Membuat Image Docker Nginx Aplikasi Web dengan Play with Docker

Teknologi informasi berkembang sangat cepat. Beragam metode dan teknik terkini muncul setiap hari. Teknologi beberapa tahun yang lalu muncul dan baru saja dipelajari di kampus, kini sudah usang. Mau tidak mau baik dosen maupun mahasiswa harus update teknik terkini kalau tidak mau dibilang ‘kudet’ alias kurang update.

Saya ingat beberapa tahun yang lalu menginstall server virtual di cabang-cabang bank swasta nasional dengan VMWARE. Kaget juga pertama kali tahu kalau aplikasi virtual itu bisa dipakai untuk transaksi real, walaupun pada dasarnya ‘kepepet’ karena hardware server berganti tetapi sistem masih yang lama, alhasil digunakanlah VMWARE sistem yang lama berjalan di hardware yang baru yang belum jadi sistem untuk transaksinya. Jadi, walau virtual ternyata bisa beroperasi layaknya server real, yang ternyata aplikasi cloud computing dasarnya adalah aplikasi-aplikasi jenis ini.

Nah, sekarang muncul jenis virtualisasi baru yang dikenal dengan nama docker. Jenis ini berbeda dengan VMWARE yang membuat virtual satu mesin full lengkap dengan sistem operasi, pada docker hanya membuat virtualisasi di sisi aplikasi. Sistem operasi masih menggunakan sistem induknya, hanya saja perlu menginstal aplikasi docker. Alasan utamanya adalah untuk memperingan akses mengingat tanpa membangkitkan sistem operasi, cukup aplikasinya saja.

Video berikut memperlihatkan sebuah Docker yang dicoba di Play-With-Docker untuk memasang aplikasi Web dengan server NGINX. Server tidak perlu diinstall NGINX karena di image Docker telah terinstall server itu. Manfaat lainnya, server tidak ‘tercemarai’ dengan aplikasi-aplikasi yang perlu diinstall, dari Library, Database, dan lain-lain yang beresiko server Crash.

Bacaan

Yang membedakan anak milenial dan era sebelum dewa online menyerang adalah bacaan. Generasi akhir 90-an dan awal 2000-an pasti tahu lokasi toko buku baik buku bekas maupun buku baru. Suka tidak suka dipaksa untuk banyak membaca, tidak ada tutorial-tutorial ala Youtube dan Tiktok, begitu pula alat bantu seperti ChatGPT dan kawan-kawan.

Saat kuliah dulu, dosen saya bercerita hobi mahasiswa generasinya adalah cerita silat (cersil) Ko Ping Ho yang kalau dihitung halamannya bisa ratusan bahkan mendekati ribuan kalau ditotal-total. Penulis-penulis jaman itu sangat terkenal dan pandai menyusun kata, berbeda dengan saat ini yang mengandalkan ChatGPT. Bahkan webinar tata cara cepat membuat tulisan dengan alat AI tersebut masif. Akibatnya profeseor yang menghasilkan tulisan dengan jumlah tidak masuk akal pun viral.

Semua kembali ke selera masing-masing. Jika Anda masih menyukai tulisan asli bukan hasil bangkitan dari AI, atau misalnya suatu saat ada film bioskop yang dibuat oleh AI dan Anda masih menyukai yang buatan manusia, berarti ada aspek tertentu yang tidak bisa digantikan oleh AI.

Salah satu novel kegemaran saya adalah karya penulis bernama Sydney Seldom yang ketika dia menulis tentang hal tertentu sepertinya dia telah dengan detil mempelajarai topik tersebut, seolah-olah pakarnya. Misalnya dalam novelnya yang berjudul ‘naked face’ yang menceriterakan seorang psikiater yang menangani orang-orang setengah gila, seolah-olah dia sendiri adalah seorang psikiater. Oiya, katanya kita semua aslinya sakit jiwa, hanya levelnya saja yang ringan atau berat, tapi untungnya bisa disembuhkan.

Yang unik adalah ketika karyanya yang berjudul ‘stranger in the mirror’, dia mengisahkan seorang komedian di akhir perang dunia kedua, yang kalau saat ini namanya komika atau stand up comedy. Sudah pasti dia harus bisa menyisipkan beberapa materi stand up comedy, misalnya berikut ini.

Dalam satu ceritanya dia mengisahkan ada sepasang muda mudi yang sedang antri ke bioskop untuk menonton film. Di depannya ada seorang pemuda yang sepertinya berdebat dengan petugas yang memeriksa karcis. Ternyata dia ditolak masuk karena membawa seekor bebek. Akhirnya pemuda itu mengalah dan menyingkir entah ke mana. Pasangan muda-mudi itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah aneh pemuda di depannya itu. Saat film dimulai, ternyata si pemuda tadi duduk di samping si cewek pasangan muda-mudi itu.

“Mas .. cowok di samping tititnya keliatan”, bisik si cewek. Si cowok berkata, “tapi kamu nggak terganggu kan?”. “enggak sih”, kata si cewek. “Ya udah, tontong aja filmnya. Akhirnya mereka kembali asyik nonton film. Tiba-tiba si cewek agak kaget, “mas .. titit cowok itu”. Si cowok jadi jengkel karena si cewek bukannya nonton film malah ngeliatin samping. “tititnya makanin popcorn aku”. Oalah, ternyata si cowok itu menyembunyikan bebeknya yg tidak boleh dibawa masuk di dalam celana, kepalanya keluar makanin popcorn si cewek.

Berbeda dengan era dulu yang bacaannya panjang karena memang membaca kertas bukan di layar, saat ini cenderung membaca cepat dan tidak panjang karena lelah jika membaca layar. Untungnya saat ini ada e-reader yang memanfaatkan teknologi e-ink yang berupa printing di layar.

Ada yang versi Android, ada juga yang versi Kindle atau jenis lain seperti Kobo dan kawan-kawannya. Yuk, banyak membaca untuk meningkatkan kemampuan imajinasi kita.

Deploy AI dengan Docker

Artificial Intelligence (AI) sangat luas, baik dari implementasi maupun definisi. AI terbagi jadi empat kuadran yakni Think Humanly, Think Rationally, Act Humanly, dan Act Rationally. Namun demikian definisi yang memuaskan sulit didapat, misalnya Alan Turing cenderung mendefinisikan AI sebagai Think Humanly, dengan Turing Test-nya dimana seseorang diminta menebak dia chatting dengan manusia atau mesin. Sementara itu tokoh lain seperti Elaine Rich menyatakan bahwa AI merupakan rancangan komputer yang melakukan sesuatu dimana saat ini manusia menunjukan hasil yang lebih baik. Misalnya aplikasi catur, ketika Grandmaster Gary Kasparov kalah oleh aplikasi catur Deep Blue, maka catur bisa dikatakan bukan wilayah AI lagi. Kalau bukan AI apa namanya? Alhasil, pertandingan catur harus mencegah pemain memanfaatkan AI. Misal ada robot yang mengendalikan motor dan mengalahkan Valentino Rossi, berarti robot pembalap itu sudah di luar AI.

Inilah yang dikhawatirkan oleh beberapa ilmuwan AI dimana produk dari AI yang mengalahkan manusia. Ketika ChatGPT muncul, ujian atau tugas mahasiswa sudah harus dipastikan tanpa memanfaatkan ChatGPT mengingat kemampuan aplikasi ini dalam men-generate tulisan atau menjawab soal-soal. Repotnya ketika AI yang telah dibuat belum ada cara mengantisipasi dampaknya.

Beragam produk AI dihasilkan setiap hari. Yang unik kebanyakan diakses tanpa perlu membayar, mirip Google yang gratis digunakan untuk searching, atau ChatGPT untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Mengapa? Hal ini karena pengguna hanya diberi akses tanpa memiliki Engine AI itu sendiri. Ketika pengembang AI menciptakan engine, biasanya mereka tidak memberikan engine itu ke orang lain, melainkan hanya memberikan akses saja, misalnya dengan API. Video berikut memperlihatkan bagaiman mengimplementasikan AI lewat akses API dengan salah satu situs online untuk praktik DevOps, yakni Play-with-Docker.

Clipping dengan QGIS

Sistem Informasi Geografi (SIG) memiliki dua jenis data yakni data vektor dan data raster. Data raster mudah dijumpai karena berupa citra, misalnya hasil jepretan kamera kita. Sementara data vektor dijumpai pada alat-alat desain visual di komputer, misalnya AutoCAD. Di sini kita akan mencoba melakukan manipulasi data vektor khususnya proses clipping, misalnya terhadap tipe data poligon yang berisi kecamatan-kecamatan di Jawa Barat dari sebuah shapefile.

Buka QGIS dan buat layer yang berisi shapefile berisi beberapa poligon. Gambar berikut menunjukkan atribut yang berisi nama-nama kecamatan yang ada. Untuk melakukan proses Clipping, ada sedikit perbedaan dengan ArcGIS yang masuk di menu Spatial Analyis di Menu. Pada QGIS kita harus masuk terlebih dahulu ke jenis data, di sini kita masuk ke menu dan pilih Geoprocessing Analysis dan pilih Clip.

Clipping membutuhkan data yang akan digunting dan pola/cetakan untuk mengguntingnya. Di sini terlebih dahulu kita sorot wilayah yang akan menjadi bagian gunting. Di sini dengan jendela Atribut kita tinggal sortir kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Kota Bekasi. Pastikan di jendela peta berwarna tertentu. Jika sudah ceklis kota Selected Feature Only. Pilih lokasi file untuk hasil Clippingnya dilanjutkan dengan menekan RUN.

Pastikan di bagian Layer muncul satu layer hasil Clipping dengan nama sesuai dengan nama yang kita ketik saat menu Save File. Selamat mencoba.

Mengatasi Problem Keterbatasan Server Lab di Indonesia

Memiliki sebuah server praktikum merupakan kendala utama untuk dunia pendidikan baik kampus maupun sekolah, khususnya di Indonesia terkait kendala biaya. Beberapa opsi dapat digunakan, salah satunya adalah menyewa server cloud. Namun biaya sewa juga menjadi masalah mengingat untuk aplikasi-aplikasi terkini yang berjenis stack-based development memerlukan infrastruktur yang kompleks.

Untuk masalah itu, solusi yang praktis adalah memanfaatkan aplikasi online yang saat ini tersedia, yakni Play with Docker [Link]. Aplikasi ini menyediakan secara gratis server yang terdiri dari beberapa instance untuk dipakai berlatih. Di sini disebut berlatih karena hanya diberi waktu empat jam untuk tiap sesi latihan. Walaupun sebentar, waktu empat jam sepertinya sudah cukup. Sebagai contoh di sini saya menggunakan satu instance baru. Instance baru tersedia dengan sebuah terminal yang sudah terinstall docker di dalamnya. Kita bisa membuat image atau untuk latihan kali ini hanya mengimpor image dari Docker Hub [Link]. Silahkan menginstall Docker Desktop di laptop Anda [Link]. Versi yang tersedia cukup lengkap dari Windows, Linux, hingga Mac OS. Untuk windows ada sedikit setting pada virtualisasi diaktifkan, silahkan panduannya untuk instalasi dengan Windows lihat di [Link].

Menjalankan Play with Docker.

Tekan start untuk memulai PWD. Pada terminal masukan instruksi ‘docker pull’ untuk menarik image dari Docker Hub yang telah kita buat sebelumnya. Proses ini memerlukan waktu sesuai dengan besar atau kecilnya image. Karena proses transfer dari cloud ke cloud dan tidak mengunduh ke laptop kita sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama. Selanjutnya jalankan dengan instruksi ‘docker run’, sesuaikan port yang akan dipublikasi.

Di sini 8080:3000 berarti yang akan diakses oleh publik adalah 8080 (kita bisa gunakan sesuai kebutuhan), sementara 3000 merupakan port yang dipakai di aplikasi FLASK. Sekedar informasi, image yang ditarik merupakan aplikasi berbasis Flask Python untuk mentranslate bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Menjalankan Aplikasi Play with Docker.

Untuk menjalankan aplikasi tekan angka PORT yang muncul di sebelah kanan OPEN PORT. Jika tidak muncul bisa mengklik kotak OPEN PORT dan isi sesuai dengan port pada Docker Run tadi. Pastikan ketika port 8080 dijalankan akan muncul aplikasi yang jika dijalankan berfungsi normal untuk mentranslate kalimat.

Beberapa waktu yang lalu Play with Docker tidak bisa diakses, biasanya sedang ada gangguan di server PWD, dan ketika tulisan ini dibuat berjalan dengan normal, semoga ke depan aplikasi online ini banyak dibuat karena secara ekonomis sangat membantu dunia pendidikan khususnya untuk software development dimana saat ini teknik stake-based development sangat dibutuhkan dengan aplikasi-aplikasi berbasis microservices atu akses antar platform yang berbeda. Untuk ilustrasi video silahkan buka link Youtube berikut ini.

Uang Kuliah Tunggal

Ketika anak masih TK, SD, dan sekolah menengah, orang tua bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari biasa saja. Walaupun ketika SMA biasanya sudah mulai bersaing ketat untuk masuk ke SMA favorit tetapi kalau pun gagal, jumlah SMA negeri tidak jadi masalah. Kalaupun swasta, biaya pun tidak terlalu mencekik, asal standar yang biasa saja untuk penduduk rata-rata. Problem muncul ketika mulai masuk kuliah, hampir semua siswa ingin masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), baik level atas seperti UI, UGM, ITB dan rombongannya hingga level bawah yang memang masih baru.

Berbeda dengan era 90-an, saat ini uang kuliah di PTN dikenal dengan istilah Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan beberapa golongan tergantung kemampuan orang tua. Ada bagusnya karena saat saya kuliah dulu, uang kuliah (dulu namanya SPP) dipukul rata sama, hanya yang membedakan sains atau tidak, untuk sains lebih mahal sedikit (hanya 25 ribu selesihnya) karena adanya praktikum. Kemampuan orang tua dipukul rata sama, yang membedakan hanya bayar atau mendapat bantuan karena tidak mampu. Padahal bisa jadi ada yang bisa membayar lebih tapi tidak ada media untuk mengakomodasinya. Nah, UKT yang terdiri dari beberapa golongan bisa digunakan untuk mengakomodasi hal tersebut.

Untuk orang tua yang pernah kuliah di daerah lain, ketika anak sudah mulai kuliah, tentu saja langsung teringat kembali masa-masa kuliah dahulu. Masa dimana sebagai anak muda mulai mencari pengalaman di daerah lain (mungkin di negeri orang jika kuliah ke luar negeri), dari mencari kos, bertemu teman baru, dan sibuk beraktivitas di kampus baru. Kenangan muncul kembali, dan ini mungkin yang membuat orang tua menginginkan anak kuliah di daerah tempat waktu dia kuliah dahulu. Terpaksa sebagai orang tua segera mencari informasi aturan-aturan dan hal-hal lain yang jauh berbeda dari puluhan tahun yang lalu. Bimbingan belajar menjadi andalan karena di sana sumber informasi dari trik-trik agar si anak lulus dan masuk ke negeri sesuai dengan kemampuan, tidak nekat seperti saya dulu. Munculnya kampus negeri baru menambah peluang diterima di kampus negeri, kebanyakan siswa bisa kuliah sesuai dengan kemampuan, baik dari sisi keuangan maupun kemampuan si anak. Ditambah lagi banyak skema yang tersedia dari jalur raport dan prestasi hingga ujian mandiri dengan sumbangan gedung layaknya kampus swasta untuk PTN.

Yang unik adalah ketika si anak ditetapkan diterima, UKT yang diputuskan dapat disanggah lewat mekanisme sanggah UKT yang bisa diambil atau tidak. Banyak yang tidak diambil karena memang PTN biasanya murah. Tapi ternyata dibanding jaman dulu ternyata biaya di kampus PTN tidak jauh berbeda dengan PTS rata-rata, tetap mahal. Setelah berpikir sejenak, akhirnya mengikuti permintaan emak-emak, terpaksa mengajukan sanggah UKT. Tambahan adalah biaya hidup yang memang di form isian tidak ada sehingga memberikan informasi baru ke kampus tujuan mengenai kondisi keuangan kita. Ternyata jika hasil pengecekan diperkirakan benar golongan UKT bisa turun. Tentu saja laporan yang diberikan berdasarkan kenyataan di lapangan, tidak dibuat-buat apalagi dengan dokumen-dokumen yang tidak benar. Biasanya diterima karena kondisi negara saat ini memang membuat kelas menengah seolah-olah hilang dari muka bumi, sebagian besar masuk ke menengah bawah. Lihat saja untuk beli sesuatu, jangankan rumah, motor saja saat ini sudah tidak masuk akal harganya, sementar penghasilan/gaji naiknya tidak linear dengan kenaikan kebutuhan. Semoga generasi kita ke depan bisa memperbaiki kondisi negara saat ini.

Basemap dan Buka Shapefile di QGIS

Walaupun dibenci, shapefile masih tetap menjadi andalan praktisi GIS. Dibenci karena karakternya yang satu data spatial wilayah tertentu berisi lebih dari satu file (*.shp, *.shx, *.dbf, dll). Saat ini yang lebih disukai adalah tipe file KML atau KMZ yang sering dijumpai di Google Earth dimana satu data hanya berisi satu file saja.

Karena sebagian instansi/institusi menggunakan shapefile maka mau tidak mau harus bisa mengelola file tersebut. Untuk membuka di QGIS cukup dengan men-drag ke Layer View. Hasilnya dapat langsung terlihat beserta dengan koordinat lintang dan bujur beserta proyeksi yang menyertainya.

Tampilan baik warna, jenis dan ukuran garis, dapat dikelola dengan mendoble klik saja layer yang baru saja disuplay ke QGIS. Untuk instalasi silahkan lihat post terdahulu [Link]. Karena saat ini kebanyakan aplikasi GIS sudah terintegrasi dengan basemap maupun satellite view baik Bing maupun Google, maka alangkah baiknya kita bisa menyisipkan Basemap di shapefile yang baru saja dibuka di QGIS. Berikut ini video bagaimana membuka file Shapefile serta menyisipkan dengan basemap yang tepat. Selamat mencoba.

Install Quantum GIS Pada Mac OS

Saya ingat dosen saya dulu bercanda kalau orang Geografi biasanya bilang, seluruh yang ada di permukaan bumi itu geografi .. wah kok? Ada istilah geopolitik juga penting, kalo ga percaya silahkan tinggal dekat Ukraina, Korea utara, timur tengah, dan wilayah-wilayah konflik lainnya. Jadi aplikasi-aplikasi berbasis data spasial sangat penting. Gojek, Gofood, dan aplikasi-aplikasi e-commerce sangat membutuhkan juga data spasial, data yang melibatkan koordinat dan proyeksi.

Sayangnya aplikasi sistem informasi geografis (SIG) biasanya mahal. Google Map API saja yang dulunya gratis sekarang berbayar. ESRI yang merupakan vendor ternama memberikan lisensi SIG baik yang desktop maupun web dengan biaya yang sangat mahal. Waktu saya kuliah dosen mewanti-wanti jika konferensi di luar negeri Laptop dijaga jangan sampai ketahuan menggunakan software bajakan.

Untungnya saat ini konsorsium yang mengembangkan open source software untuk geoinformatika sudah mulai kompak mengembangkan software GIS yang gratis dan open source, salah satunya Quantum Geographic Information Systems (QGIS). Aplikasi ini berjalan di semua platform, di sini akan didemonstrasikan dengan sistem operasi Mac OS, atau OS X.

Silahkan lihat video berikut yang diinstal di Mac OS dengan prosesor M1 (Apple Silicon). Ternyata berjalan dengan cepat dibandingkan Intel i5.

Problem API Tidak Bisa Diakses Komputer Lain

Banyak aplikasi ML yang memanfaatkan konsep API agar modul AI dapat diakses oleh orang lain tanpa khawatir kode diambil. Hal ini terjadi karena API hanya menyediakan gerbang input/output yang bisa diakses orang lain. Sebagian besar memerlukan KEY agar tidak sembarangan orang menggunakannya, misalnya ChatGPT, Twitter, dan lain-lain yang kebanyakan subscribe terlebih dahulu.

Biasanya kita mencoba server API dan pengakses di komputer/laptop yang sama dan tidak ada masalah. Namun jika server API di lokasi yang berbeda dengan pengakses, biasanya ditolak oleh server API jika tidak dilengkapi dengan Cross-Origin Resource Sharing (CORS).

Bagaimana cara mengatasinya? Jawabannya adalah CORS. Berikut contoh penggunaan CORS pada Flask:

from flask import Flask, jsonify

from flask_cors import CORS

app = Flask(__name__)

CORS(app, resources={r”/api/*”: {“origins”: “*”}})

# Contoh endpoint

@app.route(‘/api/data’, methods=[‘GET’])

def get_data():

    return jsonify({‘message’: ‘Data dari API’})

if __name__ == ‘__main__’:

    app.run(debug=True, host=’0.0.0.0′)

Di sini folder /api/ diset CORS agar bisa diakses public, dengan lokasi endpoint pada /api/data. Untuk mengujinya buat aplikasi Docker dari kode di atas dan jalankan.

Perkuliahan Hybrid

Salah satu dampak positif dari pandemi COVID-19 adalah kita dipaksa biasa menjalankan sesuatu secara daring. Mulai dari belanja, bekerja, hingga sekolah atau kuliah. Bahkan orang tua jadul yang tidak pernah memanfaatkan device untuk online terpaksa harus memanfaatkannya. Saya pernah menulisa dampak COVID dari sisi lingkungan [Link]. Karena kendaraan hampir tidak beroperasi, efeknya adalah suhu permukaan (land surface temperature) turun hingga 7 derajat baik siang maupun malam.

Seperti diutarakan oleh bapak Ridwan Kamil, sebaiknya hal-hal yang bisa diterapkan saat COVID tetap dilanjutkan saat COVID telah selesai, khususnya yang menguntungkan dari sisi waktu, tenaga, hingga dampak negatif terhadap lingkungan. Memang ada kesulitan suatu aktivitas dijalankan secara remote, seperti perkuliahan yang mengandalkan keterampilan yang memang harus dijalankan secara luring. Namun, keterampilan tertentu seperti bidang IT dan pemrograman masih bisa memanfaatkan aktivitas secara daring.

Pemasaran misalnya, ternyata efektif lewat daring, entah itu media sosial seperti tiktok, instagram dan sejenisnya, perlu terus diterapkan. Dalam pengajaran, beberapa waktu yang lalu pernah saya jalankan dengan cara hybrid yang menggabungkan tatap muka dengan online meeting. Jenis pertama saya dari rumah menggunakan zoom meeting, kampus yang dihadiri mahasiswa menayangkan zoom tersebut di layar dan mereka secara offline mengikut acara tersebut. Jenis kedua, saya hadir di kelas, beberapa siswa yang karena ada kegiatan khusus dan urgen tidak berada di lokasi dekat kampus terpaksa hadir lewat zoom. Jadi saya harus mengajar sambil zoom. Agak sedikit merepotkan tetapi ternyata untuk pertukaran data dan file lebih mudah, apalagi disertai dengan e-learning yang mendukung seperti tampak dalam video contoh berikut.

Mengurus Jabatan Fungsional Dosen

Walau dalam Tri Darma Perguruan Tinggi hanya ada tiga tugas yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesederhana itu. Banyak pekerjaan-pekerjaan administratif yang sangat menyita waktu yang jika tidak kuat, seorang dosen akan terlantar. Salah satunya adalah mengumpulkan berkas-berkas kinerja.

Salah satu komponen saja misalnya mengajar. Seorang dosen perlu mempersiapkan surat keputusan (SK) mengajar, tanda tangan absensi siswa, nilai UTS, UAS, tugas. Belum lagi mengoreksinya. Untuk bimbingan perlu mempersiapkan SK pembimbing, berita acara sidang akhir mahasiswa, dan lain-lain yang tidak semua dosen senang mengumpulkan berkas-berkas tersebut. Publikasi pun tidak sesederhana itu, perlu mengecek plagiarismenya, link review, upload di repository kampus jika link naskah tidak bisa diakses dari luar secara gratis, dan lain-lain.

Masalah muncul ketika beberapa tahun, data menumpuk dan tiba-tiba diminta mengurus jabatan fungsional dosen, di situlah letak permasalahan. Banyak berkas-berkas yang hilang. Walaupun laporan Beban Kerja Dosen (BKD) untuk pencairan tunjangan tiap semester harus dibuat, tetap saja namanya data bisa saja selip entah ke mana. Ini menjadi lingkaran setan, mau mengurus enggan karena harus cari berkas-berkas, tidak diurus, makin menumpuklah berkas-berkas yang harus dikumpulkan, tambah enggan lagi, begitu seterusnya.

Untungnya di tempat saya ada tim yang kita tinggal menyerahkan berkas-berkas, masalah input ke sistem mereka yang melaksanakan. Maklum kadang untuk dosen-dosen senior masalah seperti itu walaupun gampang tetap saja karena kesibukan jadi terbengkalai. Repot juga kan jika sudah mengumpulkan, memasukkan pula ke sistem. Yang lebih merepotkan adalah kampus yang tidak mengurusi, ditambah syarat-syarat khusus yang tidak ada di aturan DIKTI tapi diadakan kampus. Misal diminta 1 sinta 2 tatapi diminta 2 paper, harus diprint out, padahal DIKTI minta hanya upload pdf saja ke sistem.

Salah satu hal baru yang ada adalah aplikasi mobile Selancar PAK yang dapat diunduh di Playstore untuk mengecek progres perjalanan pengurusan jabatan fungsional kita. Setelah mendapat persetujuan dari LLDIKTI tempat kita berada, kita bisa menggunakan akun yang sama untuk login.

Perhatikan usulan diinput tanggal 18 Desember 2023 operator mengajukan tanggal 3 Maret 2024, alias tiga bulan. Infonya hal ini karena antrian yang banyak di pihak operator, bisa sampai ratusan. Tetapi selepas dari pengajuan operator, proses berjalan dengan kilat karena berkas sudah dicek dengan benar oleh LLDIKTI.  

Berikunya adalah proses penilaian dimulai setelah 5 hari kemudian. Di sinilah poin terpenting karena berkas kita dinilai, banyak-banyak berdoa. Untungnya bulan Ramadhan, jadi otomatis berdoa disertai dengan shalat malam.

Jika berhasil, dua minggu kemudian akan muncul tahapan berikutnya yakni terbit PAK. Untuk yang kurang beruntung pada tahapan ini muncul notif warna merah yang artinya ada yang perlu diperbaiki. Dengan aplikasi ini proses yang dulu kabarnya bisa sampai 2 tahun sekerang beberapa bulan saja. Yuk mengurus Jabatan Fungsional.

Buruh yang Dihargai vs Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Merana

Pendidikan merupakan komponen terpenting kemajuan bangsa. Tanpa pendidikan, perkembangan suatu bangsa terbatas, mengingat salah satu keunggulan manusia dibanding makhluk lain adalah kemampuannya berpikir, dan mengatasi problem-problem yang dihadapi sepanjang waktu. Negara kita di sisi lain sedang berupaya mengejar ketertinggalannya dari sisi pendidikan, termasuk komponen di dalamnya adalah ketersediaan pengajar (guru dan dosen).

Presiden Indonesia, Joko Widodo, kaget ketika mengetahui lulusan S2 dan S3 negara kita kalah dengan Malaysia [Url]. Untuk dosen, sudah hampir 100% bergelar Doktor di Malaysia, walaupun memang banyak juga sih doktor kita yang mengajar di sana. Namun terlepas dari itu semua memang seharusnya pemerintah mendukung segala usaha untuk meningkatkan kompetensi pengajar.

Dibanding buruh atau pekerja-pekerja lainnya, guru dan dosen sedikit berbeda. Cap ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ sedikit banyak ‘mengerem’ tuntutan praktisi pendidikan. Tunjangan serdos sedikit banyak membantu, tetapi hal-hal lain seperti perpindahan homebase dan ikatan-ikatan dinas tidak masuk akal lain masih menerpa dosen-dosen kita. LLDIKTI sepertinya masih memihak kampus dibanding dengan dosen-dosen. Akibatnya banyak ‘brain drain’ alias migrasi penduduk berpendidikan untuk bekerja di negara lain sulit dibendung selama negara sendiri tidak mendukung. Padahal, sedikit diberi kenyamanan, walau gaji kecil bagi penduduk kita tidak jadi masalah.

Kekompakan asosiasi dosen sepertinya tidak sekuat organisasi buruh. Selama menjadi dosen, banyak fenomena-fenomena yang sepertinya pengajar sedikit berbeda dengan profesi lainnya. Mungkin postingan ini bisa menjadi bahan referensi bagaimana kondisi pendidikan kita, setidaknya dari sudut pandang pengajar dan bisa jadi berbeda antara satu dosen dengan dosen lainnya. Termasuk jika Anda dosen negeri, pasti berbeda pula dengan saya yang dosen swasta di kampus menengah.

Dosen itu Mandiri. Berbeda dengan profesi-profesi lain yang dibentuk untuk mendukung pengguna lulusan, dosen selalu dipersiapkan tanpa disengaja. Memang ada asisten-asisten dosen ketika menjadi mahasiswa yang siap menjadi dosen, tetapi jumlahnya minoritas. Hampir kebanyakan dosen di Indonesia mempersiapkan secara mandiri pendidikan, dari S1, S2, bahkan S3. Banyak pihak yang mengambil keuntungan dari kemandirian dosen, khususnya yayasan-yayasan swasta yang mengelola kampus. Padahal studi lanjut bagi seorang dosen bisa jadi nyawa taruhannya.

Kurang Kompak. Ini merupakan pendapat pribadi saya, seorang dosen yang sempat bekerja di industri (perbankan). Kalau menurut Anda dosen itu kompak, ya semoga pendapat Anda benar. Ketika berencana S3 pun halangan internal menghadang, belum lagi hadapan eksternal. Saat studi lanjut, kebetulan saya mengalami kondisi yang sudah ‘membaik’. Biasanya kondisi buruk akibat sikap pemerintah yang mengambil kebijakan yang parsial. Sering kita mendengar gara-gara si “A”, kita semua dipersulit. Waktu itu saya ingat agar mudah pencairan, ada forum milis yang mempermudah akses ke DIKTI, tapi ternyata ada yang menggunakan email dengan nama asing, akibatnya bubar sudah karena DIKTI ga percaya.

Satu hal yang menurut saya kurang kompaknya dosen adalah tidak saling melindungi, bahkan ada istilah ‘susah lihat orang senang, senang lihat orang susah’. Kalau Anda belum mengalami mungkin tidak percaya. Saya ingat ketika tahun pertama beasiswa, karena situs LITABMAS (sekarang BIMA) tidak ada larangan penerima beasiswa ambil hibah penelitian, saya iseng memasukkan proposal dan ternyata lolos. Repotnya aturan baru membatalkan kelulusan hibah dosen yang menerima beasiswa, dan di luar dugaan, banyak yang bersorak gembira atas aturan tersebut (semoga cuma pikiran saya aja .. tapi ga sampai share ke semua grup lah, udah tahu juga, kan ada LPPM). Untungnya tidak di cancel, tetapi anggota yang menjadi ketua, sementara ketua tidak diperbolehkan ikut serta. Ga jadi masalah sih, yang penting dananya cair .. hehe. Nah, ini membuat kecewa pihak-pihak tertentu (aneh kan?).

Jabatan Fungsional. Kurangnya jumlah profesor di negara kita tidak lepas dari proses pengajuan Jabatan Fungsional (JAFUNG) yang membutuhkan waktu lama, bahkan bisa bertahun-tahun [Post Terkait]. Nah, saat ini ternyata dengan aplikasi yang canggih, bisa hanya beberapa bulan, saya sendiri mengajukan Lektor Kepala pertengahan Desember, Maret sudah selesai. Profesor-profesor muda pun bermunculan. Kondisi terakhir membuat saya khawatir, yakni seorang Profesor yang baru diangkat, kabarnya melakukan pelanggaran dalam publikasi, sekaligus jumlah publikasinya yang disebut tidak wajar (ratusan paper dalam waktu beberapa bulan saja). Yang saya khawatirkan adalah kebijakan parsial yang nanti biasa dilakukan oleh pemerintah, yakni ‘mempersulit’ kenaikan jafung guru besar (profesor). Sebagai sesama dosen, alangkah baiknya melihat sesuatu dengan menganggap kita merupakan bagian di dalamnya, agar ibarat menyembuhkan penyakit tidak merusak bagian lain yang sehat atau yang baru sembuh. Yuk sesama dosen kita kompak. Lebih baik disebut buruh yang dihargai dari pada pahlawan tanpa tanda jasa yang merana.

Instal XAMPP di Mac OS

Aplikasi berbasis web merupakan aplikasi yang diminati saat ini, menggantikan aplikasi desktop ala tahun 90-an. Di Indonesia, PHP masih diminati dibanding bahasa yang lain seperti Python maupun Java. Versi yang paling banyak diminati, khususnya untuk belajar adalah XAMPP [Link].

Versi ini sangat praktis, tinggal mengunduh dari situs resminya, lalu pasang di komputer tujuan. Hanya versi Linux, misalnya untuk Ubuntu, yang agak sulit mengingat perlu memberikan akses tertentu pada folder tujuan. XAMPP sangat cocok untuk belajar dan diinstall di laptop karena tidak membebani laptop, hanya dihidupkan ketika ingin dipakai. Berbeda dengan server, misalnya di Linux, yang harus selalu hidup ketika mesin dihidupkan.

Untuk Mac OS, instalasi sangat mudah dan praktis. File dmg tinggal di run dan instal. Hanya saja perlu dibuka aksesnya lewat ‘gatekeeper’. Untuk jelasnya silahkan lihat video berikut ini.

Instal Visual Studio Code pada Apple Silicon Processor

Berbeda dengan era 90-an atau awal 200-an dimana bahasa pemrograman memiliki satu Integrated Development Environment (IDE) yang satu paket ditor teks dengan compiler/interpreter, saat ini bahasa pemrograman memisahkan antara compiler dengan fasilitas-fasilitas lain, seperti editor teks maupun fasilitas-fasilitas lain seperti emulator, web server dan lain-lain. Saat ini teks editor canggih sudah tersedia dengan cuma-cuma, salah satunya adalah Visual Studio Code [Link].

Apple dengan Mac OS memang terkenal sebagai notebook dengan performa yang baik ketika digunakan untuk kebutuhan harian seperti mengetik, presentasi, maupun spreed sheet, termasuk browsing dan lain-lain. Untuk game dan programming masih banyak yang menggunakan PC biasa dengan Windows maupun Linux. Ketika menggunakan prosesor Intel, Mac dapat diinstall Windows di dalamnya dengan memanfaatkan Bootcamp. Namun ketika Apple memutus kerjasama dengan Intel dan menggunakan processor M1 buatan Apple Silicon, fasilitas dual OS dengan Bootcamp sudah tidak bisa lagi, hasilnya terpaksa pengguna Macbook hanya bisa menggunakan Mac OS.

Mau tidak mau, programmer yang memanfaatkan Macbook perlu menyesuaikan diri dengan prosesor mobile tersebut. Di awal memang agak kesulitan karena M1 sendiri masih menggunakan emulator bernama Rosetta agar aplikasi berbasis Intel dapat berjalan di M1. Namun lama kelamaan beberapa aplikasi sudah menyesuaikan dengan Apple Silicon. Pada fasilitas pengunduhan tersedia pilihan Apple Silicon. Silahkan simak video bagaimana menginstall VS Code disertai dengan Python pada prosesor M1.

Kualitas Udara Kita

Kalau kita jalan-jalan ke Jakarta sering kita jumpai tempat/jalur pesepeda yang kadang-kadang diisi oleh motor. Saya lihat pesepeda rata-rata cukup lengkap dari seragam, alat minum, hingga asesoris-asesori lainnya. Sempat terpirkan bagaimana mereka sanggup menggenjot sepeda di kondisi udara Jakarta seperti itu. Postingan ini sedikit membahas bagaimana mengetahui kualitas udara di tempat kita.

Kualitas udara secara detil dapat diperoleh dengan memasang sensor di titik-titik tertentu di wilayah yang akan dicari datanya. Salah satu website yang dapat diakses antara lain Link berikut [URL]. Gambarannya adalah sebagai berikut.

Kalau dilihat Jakarta berwarna ungu yang dari legend artinya Berbahaya. Silahkan kalau mau bersepeda pun tidak apa-apa asal bawa masker. Link yang lain ada juga yang lebih detil membahas kualitas udara berdasarkan titik-titik tertentu [URL].

Situs ini berisi informasi lokasi sensor kualitas udara. Hasilnya dapat dilihat secara detil berikut ini. Kondisi berbahaya ternyata ada saran untuk penduduk berikut ini.

Di sini tampak bahaya bagi kelompok orang yang sensitif. Untuk yang masalah di paru-paru, istilahnya halusnya apa ya, bahasa betawinya sih bengek, silahkan menggunakan masker jika ingin beraktifitas di wilayah tersebut.