Di Indonesia ada organisasi yang mengurusi pendidikan informatika dan komputer bernama APTIKOM. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu informasi dari Association for Computing Machinery (ACM) bahwa jurusan infokom wajib bisa programming. Jadi entah jurusan sistem informasi, teknik komputer, apalagi informatika/ilmu komputer harus ada mata kuliah tentang pemrograman.
Waktu terus berjalan, sebelum COVID saat pertemuan APTIKOM, ketuanya mengatakan seluruh jurusan infokom wajib ada mata kuliah Artificial Intelligence (AI) di kurikulumnya, alias tiap jurusan entah itu berupa mata kuliah khusus atau kalau terlanjur dibuat kurikulumnya harus disisipkan di mata kuliah tertentu yang relevan.
Kemunculan aplikasi berbasis AI membuat perubahan peta infokom. Beberapa situs seperti Stack Overflow dan bahkan Googling mulai ditinggalkan oleh para programmer. Mereka lebih cepat bertanya ke ChatGPT, Copilot, Gemini, dan sejenisnya. Beberapa programmer menyadari hal itu dan cara bertahannya seperti pada [Url] ini. Beberapa hal kreatif yang tidak bisa digantikan dengan AI masih jadi andalan programmer seperti aspek seni, komunikasi yang baik dengan pemesan, dan bermain dengan AI. Tapi jika dipikir-pikir itu kan bukan bidangnya programmer, yakni UI/UX designer, Analis Sistem dan Data Sains atau Machine Learning dan Deep Learning.
Beberapa kampus untuk bidang informatika masih menerapkan konsentrasi ke pembuatan software yang fokus ke pemrograman saat akan mengarah ke skripsi/tugas akhir. Tentu saja konsentrasi ini menjadi sasaran mahasiswa karena mudah dan tinggal buat sendiri program lewat AI atau minta buatkan orang. Di satu sisi konsentrasi yang lain seperti data sains hanya menggunakan Google Colab, rapid miner dan sejenisnya tanpa menunjukan implementasinya dimana skill ini sangat dibutuhkan oleh pengembang perangkat lunak. Sebaiknya konsentrasi fokus ke AI, Data Sains, dan sejenisnya tanpa melupakan bahwa Strata 1 (S1) fokus ke penerapan ilmu, alias buat sesuatu. Namun karena dosen perlu dan wajib riset untuk Beban Kerja Dosen (BKD) per semester terkadang memaksa siswa bimbingan mengikuti level risetnya.
Kekhawatiran mahasiswa yang ambil AI misalnya sulit dalam mengimplementasikan dalam AI sepertinya berlebihan karena AI saat ini bisa membantu siswa mengimplementasikan model yang dibuatnya dalam suatu aplikasi sederhana. Misalnya video berikut mengimplementasikan AI yang dibuat lewat Teachable Machine [Url] menjadi aplikasi desktop dengan framework Kivy.