Membuat Diagram Alir

Terkadang kita memiliki masalah ketika akan membuat diagram kita tidak memiliki software seperti vision, rational rose, dan sejenisnya. Untungnya saat ini kita bisa memanfaatkan fasilitas dari web yang menyediakan sarana untuk menggambar diagram tersebut, salah satunya adalah www.draw.io. Silahkan mencoba, hasilnya lumayan bagus dan dapat dikonversi menjadi xml, jpg, gif, dan lain-lain. Berikut ini contoh hasilnya:

Berikutnya tinggal klik File – Eksport – pilih filenya, jika kita akan melanjutkan gambar di lain waktu, simpanlah dalam format XML. Jika akan menjadikan picture di word, pilih JPG, GIF, dan file gambar lainnya. Berikut ini hasil create menjadi GIF.

Iklan

Windows Surface RT

Beberapa bulan yang lalu kampus tempat saya belajar menawarkan sebuah tablet berbasis windows 8 dengan nama Windows Surface RT dengan discount hingga 50%. Tadinya berharga 12 ribu Baht menjadi 6000 baht saja. Dengan kurs 1 baht kira-kira Rp 370 rupiah, berarti harga satu buah tablet tersebut sekitar 2 jutaan dari yang seharusnya 4 jutaan. Selain itu ada tawaran keyboard portabel dan touch pad portable. Saya memilih keyboard karena lebih nyaman untuk mengetik karena fungsinya sama dengan laptop. Sementara touch pad agak sulit untuk mengetik walaupun lebih nyaman dibanding mengetik langsung di tablet dengan keyboard virtual. Harga satu keyboard untuk windows rt dibandrol dengan harga 3000-an baht, atau sekitar satu jutaan rupiah, lumayan mahal, apalagi keyboard tidak ikut diskon.

Setelah mengantri beberapa saat akhirnya berhasil juga transaksi pembayaran dengan kartu kredit, maklum kiriman DIKTI belum jelas. Setelah barang diterima saya langsung ke bagian pengecekan untuk dilakukan setting windows 8 pertama kali, pengisian nama tablet, pemasangan screen protector yang dihargai sekitar 250 baht (70-an ribu rupiah). Sampai di dorm, saya utak-atik, ternyata praktis juga. Saya salut juga ketika menjalankan aplikasi-aplikasi yang ada, mirip dengan laptop istri saya yang berbasis windows 8.

Satu hal yang membedakan dengan tablet yang saya beli sebelumnya adalah dalam hal asesoris tambahan. Ketika harddisk eksternal saya tancapkan di tablet, seluruh data saya langsung terbaca, berbeda dengan samsung sgt 10 saya yang lama, ada pesan error bahwa yang saya tancapkan adalah high power usb. Tentu saja samsung yang lama harus membeli konektor usb tambaha yang harga originalnya ratusan ribu rupiah. Ternyata usb bisa saya tancapkan mouse serta ketika saya tancapkan ke blackberry saya, langsung bisa terhubung dan memindahkan data dengan mudah, berbeda dengan samsung yang harus lewat mekanisme bluetooth.

Ketika mengetik tulisan ini, saya menggunakan tablet windows rt saya, ternyata mirip dengan mengetik lewat keyboard. Keyboardnya lumayan enteng di tekan. Ukurannya yang besar huruf-hurufnya menghindari saya dari salah tekan. Selain itu ketika selesai mengetik dapat saya langsung upload ke blog saya.

Aplikasi Firebug pada Mozilla

Bagi anda yang gemar mengutak-atik pemrograman berbasis web, alangkah baiknya Anda menginstall plugin firebug yang secara gratis dapat diunduh. Aplikasi ini membantu anda mencari letak kesalahan program yang telah Anda buat. Berikut ini contoh pencarian letak kesalahan aplikasi yang sedang saya test. Pemrogram yang saya buat menggunakan Ajax yang memasukan fungsi Autocompletion pada isian form. Ketika tombol search ditekan, tampak ada kesalahan pada salah satu koomponen ajax tersebut.

Tampak di bagian bawah browser muncul kolom yang menunjukkan letak kesalahannya. Searching saja di google jika Anda ingin memanfaatkan fasilitas gratis ini. Tersedia untuk beragam versi.

Membuat Database Objek dengan Scaffolding pada Ruby on Rails

Beberapa lama saya mencari cara untuk mengimplementasikan UML terutama masalah diagram kelas, dimana suatu kelas terdiri dari atribut, dan operation di dalamnya. Beberapa rekan mengatakan kelas dapat diwakili oleh tabel pada sistem database relasional. Tentu saja ini bertentangan dengan konsep UML yang berbasis objek. Tetapi dengan bahasa Ruby, hal ini dapat dibuat mudah, karena kita dapat membuat objek dengan mudah dan menghubungkannya dengan sistem database yang kita inginkan. Buka Ubuntu Anda, masuk ke Terminal (jika sulit mencarinya, ketik aja terminal di menu “search”):

Berikut ini akan kita ambil contoh membuat suatu objek daftar aktivitas (to do list) yang pernah dijadikan ujian Mid Term di kampus saya sekarang kuliah AIT Thailand. Baiklah, tidak perlu basa-basi kita buka saja Ruby on Rails (RoR). Pertama-tama kita buat terlebih dahulu suatu project, misalnya kita namakan todo, ketik pada console RoR:

$ rails new todo –d postgresql

Tampak RoR akan membuat (Create) file-file yang diperlukan dan diakhiri dengan Bundle Install. Setelah itu kita buat satu objek dengan nama task. Sebelumnya Anda harus terlebih dahulu masuk ke direktori project anda (dalam hal ini todo):

$ cd todo

Buka file Gemfile di /app dan hilangkan # pada therubyracer yang artinya, kita akan menggunakan fasilitas tersebut.

Lakukan bundle install

$ bundle install

Kita menggunakan sistem database postgresql, buka file /app/config/database.yml, edit super user yang akan mengakses (ada tiga editan). Jangan lupa menekan tombol save.

Jangan lupa siapkan databasenya dengan mengetik

$ rake db:create:all

Berikutnya adalah membuat objek task.

Di sini kita memanfaatkan fasilitas yang ada pada RoR yaitu Scaffold. Dimana instruksi ini akan membuat suatu objek dengan nama task dan atribut nama:string dan status boolean. Bagaimana dengan operation? Jangan khawatir, RoR akan membuatkan secara otomatis tujuh default operation yang dapat kita hapus beberapa dari operation itu jika kita tidak menginginkannya. Seperti biasa, lakukan migrasi, dimana objek yang dibuat dengan RoR dimigrasikan ke database dengan instruksi:

$ rake db:migrate

Sebelumnya buka file database.yml yang secara default akan dibuatkan user todo. Ganti dengan superuser yang pernah Anda buat. Dalam hal ini saya menggunakan user csim.

 

Sebenarnya masalah sudah selesai, tinggal melakukan sedikit seting pada route.rb yang terletak di folder /app/config. Tambahkan:

root to: “task#index”

Jangan lupa jalankan:

$ rake routes

Artinya saya akan mengarahkan server ke task#index tiap project todo dijalankan. Oleh karena itu rename folder index anda yang terletak di views dengan nama lain, karena tidak akan kita gunakan. Jalankan server:

$ rails s

Jangan khawatir, setelah server dihidupkan, tampak seperti Hang. Sebenarnya server sudah berfungsi dan sedang aktif. Buka browser, ketikan alamat server http://localhost:3000

Ternyata mudah. Tampak operation yang diberikan antara lain NewTask(), Show(), Edit(), Destroy(), dan lain-lain. Coba klik New Task, isi task baru. Maka akan muncul list task baru. Mudah bukan?

Lapor diri di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok

Setelah tertunda hampir beberapa minggu akhirnya saya berangkat juga ke KBRI untuk melakukan proses lapor diri. Lapor diri bermaksud memberitahukan ke perwakilan RI di luar negeri bahwa saya akan tinggal untuk jangka waktu tertentu di negara tersebut. Sangat bermanfaat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti di mesir dan syiria misalnya, kita dapat perlindungan dari KBRI. Untuk Thailand misalnya seperti banjir besar yang terjadi dua tahun yang lalu. Sebagian besar siswa Indonesia menumpang di KBRI Bangkok. Selain itu, lapor diri juga merupakan salah satu syarat untuk perpanjangan visa pelajar dari 90 hari menjadi satu tahun.

Kami berangkat bersama dengan rekan saya ditambah penunjuk jalan (mahasiswa senior) dengan MRT. Setelah memarkir sepeda di pintu keluar Asian Institute of Technology (AIT) kami langsung menstop van yang mengantarkan kami ke statiun Mon Chit. Biayanya cukup murah, 30 Baht. Anehnya lagi, tidak ada kondektur yang menagih, melainkan hanya berupa nampar yang diedarkan secara estafet dari kursi depan dan mengisi nampan itu dengan sejumlah uang. Jika hal itu diterapkan di Indonesia, bisa jadi di tengah jalan uang itu hilang, tapi di sini kejujuran warga Thailand patut diacungi jempol. Tidak begitu lama tibalah di MRT yang dijadikan studi banding oleh Gubernur Jokowi untuk diterapkan di Jakarta.

Tujuan pertama adalah Ratchadewi, yang terletak di Bangkok. Sedikit ada kebingungan mengenai prosedur pembelian tiket MRT karena swalayan dengan memasukan sejumlah coin. Untungnya ada loket yang menukarkan coin. Dua rekan saya sempat kebingungan karena dikira loket itu membeli tiket MRT langsung, padahal hanya menukarkan uang, walaupun terkadang ada yang diberikan tiket juga. Mungkin tergantung kondisi stok yang ada di loket itu. Biaya ke Bangkok adalah 37 Baht. Setelah naik, saya melihat suasana dalam MRT yang cukup bersih rapi, dan yang utama, sejuk. Tidak diperkenankan penumpang makan, apalagi merokok. Sepanjang perjalanan saya bisa melihat keindahan kota Bangkok dari atas MRT, dari bangunannya yang khas, hingga Victory Monumen di bundaran yang terletak di tengah Bangkok. Tidak lama kemudian, kami tiba di Stasiun Rathcadewi.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya tiba juga di KBRI. Lumayan jauh letaknya dari stasiun Ratchadewi. Apalagi hari itu matahari terik. Sepanjang perjalanan banyak pedagang menjajakan perhiasan, dan buah-buahan. KBRI cukup luas, dibandingkan dengan kedutaan Thailand yang hanya diberikan sedikit oleh Indonesia. Kami langsung menuju loket lapor diri yang letaknya sama dengan pengurusan VISA dan konsulat. Setelah menelepon bagian penerimaan lapor diri, saya segera menghadap petugas tersebut dan menyerahkan pasport setelah mengisi biodata. Si petugas memberitahukan bahwa proses ini akan selesai jam dua siang, jadi kami diharap menunggu.

Sambil menunggu selesai diproses, kami sarapan di kantin KBRI yang letaknya berdekatan dengan sekolah TK, SD, SMP, dan SMA khusus warga negara Indonesia. Kantin letaknya di bagian belakang KBRI dan masuknya harus melalui pintu yang lain. Sedikit sulit masuk ke sana karena petugas yang berjaga adalah berkewarganegaraan Thailand yg tidak jelas berbicara Inggris. Untungnya ada petugas yang bisa berbahasa Indonesia yang meminta saya untuk menunggu penandatanganan SPPD hingga jam 12 siang. Kami tiba di kantin, dan langsung melihat orang-orang Indonesia di sana. Makanan khas Indonesia sepert nasi goreng, aneka sayur tersaji sudah. Sayangnya, harganya cukup mahal, lebih mahal dibanding makan di Cafetaria AIT. Setelah foto sebentar di depan KBRI kami keluar jalan-jalan sambil menunggu jam 2 siang.

Bangkok termasuk daerah yang padat dan jalanan dapat dikatakan macet di siang hari. Tapi berbeda dengan di Indonesia, di sana walaupun macet, tidak terdengar klakson yang memekakkan telinga. Mereka dengan sabar menikmati kemacetan itu. Walaupun penduduknya penganut budha yang taat, tetapi rekan senior saya menasehati tetap waspada terhadap kejahatan. Terkadang patung untuk sembahyang tersedia, dengan dupa, sesajen dan sejenisnya. Beberapa orang terlihat sembahyang sambil membaca doa yang bisa dibaca langsung di batu yang terletak di depan patung.

Kami mampir di beberapa Mall setelah menukar uang di penukaran uang dengan harga bersaing di penukaran uang bernama “Super Rich”. Super Rich merupakan andalah mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Thailand untuk menukar uang. Dibanding dengan bank SCB di AIT, di sini ketika saya menukar 200 dollar, saya bisa untung 60 baht dibanding di kampus saya. Akan tetapi, untuk menukar uang, kita diharuskan menunjukkan passport, padahal passport sedang diproses di kedutaan. Untungnya kami boleh menggunakan fotokopi passport.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 ketika tiba di satu Mall yang berdekatan dengan KBRI. Setelah membeli kalkulator sebagai perlengkapan ujian MID Term, kami bergegas ke KBRI. Alhamdulillah SPPD saya sudah ditandangani. SPPD ini harus dikirim ke DIKTI sebagai bukti bahwa saya telah menggunakan tiket pesawat yang dibelikan Dikti. Kami makan siang dengan masakan khas Indonesia, sayur lodeh, dan tempe. Tampak juga anak-anak Indonesia yang sekolah di sana dari TK – SMA makan juga di kantin itu.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya proses lapor diri selesai. Saya lihat di bagian endorsment Passport, sudah di cap oleh petugas KBRI. Akhirnya beres sudah tugas hari ini.

Kami pulang dengan membawa oleh-oleh Durian Montong yang ternyata tidak boleh dibawa ke dalam MRT. Setelah berfikir panjang, akhirnya bagian sekuriti membolehkan kami membawa durian montong itu asalkan dimasukan ke dalam tas. Karena tas saya terbesar, akhirnya masuk juga itu durian ke tas saya. Dan benar, walaupun tertutup rapat, aromanya tersebar ke mana-mana. Hmmmm .. inilah durian terenak yang pernah saya makan. Menurut teman saya, rasanya sama dengan durian asal Medan.