Scopus dapat dimanfaatkan untuk studi literatur atau Systematic Literature Review (SLR) dengan fitur pencarian kata kunci dan filter waktu. Pengguna bisa mengunduh abstrak atau full paper jika kampus memiliki langganan jurnal, sementara paper open access dapat diakses gratis. Scopus membatasi unduhan hingga 50 paper per batch, sehingga proses harus dilakukan bertahap jika jumlahnya banyak.
Untuk mempercepat analisis, AI seperti ChatGPT dapat digunakan untuk meringkas paper, mengekstrak novelty, atau mencari informasi spesifik dalam dokumen PDF. Fitur upload PDF di ChatGPT kini tidak memiliki batasan jumlah halaman, hanya dibatasi ukuran maksimal 20 MB, sehingga mempermudah peneliti dalam meninjau referensi dengan lebih efisien.
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin pesat, dan salah satu yang banyak digunakan saat ini adalah model bahasa besar (LLM). Salah satu model yang tengah mendapat perhatian adalah DeepSeek, yang dapat dijalankan secara lokal di perangkat pengguna. Sejumlah antarmuka grafis (GUI) telah tersedia untuk mempermudah penggunaannya, salah satunya adalah Ollama.
DeepSeek menawarkan beberapa varian model, termasuk versi yang telah disuling (distilled) agar lebih ringan. Model aslinya berukuran sekitar 400GB, sehingga kurang praktis untuk dijalankan di laptop pribadi. Sebagai alternatif, tersedia model yang lebih kecil dengan ukuran berkisar antara 4.7GB hingga 9GB, yang lebih ramah bagi perangkat dengan keterbatasan daya komputasi.
Untuk menjalankannya, pengguna dapat mengunduh dan menginstal perangkat lunak melalui terminal. Salah satu GUI yang banyak direkomendasikan adalah LM Studio, yang memiliki tampilan lebih intuitif dibandingkan dengan antarmuka berbasis chat lainnya. LM Studio memungkinkan pengguna memilih berbagai model AI, mulai dari Llama 3.2 yang berukuran 2GB hingga model yang lebih besar seperti 70B dengan ukuran sekitar 37GB.
Keunggulan utama AI lokal seperti DeepSeek adalah kemampuannya untuk beroperasi tanpa memerlukan koneksi internet. Hal ini berbeda dengan ChatGPT, yang membutuhkan akses ke server di luar negeri. Namun, ada tantangan tersendiri dalam penggunaannya, seperti beban pemrosesan yang lebih tinggi pada CPU dan GPU, yang dapat membuat perangkat lebih panas dan proses lebih lambat dibandingkan AI berbasis cloud.
Fitur unggulan lain yang ditawarkan adalah kemampuan membaca dokumen, termasuk file Word. Berbeda dengan ChatGPT yang membatasi fitur unggah dokumen pada versi berlangganan, AI lokal memungkinkan pengguna mengakses fitur ini secara gratis. Meski demikian, pemrosesan dokumen pada AI lokal membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan layanan berbasis cloud.
Dengan semakin banyaknya pilihan model AI lokal, pengguna kini memiliki alternatif untuk mengakses teknologi AI tanpa ketergantungan pada layanan berbayar. Meskipun prosesnya tidak secepat layanan berbasis cloud, kebebasan dan fleksibilitas yang ditawarkan menjadi nilai tambah tersendiri bagi pengguna yang mengutamakan privasi dan akses tanpa batasan kuota.
Udara pagi di desa membuat segar setelah semalaman tidur nyenyak karena lelah akibat perjalanan Bekasi ke Ciamis di malam hari. Menyusuri jalan beraspal sambil memandang sawah yang masih hijau membuat rileks hati. Sesekali kendaraan melalui jalan itu diselingi dengan bunyi jangkrik di pinggir kali.
Kebetulan di dekat rumah bibi ada gedung yang akan dijadikan dapur makan bergizi, proyek dari presiden Prabowo, sesuai dengan janji saat kampanye dulu. Postingan ini hanya selingan terkait dengan perang AI antara Amerika Serikat dengan China. Lalu apa hubungannya dengan proyek makan bergizi Prabowo?
Ketika tulisan ini dibuat, baru saja saya menginstal DeepSeek dari China yang diberikan mesin AI-nya secara cuma-cuma. Berbeda dengan ChatGPT dimana GPT tidak bisa kita pasang di laptop atau server kita, bahkan untuk memanfaatkan GPT untuk aplikasi yang dibuat perlu berlangganan. Itu pun hanya berupa Application Programming Interface (AI) dan mesin AI tidak berada di server kita.
China secara mengejutkan membuat mesin AI yang kabarnya lebih canggih dari ChatGPT, khususnya di bidang matematis. Sebelumnya Alibaba memang menampilkan QWEN yang memiliki ketangguhan mirip ChatGPT, dengan kekhususan di bidang bisnis. Tentu saja dengan DeepSeek, aplikasi-aplikasi berbasis LLM dan Generative AI yang tadinya berlangganan ChatGPT pasti berhenti berlangganan. Berikut video untuk menginstall DeepSeek versi mini (diberi istilah distilled atau hasil penyulingan) agar bisa dipasang di laptop atau server kecil. Ukuran bervariasi dari 1,5 gigabyte hingga 400-an Gb.
Jika dibandingkan ternyata untuk pertanyaan sederhana sepertinya ChatGPT masih lebih praktis dan cepat, apalagi di Macbook ada fasilitas menekan Option+Space untuk mengaktifkan ChatGPT instan. Ini merupakan keunggulan ChatGPT dimana versi onlinenya selalu ok, berbeda dnegan DeepSeek yang terkadang “busy”, karena tidak sanggup menjawab pertanyaa orang-orang seluruh dunia. Tapi tetap saja kita bisa memasang secara offline yang tidak perlu pulsa di komputer atau laptop kita.
Untuk interface, banyak aplikasi yang menyediakan selain Chatbox, salah satunya yang saya coba adalah LM Studio. Kemampuan DeepSeek dalam DeepThink bisa dilihat, dan tentu saja fasilitas upload PDF tersedia, walaupun di ChatGPT pun bisa upload PDF. Jadi jika kita malas membaca paper, tinggal upload file pdf paper/artikel ilmiah dan tanya saja atau minta resume.
Jadi dengan AI anak-anak kita dengan mudah belajar apapun. Tinggal bagaimana otak anak-anak kita bisa segera menyerap ilmu yang sekarang bebas diakses. Jadi sebesar apapun biaya untuk fasilitas pembelajaran, jika otak anak-anak kita ‘melempem’ sepertinya mubazir. Lebih baik investasi ke kecerdasarn generasi kita ke depan, karena kalau sudah cerdas, tinggal diasah mental (keimanan, cinta tanah air, dan lain-lain) dan belajar dari media apapun, terutama memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).
Saat ini bidang-bidang ilmu memerlukan instrumen dalam analisis data yang ada. Instrumen tersebut biasanya terkait dengan informatika atau ilmu komputer. Tentu saja bidang-bidang ilmu seperti kedokteran, ekonomi, psikologi, dan lain-lain akan memerlukan waktu jika diharuskan belajar ilmu komputer. Oleh karena itulah pakar-pakar ilmu komputer berusaha menyediakan sarana berupa aplikasi agar bidang lain selain informatika dapat memanfaatkan metode atau teknik yang dikembangkan oleh pakar ilmu komputer untuk menyelesaikan problem masing-masing bidang/disiplin ilmu.
Tahun 2008 merupakan tahun yang mengesankan karena di tahun itu perkuliahan pasca sarjana bidang ilmu komputer saya mulai. Bidang ilmu komputer merupakan bidang baru karena sarjana saya yang cukup berbeda, yaknik teknik mesin. Tiap jumat malam dan sabtu, dengan mengendarai motor suzuki thunder, perjalanan bekasi ke jakart terasa ringan, walau kalau dipikir-pikir saat ini, kaget juga, mengapa saya kuat berkendara roda dua sejauh itu. Salah satu dosen kebetulan bukan doktor bidang ilmu komputer, namun memiliki kemampuan dan juga kebijaksanaan dalam mengajari para mahasiswa terkait ilmu komputer. Salah satunya adalah data mining, dimana Dr. Prabowo Pudjo Widodo, kerap membagikan software-software untuk mengelola data mining, salah satunya adalah RapidMiner.
Walaupun software itu sejatinya untuk peneliti non komputer, tetapi cocok juga untuk praktik dasar-dasar data mining (dalam bahasa Indonesia diberi istilah penambangan data). Nah, saat ini RapidMiner sudah ada versi 2025 yang dikenal dengan sebutan Altair AI Studio. Seperti penamaan standar, nama depan berarti vendornya, yakni Altair. Seperti Microsoft Word, berarti Microsoft itu vendornya. Visualisasi, analisa statistik, pengolahan data, dan pekerjaan-pekerjaan sains data lainnya dapat dimanfaatkan oleh software free tersebut (asalkan data <= 10.000 record). Memang software lain, seperti tableau, atau power BI lebih powerful, tapi berbayar.
Salah satu paket menarik dari RapidMiner adalah AutoModel. Di sini kita jika punya satu set data, khususnya dalam format CSV, ketika diunggah ke RapidMiner maka secara otomatis akan diberikan rekomendasi apa saja yang bisa dilakukan, seperti Clustering, Prediction/Inference, Regression, Association Rule, dan lain-lain. Silahkan lihat postingan berikut mengenai fungsi-fungsi dalam Data Mining.
Kira-kira satu atau dua tahun yang lalu, beberapa proyek meminta untuk implementasi AI di aplikasi berbasis web. Kebetulan karena jamannya pilpres dan pilkada, teknik scrapping berita di media online kemudian mengecek sentimen dan emosi dari postingan banyak yang minta. Alhasil mengingat keterbatasan yang ada, Naive Bayes, SVM dan metode klasik lainnya jadi andalan. Dengan data terbatas bisa dilatih model yang mampu mengetahui sentimen dari berita online, dengan akurasi yang tidak jauh dari 80%.
Waktu itu ChatGPT mulai muncul dan tentu saja mengalahkan model-model klasik lainnya. Salah satu keterbatasannya adalah jika ingin memanfaatkan fasilitas model GPT itu, harus berlangganan, dan karena berbasis Application Programming Interface (API), mesin AI tidak berada di sisi kita, melainkan hanya ‘menyewa’. Biayanya pun tidak tanggung-tanggung, hitungan per kata.
Untuk menghitung sentimen, dengan metode klasik pun bisa, tapi jika diminta membuat ringkasan (summary), meringkas, melaporkan (reporting), tentu saja mengandalkan model LLM gratis, waktu itu masih kurang akurat. Namun toh, aplikasi bisa berjalan dengan tetap pengguna mengecek ulang keakuratannya dan tidak serta-merta percaya.
Waktu terus berjalan, Donald Trump tampil dan mengumumkan perang dagang dengan China. Nah, di sinilah muncul DeepSeek, AI buatan China yang mengungguli ChatGPT dari sisi kalkulasi matematis. Bukan hanya itu, mesin AI-nya pun dibagikan secara cuma-cuma dalam skema Opensource. Sehingga pengguna tidak perlu berlangganan jika ingin memanfaatkan Generative AI tersebut. Bayangkan, bagaimana hebohnya pengguna yang sudah terlanjur berlangganan ChatGPT, dipastikan akan beralih ke yang gratis. Walaupun tentu saja masih banyak yang ragu, tapi toh, model yang dibagikan itu karena open source, bisa terlihat struktur dalamnya. Ada beberapa bias, khususnya informasi terkait Taiwan, yang menurut DeepSeek masih bagian dari China. Sebelumnya, model QWEN dari Alibaba juga mulai menyaingi ChatGPT, yang cocok untuk bisnis, tapi dari sisi matematis masih kalah dengan DeepSeek.
Kelebihan DeepSeek ternyata tidak didukung oleh situs onlinenya yang terkadang ‘sibuk’ ketika ditanya, terutama ketika memanfaatkan fasilitas ‘deepthink’ dan ‘web’. Namun, toh bisa kita install di laptop kita dan dapat berjalan walau tanpa terkoneksi ke jaringan, sangat cocok untuk yang tidak punya pulsa. Berikut video bagaimana menginstallnya di Mac, dengan bantuan situs Ollama [Link] dan interface Chatbox [Link].