Merakit suatu produk merupakan fungsi dari parameter disain baik intensive (material properties) maupun extensive (physical atribute). Permasalahan dalam merakit muncul pertama kali saat dimulainya era revolusi industri di Inggris. Kemampuan dalam menciptakan komponen-komponen yang mudah dirakit mempengaruhi kinerja dari sistem manufaktur.
Dalam konteks engineering, dissasembly adalah proses terorganisir dalam memecah produk menjadi komponen-komponen agar lebih mudah dalam perawatan, perbaikan, pengelolaan dan sebagainya. Dissasembly bukan kebalikan dari assembly karena terkadang suatu produk harus dirancang dissambly agar mudah dalam proses produksinya.
1. Design For Assembly (DFA)
DFA dimaksudkan agar diperoleh produk dengan biaya perakita semurah mungkin tanpa meninggalkan aspek kelayakan. DFA selalu melihat dua aspek yaitu functionality dan assemblability. Tiap industri sudah melakukan DFA bertahun-tahun lamanya. Sebagai contoh General Electric mempublikasikan DFA pertama kali pada tahun 60-an sebagai guideline internal para engineer-nya.
Metoda-metoda perakitan yang saat ini digunakan antara lain:
– Manual Assembly: Metode yang fleksibel, adaptive dan murah tetapi memiliki keterbatasan dari sisi kuantitas.
– Automatic Assembly: Metode yang fixed, dengan bertambahnya volume, biaya produksi akan berkurang.
– Fixed and Hard Automation: Hanya memproduksi satu jenis produk saja. Jika produksi meningkat maka biaya manufaktur-nya akan turun.
– Robotic Assembly: Cocok untuk produksi yang volumenya di antara manual dan automatic.
2. Design Guideline
Berikut ini panduan untuk perakitan manual:
– Kurangi pengambilan keputusan dari pekerja
– Yakinkan bahwa produk baik dan bukan hanya terlihat baik
– Sebisa mungkin mengurangi jumlah komponen individual
– Hilangkan komponen berlebih, sebisa mungkin gabung dua komponen menjadi satu
– Hindari proses membolak-balik komponen, aspek gravitasi perlu dipertimbangkan.
Sedangkan untuk perakitan automatic, berikut ini dapat dijadikan panduan:
– Gunakan metode dalam self-aligning dan self-locating sebaik mungkin
– Posisikan yang berat di bawah, makin ke atas makin kecil
– Hindari segala hal yang menciptakan ‘delay’
– Hindari komponen yang mudah pecah, patah dan rusak
– Hindari sebisa mungkin merubah posisi komponen yang dapat menambah alat bantu
– Rancang sebisa mungkin komponen simetris
– Rancang sebisa mungkin memiliki center gravity di bawah
Berikut ini guideline untuk perakitan robotic:
– Seimbangkan jumlah dengan tipe komponen, kebanyakan robot lemah dalam ‘repeatability’
– Gunakan pemegang (grip) sebisa mungkin tidak sering berganti
– Yakinkan bahwa komponen terpegang dengan sempurna
– Merakit vertikal harus dimulai langsung dari atas (memanfaatkan gravitasi)
– Perancang sebisa mungkin mengurangi memutar komponen sebelum dipegang robot.