Menulis terkadang membuat kita bingung dari mana kita memulai dan apa yang akan kita tulis. Menulis yang dimaksud di sini dapat berupa tulisan ilmiah maupun artikel umum (novel, berita, dan sebagainya). Walaupun tiap jenis tulisan berbeda maksud dan tujuannya tetapi memiliki kesamaan yaitu adanya alur cerita (story). Alur cerita harus dimiliki walaupun dalam artikel ilmiah karena dengan alur cerita yang baik pembaca mampu memahami dengan mudah tulisan tersebut. Mudahnya pembaca memahami tulisan yang dibaca merupakan ciri khas dari tulisan yang baik.
Secara umum tulisan yang baik memiliki ciri-ciri yang dikenal dengan istilah SUCCESS yang merupakan singkatan dari: Simple (sederhana), Unexpected (kejutan), Concrete (nyata), Emotional (emosi), dan Stories (alur cerita). Apabila suatu tulisan memiliki kriteria di atas dapat dipastikan pembaca akan terus membaca tulisan tersebut. Kesederhanaan tulisan sangat disukai oleh pembaca yang memang rata-rata memiliki keterbatasan waktu untuk membaca. Sementara itu adanya aspek kejutan dan emosi mampu menahan pembaca untuk tetap setia membaca tulisan yang dibacanya. Kemampuan penulis memberi gambaran nyata dan alur cerita yang runtun memudahkan pembaca memahami tulisan dengan cepat.
Untuk membuat tulisan dengan alur cerita yang baik, ada beragam jenis pola yang dapat dijadikan rujukan. Ada empat pola yang dapat dijadikan rujukan berdasarkan sabar atau tidaknya target pembaca antara lain: struktur OCAR, struktur ABDCE, struktur LD, dan struktur LDR.
Pola struktur pertama yang memiliki karakter cocok untuk pembaca yang sabar untuk tetap membaca adalah OCAR, singkatan dari Opening (pembukaan), Challenge (tantangan), Action (aksi), dan Resolution (penyelesaian). Jenis pola ini biasa diterapkan pada tulisan fiksi (novel, roman, dan sejenisnya) maupun artikel ilmiah. Dalam artikel ilmiah, tantangan ditulis setelah bagian pembukaan selesai dibuat. Secara perlahan namun pasti penulis membangun tulisan dan pembaca harus dengan sabar mengikuti tulisan tersebut.
Jika pembaca kurang sabar dalam membaca, misalnya pada proposal, maka pola yang tepat adalah ABDCE yang merupakan singkatan dari Action (Aksi), Background (latar belakang), Development (pengembangan), Climax (klimaks), dan Ending (akhir). Ketika tulisan dibuat, penulis langsung menerapkan aksi di awal tulisan (dalam OCAR, O dan C digabung) dengan harapan pembaca tetap setia menelusuri tulisannya.
Struktur ketiga adalah LDR yang lebih cocok untuk pembaca yang lebih tidak sabar dibanding ABDCE. LD sendiri singkatan dari Lead/Development & Resolution (LDR). Struktur ini biasa diterapkan oleh para wartawan (majalah) dimana kalimat utama selalu diletakan di awal tulisan, dilanjutkan dengan pengembangan kalimat utama tersebut dan diakhiri dengan penyelesaian.
Sementara itu untuk pembaca yang sangat sibuk, maka struktur Lead/Development (LD) biasanya diterapkan oleh wartawan surat kabar dimana kalimat berita utama harus diletakan di awal pada halaman pertama yang memiliki keterbatasan ruang. Terkadang penulis mengorbankan penyelesaian yang biasanya diletakan oleh editor di halaman lain dan kebanyakan tidak dibaca oleh pembaca yang memang hanya membutuhkan kabar penting saja.
Keempat pola yang disebutkan di atas secara eksplisit jarang ditemukan dalam suatu artikel ilmiah. Salah satu pola yang sering ditemukan adalah struktur OCAR yang dalam suatu artikel biasanya berpola IMRaD, singkatan dari Introduction (pendahuluan), Materials and Mathods (bahan dan metode), Results (hasil), dan Discussion (pembahasan). Pola ini menggabungkan pembukaan dan tantangan (biasanya ditambahkan pula latar belakang) pada OCAR. Sementara itu aksi pada OCAR dipecah menjadi bahan & metode dan hasil pada IMRaD. Jika bahan dan metode adalah aksi yang berisi apa yang dilakukan, maka hasil merupakan aksi lanjutan yang berisi apa yang ditemukan dalam suatu penelitian. Bagian hasil pada IMRaD sama dengan penyelesaian pada OCAR yang terkadang ditambahkan pula bagian kesimpulan (conclusion).
Baca: MEMBUAT KALIMAT YG EFEKTIF
Pola-pola tersebut dapat diterapkan pada tulisan yang akan kita buat dengan konsekuensi-konsekuensinya. Langkah berikutnya adalah memahami struktur internal dari tulisan yang akan disusun yang biasanya harus mengikuti kaidah kohesi (cohesion) dan koheren (coheren) dimana kohesi bermaksud agar suatu paragraf memiliki kalimat yang saling mendukung satu topik tertentu sementara koheren menjamin keterkaitan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya dalam membangun alur cerita suatu artikel.
Referensi: Schimel, Joshua. 2012. Writing Science – How to Write Papers that Get Cited and Proposals that Get Funded. New York: Oxford University Press.