Tak Ada yang Kebetulan

Manusia memang beragam, baik fisik maupun pemikirannya. Ada yang percaya tuhan, ada yang tidak yakin, namun sepertinya kebanyakan meyakini keberadaan-Nya. Beberapa tradisi dan agama mengatakan bahwa keberadaan kita tidak kebetulan melainkan hasil ‘sesuatu’ sehingga banyak dari kita merasakan adanya De Javu, alias sepertinya pernah mengenal sesuatu yang kita jumpai dulu entah di mana.

Waktu sekolah menengah atas karena ikut dengan kakak yang kuliah komputer, terkadang ikut membaca meteri kuliah, bahkan menjadi langganan ‘penyusup’ ketika di sore hari ada praktikum, khususnya internet. Ternyata walau S1 mengambil jurusan mesin, ujung-ujungnya Kembali ke komputer. Waktu itu tema skripsinya kebetulan disain suspense dengan bantuan pemrograman komputer. Nah, Ketika lulus mengajar komputer, sempat bekerja di bank bagian IT. Terus merembet, hingga saat ini aktif mengikuti proyek-proyek yang meng ‘AI’-kan aplikasi-aplikasi di beberapa departemen. Kalau dibilang kebetulan ya konyol juga.

Ok dibilang kebetulan, tapi kalau kebetulan terus menerus ya kita jadi curiga. Sepertinya ada sesuatu yang mengatur. Bahkan lahirnya kita, misalnya saya lahir di Jogja, Indonesia, itu pun pasti bukan kebetulan.

Mengapa pemain bola kebanyakan dari negara dengan sistem pembibitan dan manajemen pelatihan yang baik untuk sepakbola? Sepertinya tuhan menempatkan si pemain itu di lingkungan yang cocok, misalnya Lionel Messi di Argentina, pemain bulu tangkis di Cina atau Indonesia, ilmuwan di Amerika dan Eropa, dan seterusnya. Walaupun untuk personel tertentu seperti Habibie dilahirkan di Indonesia, atau nabi saya, Muhammad SAW, lahir di kaum jahiliyah saat itu.

Ketika berangkat kerja, saya melihat sampah-sampah yang dibuang sembarang, bahkan di kali yang bikin repot petugas yang mengambilnya. Pasti tuhan ada maksudnya, setidaknya saya layak dilahirkan di tempat itu .. wah. Kondisi apapun, seperti kata Jack Ma bisa dijadikan peluang. Katanya, jika Anda tidak bisa jadi yang terbaik, jadilah yang pertama. Ya iyalah, pertama itu berarti inovator. Kadang yang pertama itu hambatannya paling besar, lihat saja di balapan, pasti yang pertama paling berat menahan angin, misalnya di balap sepeda. Paling banyak mendapat cibiran dan penolakan. Teorema de morgan, di masanya dianggap teori orang gila mengingat tidak terlihat kegunaannya, padahal saat ini merupakan bahan baku sistem digital pada komputer. Untungnya dulu belum ada netizen ….