yang tidak memiliki fasilitas server bisa menggunakan webhost. Kode dapat diakses dari manapun, tidak mengandalkan server lokal yang biasanya menggunakan XAMPP dan sejenisnya.

Untuk ilustrasi, silahkan lihat video berikut yang menghasilkan aplikasi berbasis web.

Membuat HTML yang Mengakses Google Sheet via API

Untuk database yang tidak memerlukan banyak relasi biasanya penggunaan Google Sheet sudah cukup memadai. Dengan men-sharing Sheet yang dibuat, data bisa diakses oleh pengguna lain sehingga mudah dalam pengelolaannya. Jika selama ini sharing memerlukan akses membuka Google Sheet, banyak masalah muncul akibat penggunaannya yang tidak ‘user friendly’, misalnya ada kolom atau cell tertentu yang terhapus, dan masalah lainnya. Oleh karena itu postingan kali ini kita menggunakan aplikasi web (HTML + Javascript) untuk mengakses data Google Sheet.

1. Membuat Tabel

Misal kita akan membuat tabel harga satuan barang untuk keperluan bangunan seperti semen, pasir, dan lain-lain. Buka Google Sheet [link]. Buat tabel baru dengan nama misalnya barang. Buat dua kolom dengan dengan nama kolom: Nama dan Harga.

Selanjutnya adalah membagi (share) dengan setingan full access (anyone with link + sebagai editor). Agar bisa melakukan proses input ke tabel tersebut.

Salin link tersebut agar bisa diakses oleh orang lain. Di sini kita perlu membuat Application Programming Interface (API) sebagai penghubung data dengan program lain.

2. Membuat API

Dengan API maka program yang dibuat tidak perlu mensinkronkan program dengan platform database yang digunakan, misal MySQL, Oracle, SQL Server, dan lain-lain. Asalkan API tersedia maka program tidak perlu menggunakan driver untuk terkoneksi dengan basis data tersebut. Untuk mudahnya, gunakan saja Sheet.Best [link].

Setelah menekan START FREE login dengan Google Anda, lalu buat koneksi baru. Isi link Google Sheet yang sebelumnya sudah dishare full access. Isi field-field yang dibutuhkan, seperti Identification dan Connection URL.

Tunggu beberapa saat hingga proses koneksi selesai. Untuk melihat link API yang baru saja dibuat, tekan DETAILS di bagian bawah CONNECTION.

Selamat, kita telah berhasil membuat API dari Google Sheet. Link teredia tinggal menekan Copy di samping link API. Untuk mengujinya, paste saja di browser, dan pastikan JSON muncul.

3. Mengakses API via HTML

Pada dasarnya ada 2 jenis akses web, yaitu Server Side dimana kode ada di server seperti PHP, Dotnet, Flask, Django, dan client side, misalnya Javascript. Tentu saja kalau data penting, perlu login dan akses diletakan di server (server side) ketika beroperasi. Di sini karena hanya fokus mempermudah penginputan kita menggunakan Client-Side dengan Javascript. Jadi tidak diperlukan server, asalkan tim/pengguna memiliki file HTML, aplikasi dapat dijalankan.

Silahkan gunakan bantuan dari situs-situs yang memberikan edukasi pembuatan HTML [link], atau bisa menggunakan ChatGPT [link]. Untuk chatGPT gunakan saja prompt awal: ‘buatkan kode html menampilkan tabel dengan judul kolom Nama dan Harga’. Jika sudah muncul jawaban, gunakan prompt kedua ‘isikan tabel dari data API: <isi url API>’.

Lanjutkan dengan prompt ketiga: ‘tambahkan di bagian atas tabel isian/form input Nama dan Harga barang yang datanya isiannya dikirim ke API: <link API>.

Jika ingin hasil yang lebih cantik juga tabel terupdate otomatis ketika tombol tambah produk ditekan, tambahkan prompt keempat: ‘buat tabel otomatis terupdate ketika tombol tambah produk ditekan dan percantik dengan CSS’. Hingga dihasilkan sebagai berikut.

Skill Sarjana .. Seharusnya Apa?

Dalam dunia akademik ada jurang pemisah antara riset dan skill/keterampilan. Jika riset mengharuskan adanya penelitian yang menghasilkan kontribusi, skill mengharuskan seseorang mampu mengerjakan dan menghasilkan sesuatu. Biasanya keterampilan diuji dengan ujian LSP sementara riset lewat tugas akhir. Riset biasanya menguji sesuatu, entah itu metode maupun melakukan improvement agar dihasilkan metode yang lebih baik. Hanya saja untuk level sarjana (S1) tentu saja tidak diharuskan menghasilkan metode baru baik modifikasi maupun metode baru (novelty).

Agak sedikit membingungkan jika mahasiswa S1/sarjana profilnya mampu riset, yang biasanya itu untuk S2 dan S3. Mahasiswa S1 sendiri profilnya jika disesuaikan dengan aturan pemerintah hanya di level menggunakan saja. Istilah menggunakan ini bukan menggunakan tools seperti SPSS, rapid miner, atau tool lain yang fokusnya ke riset, tapi menggunakan bahasa pemrograman, pengetahuan jaringan komputer, framework-framework aplikasi, dan sejenisnya yang memang sangat dibutuhkan dunia kerja/industri.

Ada sedikit masalah ketika mahasiswa S1 syarat lulusnya publish di jurnal. Walaupun kadang ada juga aturan kampus (maksudnya mungkin baik, standar melebihi standar DIKTI) yang mengharuskan publish, atau sekedar submit (nah, ini yang merepotkan pengelola jurnal seperti saya, karena mereka asal submit dan ‘nyampah’ – tak perduli diterima atau tidak).

Kampus tertentu saya lihat memiliki sedikit trik, yakni tidak hanya membangun sistem dengan 1 model, melainkan beberapa model yang dibandingkan, setelah itu ketika sudah jadi diimplementasikan dalam sebuah aplikasi sederhana (bukan dalam script saja, e.g. di colab/editor). Jadi riset nya dapat, skill develop system dapat. Untungnya saat ini masalah implementasi jadi mudah dengan bantuan ChatGPT.

Selain itu mahasiswa perlu memodifikasi kode, mirip dengan parafrase tulisan biasa, agar tidak terdeteksi plagiarisme kode program [link]. Berikut contoh implementasi Deep Learning pada Web.

Akses POST, GET dan DELETE pada API

POST, GET dan DELETE merupakan salah satu fungsi REST API. Di sini data dimanipulasi, mirip konsep Create, Read, Update, dan Delete (CRUD) pada database. Bedanya pada REST API proses tidak melihat platform teknologi database yang digunakan, asalkan API tersedia dengan data Json atau Xml, pertukaran informasi bisa dijalankan. Bahkan Google Sheet pun bisa dibuat API:

Kode HTML yang disupport Javascript ternyata dengan mudah dan ringan bisa diterapkan POST dan DELETE. Oiya, PUT termasuk metode yang lain. Berikut video implementasinya, silahkan tanya ChatGPT untuk menghubungkan HTML dengan API, disertai akses POST, PUT, GET dan DELETE.

Akses API dari Google Sheet lewat HTML

Lanjutan dari post yang lalu [link], kita akan mencoba memanfaatkan Google Sheet untuk data yang akan dikelola lewat aplikasi web. Biasanya yang sering kita lihat adalah aplikasi PHP-Mysql dengan koneksinya. Biasanya dibutuhkan sebuah server khusus, misalnya Apache untuk PHP. Masalahnya adalah server tersebut perlu dihosting serius, apalagi kalau aplikasinya besar (enterprise application). Nah, untuk data yang sederhana, dan bisa digunakan oleh pengguna internal, kita bisa menggunakan server dari Google Sheet.

Google sheet merupakan aplikasi terkenal Google, sering disebut Excel Online. Formatnya sangat mudah karena sebagian besar manusia di bumi pernah menggunakan Microsoft Excel atau spreedsheet merek lain, open office, dan lain-lain. Google Sheet menyediakan aplikasi Google Script (GS) untuk mengelolanya seperti pada postingan sebelumnya [link], namun untuk digunakan dalam script html perlu perlakuan khusus. Nah, di sini kita butuh bantuan sheet.best [link] untuk mengkonversi Google Sheet menjadi Application Programming Interface (API) yang dapat digunakan langsung via kode html (tentu saja ada javascript di dalamnya).

Jadi hanya dengan menempatkan file HTML di server web statis seperti spaces.w3spaces.com atau github page, dan sebuah file Google Sheet, aplikasi database sederhana dapat berjalan. Tentu saja untuk database kompleks harus memanfaatkan server database, seperti MySQL, postGres, dan lain-lain walaupun saat ini jenis database no-sql kian diminati.

Ikuti saja langkah-langkah pada video ini dan saat ini ChatGPT [link] merupakan sarana belajar sekaligus menghasilkan kode. Untuk belajar karena kita bisa bertanya penjelasan line-code di tiap-tiap baris kode sehingga bisa menjalankan kode sendiri nantinya. Sekian, semoga bermanfaat.

Yuk Bermain API – Application Programming Interface

Beberapa aplikasi seperti e-commerce (traveloka, agoda, pegipegi, airbnb, dll) tidak membuat sendiri basis data yang dikelolanya melainkan dengan mengakses Application Programming Interface (API) yang dibuat oleh penyedia data. API sendiri ada yang berpassword (token), dan yang bebas. Selain itu dari datanya ada yang berjenis XML dan ada yang terkenal, yaitu JavaScript Object Notation (Json). Di sini kita gunakan Google Sheet, salah satu aplikasi yang mudah digunakan karena berformat excel. Tapi dalam praktiknya biasanya menggunakan DBMS standard, mysql, postgresql, oracle, dan lain-lain.

Silahkan untuk latihan gunakan penyedia API-API gratis baik resmi maupun untuk sekedar testing saja, misal [link]. Silahkan buka Google Sheet lewat Gmail atau GDrive dan masuk ke extension untuk menginput kode Google Script (GS) agar bisa tercipta API. Lihat dokumentasi GS bagaimana cara menggunakannya, atau tanya saja ChatGPT lalu pelajari cara kerjanya. Silahkan lihat video saya berikut:

 

Mencoba Sendiri Teknologi AI Terkini

Beberapa waktu yang lalu saya menonton film berjudul mission impossible. Film ini mengisahkan suatu AI yang memiliki kecerdasan sendiri sehingga bisa berfikir sendiri. Salah satu yang bisa mengalahkannya hanya akses ke kode sumber yang terkunci oleh dua kunci yang digabungkan, yang dalam istilah bank ‘dual custody’, dipegang dua individu berbeda. Di sini kita dikenalkan dengan bahasa dan dampak AI jika tidak terawasi dengan baik.

Nah, postingan kali ini saya memberikan informasi bagaimana dengan cepat mengerjakan proyek sederhana AI, khususnya machine learning dengan proses pembelajaran dari data yang diinputkan. Dengan demikian model dapat mengetahui dan melakukan inferensi/prediksi terhadap keluaran yang harus dilakukan. Tidak perlu menginstall aplikasi apapun, karena di sini kita menggunakan dua aplikasi berbasis online yaitu: 1) teachable machine, dan 2) google colab. Yuk, kita mulai.

1. Teachable Machine

Sebelum masuk ke situs buatan Google tersebut, ada baiknya kita memahami transfer learning. Istilah ini adalah istilah belajar hal baru tanpa melupakan pengetahuan yang lama. Misalnya kita belajar integral, kita tentu saja tidak menghapus pengetahuan yang lama, misalnya diferensial atau aljabar. Jadi ilmu yang lama tetap ada.

Teachable machine menggunakan beberapa model terkenal, biasanya berbasis tensorflow, yang sudah diajarai data sebelumnya, misalnya mengenali 1000 kelas objek dari puluhan juta gambar yang memang dimiliki dengan baik oleh Google. Setelah itu kita hanya mengajari model yang sudah diajari tersebut untuk mengenali hal baru, misalnya memakai masker atau tidak.

Jika model sudah mengenali masker kita tinggal memakai engine hasil training tersebut untuk kebutuhan kita. Di sini kita untuk eksperimen menggunakan Google Colab.

2. Google Colab

Aplikasi online ini adalah aplikasi berbasis python, khususnya jupyter notebook, yang dapat diakses gratis. Selain menyediakan environment dan software programming python, situs ini juga menyediakan server disertai GPU (dulu gratis sekarang bayar). Untuk data jangan khawatir karena dengan mudah terhubung dengan Google Drive yang sudah sebagian besar orang mengenal lokasi penyimpanan cloud ini. Jadi dengan hanya terhubung ke internet, lewat browser, kita dapa membuat aplikasi AI. Tentu saja Google Colab hanya untuk testing model yang kita buat, jika sudah ok tinggal kita implementasikan di desktop, web, maupun perangkat mobile.

Untuk mempelajari Google Colab, syaratnya Anda harus menguasai dasar-dasar Python, syukur-syukur sudah menguasai Jupyter Notebook dengan instruksi-instruksi PIP yang menginstall Library. Walaupun terkadang Google Colab sudah menginstall library-library yang ada saat ini terkadang ada saja library yang tidak terpasang, bahkan dalam video berikut ini ada yang perlu diupgradi pip-nya.

Membuat Objek dengan PHP

Biasanya materi pemrograman berorientasi objek (PBO) menggunakan Java. Namun saat ini sebagian besar bahasa pemrograman memiliki kemampuan membuat program berorientasi objek, salah satunya adalah PHP. Walaupun tren bahasa ini menurun di dunia, kalah dengan Python, tetapi di Indonesia masih banyak digunakan.

Untuk basis data, penggunaan basis data khusus Objek masih sedikit yang berminat mengingat basis data relasional sudah digunakan sejak lama. Namun dapat diatasi dengan penggunaan konsep Object Relational Data Base Management System (ORDBMS). Kalau basis data objek menyimpan objek mobil misalnya, ORDBMS menyimpan mobil dalam bentuk roda, mesin, sasis dan elemen lainnya.

Class

Salah satu syarat wajib PBO adalah adanya class. Fungsinya membuat sebuah objek sejenis sebagai templatenya, berisi atribut dan method atau operation. Berikut ini contoh diagram kelas untuk kelas barang.

Tiap class juga memiliki sebuah method yang bernama constructor yang fungsinya membangkitkan sebuah objek. Berikut ini class Barang dalam bahasa PHP. Note: karena bahasa PHP, jangan lupa mengawali dengan tag: <?php

Potongan kode di atas menunjukan fungsi constructor yang menginisiasi database relational. Di bagian bawahnya ada method insert yang berfungsi memasukan data barang, di bawahnya update dan seterusnya, sering disebut dengan istilah Create, Read, Update, dan Delete (CRUD). Sebelumnya siapkan saja database MySql.

Objek

Jika kelas yang diibaratkan template sudah ada, sebuah objek dapat dibentuk. Jadi prinsipnya ketika ingin mengakses CRUD, aplikasi tidak langsung terhubung ke database, melainkan membentuk objek terlebih dahulu.

Pertama-tama impor kelas yang dibutuhkan dengan include ‘Barang.php’; yang sesuaikan dengan letak/path-nya. Sebaiknya dibuatkan dalam satu folder khusus, misalnya classes. Perhatikan bagaimana membuat sebuah objek barang. Standar-nya nama objek diawali huruf kecil, sementara nama kelas huruf besar. Di sini $ merupakan standar bahasa PHP sebagai variabel.

$barang = new Barang();

Ketika sudah terbentuk objek dari kelasnya (class Barang) maka kita dapat mengakses method yang dimiliki misalnya read, di sini contohnya membaca id_barang=1, yang jika dijalankan aplikasinya tampak seperti gambar di bawah. Sekian, mudah-mudahan tertarik dengan sistem berorientasi objek.

Memasang Aplikasi Web Yang Dibuat dengan Framework LARAVEL

Terkadang kita diminta menginstal/memasang aplikasi dengan framework laravel yang telah dibuat programer. Ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Unduh aplikasi yang telah dibuat programmer, biasanya dari Github atau Google Drive.

2. Ekstrak jika masih berformat ZIP.

3. Pada lokasi folder, klik kanan dan masuk ke terminal

4. Ketik: composer update pada terminal, tunggu beberapa saat

5. Buka folder aplikasi laravel, disarankan menggunakan sublime text atau visual studio code untuk mempermudah beralih antar file. Jika sudah ada file .env pekerjaan lebih mudah, anggap saja kita belum memiliki. Lakukan rename pada file .env.example menjadi .env.

6. Berikutnya adalah mengisi APP KEY pada file .env. Ketik: php artisan key:generate pada terminal. Pastikan muncul pesan: Application key set successfully. Pastikan APP KEY sudah terisi.

7. Lihat kembali gambar di atas pada bagian DB_. Isi host, port, nama database dan root. Jika belum ingin dipassword, biarkan saja password kosong.

8. Masuk ke phpmyadmin pada browser untuk membuat database seperti pada file .env.

9. Selanjutnya adalah migrasi data dengan mengetik pada terminal: php artisan migrate. Tunggu hingga proses migrasi selesai.

10. Cek di phpmyadmin, pastikan muncul tabel-tabel yang terpasang.

11. Terakhir, jalankan server laravel dengan mengetik: php artisan serve. Pastikan server hidup dan buka browser dengan alamat: http://127.0.0.1:8000. Selamat, kita telah berhasil memasang sebuah aplikasi yang dibuat dengan framework LARAVEL.

Run Python di Apache

Postingan yang lalu membahas bagaimana menjalankan python di web dengan framework terkenal python, yaitu flask. Ada kemungkinan python akan menggeser php di masa yang akan datang mengingat tren python yang terus meningkat mengalahkan php. Saat ini apache masih menjadi andalan untuk web server php. Oleh karena itu perlu mengintegrasikan python dengan server favorit tersebut.

XAMPP sebagai software yang banyak dipakai untuk menjalankan php dengan databasenya (mysql atau mariadb) dapat diintegrasikan dengan python. Berikut ini tekniknya untuk yang berbasis windows.

Pada dasarnya ada dua hal yang harus dilakukan:

  • Set httpd.conf
  • Menambah header di file python (*.py)

Untuk yang linux agak sedikit rumit mengingat adanya hak akses khusus ke folder-folder linux, misal ubuntu. Silahkan dicoba.

Rest API Sederhana – Read Database dengan GET

Saat ini kebanyakan aplikasi Web menggunakan metode mengakses dengan Application Programming Interface (API). Metode ini berisi web service yang menyediakan fasilitas mengakses data lewat protokol HTTP: GET, PUT, POSH, dan DELETE. Lewat protokol http, yang akan mengakses tidak perlu menggunakan bahasa pemrograman yang mengakses data, misal lewat SELECT pada akses standar SQL.

Dengan API maka data di database serves dapat diakses oleh aplikasi lain yang berbeda platform dan bahasa dengan Web server, misal mengakses lewat aplikasi Android/IOS atau lewat front-end VuJS, React-JS, dan sejenisnya. Jadi API laksana tombol yang dapat diakses oleh aplikasi lain. Berikut ilustrasi penggunaannya, dengan GET yang berfungsi me-read database. Tentu saja dalam implementasinya dibutuhkan token untuk membatasi siapa saja yang bisa mengakses API tersebut.

Praktikum Web Online

Aplikasi web saat ini merupakan aplikasi standar karena aplikasi berbasis desktop sudah jarang dijumpai. Perkembangan teknologi yang cepat pada bidang ini mengharuskan kampus ikut menyesuaikan pula. Mahasiswa selain mampu membuat disain pada lokal komputer, misalnya dengan php-mysql, harus mampu juga meng-online-kan. Jadi baik development dan production mahasiswa memiliki kemampuan itu.

Beberapa tempat hosting banyak dijumpai. Untuk mahasiswa hosting gratis menjadi andalan utama. Tentu saja dengan kapasitas yang seadanya. Tapi untuk aplikasi-aplikasi dasar tidak menjadi masalah. Misalnya www.000webhost.com seperti ditunjukan pada video di bawah ini.

Sebagai latihan dasar, skill yang dibutuhkan pada aplikasi Web adalah menghubungkan Web dan Database server. Biasanya menggunakan PHP dan MySQL, dilanjutkan dengan menjalankan proses Create, Read, Update, dan Delete, atau biasa disingkat CRUD.

Berikutnya adalah menambahkan Role atau hak akses yang membedakan pengguna biasa dengan administrator. Tentu saja dapat dikembangkan dengan role lainnya selain admin dan user biasa.

Silahkan coba manfaatkan fasilitas tersebut. Lumayan, gratis. Yang penting adalah bisa meng-online-kan aplikasi yang dibuat di server development (komputer/laptop kita).