Waktu itu tahun 95-an, guru bimbingan belajar SMA saya di daerah lempuyangan, Jogja, mengatakan terkait pekerjaan, perusahaan bukan mencari orang pandai melainkan orang yang mau kerja. Ternyata di awal tahun 2000-an walaupun mau kerja, tetap saja sulit memperoleh pekerjaan. Waktu itu walau sudah melewati krisis moneter, tapi masih ada sisa-sisa sulitnya mencari kerja. Jadi, keinginan bekerja tidak cukup, tetap saja kalau tempat bekerja yang kurang pasti akan ada pengangguran.
Nah, kabarnya saat ini mulai terjadi, apalagi lulusan perguruan tinggi mulai banyak yang belum memperoleh pekerjaan. Angkanya pun fantastis di angka 800an ribu. Info dari perbincangan di Metro TV karena negara kita kurang produktif, dimana impor lebih maju dari produksi. Akibatnya lahan pekerjaan terus berkurang dan tidak mampu memberikan pekerjaan ke lulusan perguruan tinggi. Salah satu cara cepat adalah mencari kerja di luar negeri, mengingat lulusan PT di Indonesia kabarnya diakui di 23 negara.
Yang penting jiwa merah putih harus tertanam, setelah mandiri dan memiliki pengalaman bisa kembali ke tanah air. Banyak hal-hal yang bisa dibagi di tanah air, baik lewat bekerja maupun membuka usaha di Indonesia, dengan bekal kemampuan bertaraf internasionalnya.
Otonomi kampus menjadi sasaran mendiktisaintek. Selama ini kampus kerap didikte oleh kementerian lewat aturan-aturan yang terkadang si dosen sendiri pun tidak sempat mempelajarinya. Nah, ke depan beberapa aturan akan dicabut, yang diistilahkan dengan de-regulasi.
Kekhawatiran adanya penyimpangan karena beberapa aturan yang dilanggar dapat diatasi dengan penyelesaian terhadap penyimpangan oleh oknum itu saja. Saya ingat ketika beasiswa dulu, Dikti biasanya ketika ada kasus oleh segelintir oknum yang nakal, akhirnya dibuat aturan baru yang menganggap seluruh orang akan berbuat serupa. Mirip di kampus saya, akibat ada segelintir dosen yang malas absen, akhirnya diperketat absen seperti buruh pabrik ke seluruh dosen dan karyawan. Dampaknya, sebagai kaprodi ketika saya WA masalah kampus di malam hari di grup, tidak ada yang merespon karena di luar jam kerja. Baru direspon keesokan harinya, repot juga.