Dalam Remote Sensing dan (Geographic Information System) GIS, beberapa aplikasi GIS seperti ArcGIS dan QGIS (Quantum GIS) telah saya coba. ArcGIS merupakan perangkat lunak komersial yang memiliki beragam fitur canggih, seperti ArcMap dan toolbox geoprocessing, yang memudahkan pengguna dalam melakukan analisis spasial tingkat lanjut. Di sisi lain, QGIS dikenal sebagai alternatif open source yang tidak kalah powerful, dengan komunitas pengguna yang aktif serta dukungan plugin yang beragam.
Dalam praktiknya, data spasial diunduh dari sumber resmi seperti portal Tanah Airku, yang menyediakan data vektor maupun raster untuk wilayah Indonesia. Data tersebut kemudian digunakan dalam berbagai analisis, seperti clip untuk memotong area berdasarkan batas administrasi, buffer untuk menentukan zona pengaruh dari suatu objek (misalnya rumah sakit), serta visualisasi berbagai layer seperti jaringan jalan, fasilitas kesehatan, dan penggunaan lahan di wilayah Kota Bandung.
Proses ini dianggap sangat penting untuk mendukung berbagai kebutuhan analisis spasial, terutama dalam bidang teknik sipil. Profesi ini sering kali memerlukan informasi geospasial yang akurat dan terstruktur, serta menggunakan software berlisensi untuk mendukung kegiatan perencanaan, pemetaan, hingga pengambilan keputusan berbasis lokasi. Dengan pemahaman dan keterampilan dalam penggunaan GIS, data spasial dapat dimaksimalkan untuk menjawab tantangan nyata di lapangan.