Pertemuan VI: Metode Mengevaluasi Disain Untuk Perakitan

Beberapa metode telah diusulkan oleh para ahli perakitan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dari sudut pandang perakitan. Metode-metode tersebut antara lain: Hitachi assembly evaluation method, Lucas DFA method, Fujitsu production evaluation system, Boothryod Dewhurst DFA method, AT&T DFA Method, Sony DFA Method dan SAPPHIRE.

1. Hitachy Assemblability Evaluation

Method Metode ini bermaksud menemukan cacat atau kesalahan sedini mungkin. Metode ini memperhatikan baik aspek ekonomis dan aspek kualitas suatu produk. Gambar berikut ini adalah flow diagram Hitachi evaluation method.

2. Lucas DFA Evaluation Method

Metode ini dikemukakan oleh perusahaan Lucas Corporation di Inggris pada tahun 80-an. Metode ini membagi menjadi 3 bagian terpisah dan berurutan (perhatikan gambar di bawah ini).

Functional Analysis membagi fungsi produk menjadi dua yaitu esensial dan nonesensial. Diperoleh persamaan design efficiency (DE):

DE = A/(A+B) x 100

Dengan A fungsi esensial dan B non esensial. Target yang dicapai adalah efisiensi 60 persen. Berikut ini adalah contoh hasil perhitungan untuk part:

3. The Boothroyd – Dewhurst DFA Evaluation Method

Metode ini berdasarkan dua prinsip: Menerapkan kriteria yang menentukan apakah suatu part harus terpisah dari yang lain dan perkiran mengenai biaya perakitan dan handling tiap part untuk proses yang sesuai.

Iklan

QUIZ 1: Rekayasa Perangkat Lunak

1. Sekumpulan metoda untuk melaksanakan setiap tahap pengembangan, merupakan definisi dari :

2. SYSTEM SOFTWARE ADALAH :

3. Pemodelan MDD pada metodologi FAST :

4. Front-office information systems mendukung fungsi binis apa saja?

5. “an information system application that provides for management-oriented reporting. These reports are usually generated on a predetermined schedule and appear in a prearranged format.”, merupakan definisi …

6. “a programmed decision-making information system that captures and reproduces the knowledge and expertise of an expert problem solver or decision maker and then simulates the “thinking” or “actions” of that expert.”, Merupakan definisi dari …

7. Sistem informasi berfokus pada :

8. “Tools to support the early process activities of requirements and design” adalah  .. CASE

9. Sebutkan generic software process models !

10. “a software package or solution that is purchased to support one or more business functions and information systems.” Merupakan definisi dari …

11. “a graphical network model that depicts a project’s tasks and the relationships between those tasks. Definisi dari …

12. “a hierarchical decomposition of the project into phases, activities, and tasks. Definisi dari …

13. “establishes a project start date and then schedules forward from that date.” Definisi dari …   schedulling.

14. “A structured document setting out detailed descriptions of the system services. Written as a contract between client and contractor.” Pengertian dari  …

15. “Define models showing system components and relationships.” Definisi dari system (design/evolution/models/prototipe)* coret yg salah

16. “a technique for organizing and documenting a system’s data.” definisi dari …

17. “a descriptive property or characteristic of an entity.” definisi dari …

18. “is the number of entities that participate in the relationship.” definisi dari …

19. “ a primary key of one entity that is contributed to (duplicated in) another entity to identify instances of a relationship.” definisi dari …

Latihan 2: Metode Pemeliharaan

Kamis, 5 November 2009

Latihan:

Kerjakan soal berikut ini (individu). Jika sudah dikerjakan tidak perlu mengerjakan soal no. 6 dan 8 UTS.

1. Sebutkan syarat ruang server yang baik ! (Lihat panduan di foto kopi – an).
2. Buat form isian (baris dan kolom) yang berisi hasil inventarisasi lab minggu lalu (yang sudah mengumpulkan minggu lalu : Muryanti, Sumiyatno, Sukarta, Budi Santoso dan Taufiq Hidayat, Eko Suprayitno dan Jaka Sulaeman).

Pertemuan V: Desin untuk Perakitan dan Pembongkaran (Design for Assembly and Disassembly)

Merakit suatu produk merupakan fungsi dari parameter disain baik intensive (material properties) maupun extensive (physical atribute). Permasalahan dalam merakit muncul pertama kali saat dimulainya era revolusi industri di Inggris. Kemampuan dalam menciptakan komponen-komponen yang mudah dirakit mempengaruhi kinerja dari sistem manufaktur.

Dalam konteks engineering, dissasembly adalah proses terorganisir dalam memecah produk menjadi komponen-komponen agar lebih mudah dalam perawatan, perbaikan, pengelolaan dan sebagainya. Dissasembly bukan kebalikan dari assembly karena terkadang suatu produk harus dirancang dissambly agar mudah dalam proses produksinya.

1. Design For Assembly (DFA)

DFA dimaksudkan agar diperoleh produk dengan biaya perakita semurah mungkin tanpa meninggalkan aspek kelayakan. DFA selalu melihat dua aspek yaitu functionality dan assemblability. Tiap industri sudah melakukan DFA bertahun-tahun lamanya. Sebagai contoh General Electric mempublikasikan DFA pertama kali pada tahun 60-an sebagai guideline internal para engineer-nya.

Metoda-metoda perakitan yang saat ini digunakan antara lain:

–          Manual Assembly: Metode yang fleksibel, adaptive dan murah tetapi memiliki keterbatasan dari sisi kuantitas.

–          Automatic Assembly: Metode yang fixed, dengan bertambahnya volume, biaya produksi akan berkurang.

–          Fixed and Hard Automation: Hanya memproduksi satu jenis produk saja. Jika produksi meningkat maka biaya manufaktur-nya akan turun.

–          Robotic Assembly: Cocok untuk produksi yang volumenya di antara manual dan automatic.

2. Design Guideline

Berikut ini panduan untuk perakitan manual:

–          Kurangi pengambilan keputusan dari pekerja

–          Yakinkan bahwa produk baik dan bukan hanya terlihat baik

–          Sebisa mungkin mengurangi jumlah komponen individual

–          Hilangkan komponen berlebih, sebisa mungkin gabung dua komponen menjadi satu

–          Hindari proses membolak-balik komponen, aspek gravitasi perlu dipertimbangkan.

Sedangkan untuk perakitan automatic, berikut ini dapat dijadikan panduan:

–          Gunakan metode dalam self-aligning dan self-locating sebaik mungkin

–          Posisikan yang berat di bawah, makin ke atas makin kecil

–          Hindari segala hal yang menciptakan ‘delay’

–          Hindari komponen yang mudah pecah, patah dan rusak

–          Hindari sebisa mungkin merubah posisi komponen yang dapat menambah alat bantu

–          Rancang sebisa mungkin komponen simetris

–          Rancang sebisa mungkin memiliki center gravity di bawah

Berikut ini guideline untuk perakitan robotic:

–          Seimbangkan jumlah dengan tipe komponen, kebanyakan robot lemah dalam ‘repeatability’

–          Gunakan pemegang (grip) sebisa mungkin tidak sering berganti

–          Yakinkan bahwa komponen terpegang dengan sempurna

–          Merakit vertikal harus dimulai langsung dari atas (memanfaatkan gravitasi)

–          Perancang sebisa mungkin mengurangi memutar komponen sebelum dipegang robot.