[mk|pert|jur:logika-alg|X|akuntansi]
Banyak kita jumpai bahasa pemrograman dengan aturan tata-tulis (sintaks) yang beragam. Terkadang pengguna bahasa pemrograman tertentu kesulitan membaca kode yang dibuat oleh bahasa pemrograman lain, walaupun terkadang tidak terlalu berbeda jauh. Oleh karena itu dibutuhkan suatu aturan agar sebuah kode program dapat dimengerti oleh programer bahasa pemrograman lain. Walaupun disainer memiliki alat bantu berupa diagram, misalnya flowchart, activity diagram, dan model-model lainnya baik yang bersifat berorientasi objek maupun terstruktur, tetap bagi programer agak sulit, khususnya ketika berinteraksi lewat milis-milis, misalnya stackoverflow, github, dan grup-grup lainnya. Oleh karena itu beberapa peneliti menggunakan pseudocode untuk bertukar informasi sebuah kode program. Tentu saja bukan kode program seluruhnya, hanya beberapa bagian, biasanya sebuah fungsi atau kelas yang penting untuk dikomunikasikan, baik dalam artike ilmiah, maupun diskusi-diskusi di internet. Postingan kali ini mencoba memberikan gambaran bagaimana cara pembuatan pseudocode yang lazim digunakan.
1. Tipe input, output, proses
Tipe pertama merupakan pseudocode dengan fokus utama proses yang dilakukan terhadap sebuah masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Di sini tidak dirinci apa format kode tersebut, apakah sebuah fungsi ataukah komputasi numerik tertentu yang merupakan bagian dari fungsi yang lebih besar. Gambarannya kira-kira seperti ini, misalnya diminta menghitung jarak antara satu data dengan data lainnya dengan Euclidean distance.
-
——————————————————-
-
Algoritma 1: Menghitung Jarak Euclidean
-
——————————————————-
-
input: x1,y1,x2,y2
-
output: d
-
d = sqrt((x1-x2)^2+(y1-y2)^2)
-
——————————————————–
Jenis ini terkadang tidak tidak menyertakan output di atas, tetapi meletakan Return di bagian bawah yang menggambarkan jarak.
-
——————————————————-
-
Algoritma 1: Menghitung Jarak Euclidean
-
——————————————————-
-
input: x1,y1,x2,y2
-
d = sqrt((x1-x2)^2+(y1-y2)^2)
-
return d
-
——————————————————–
Kebetulan di sini merupakan fungsi sederhana yang tidak melibatkan kalang (loop). Ada dua jenis kalang yang biasa digunakan dalam pseudocode yaitu for – next dan repeat – until. Selain itu ada juga while – end yang masuk kategori repeat-until. Diletakan di antara input dan output. Terkadang di sisi proses tidak dijelaskan secara detil, hanya garis besar saja jika dirasa pembaca sudah mengetahui alur komputasi atau fungsi yang biasa digunakan secara umum.
2. Tipe Fungsi
Fungsi merupakan komponen kecil dari total kode program, baik yang berada dalam satu file dengan fungsi induk maupun yang terpisah. Pseudocode tipe ini biasa digunakan oleh pengguna Matlab dan Python. Jika Matlab menggunakan kata kunci “Function”, Python dengan “def” (lihat pos yang lalu tentang fungsi eksternal). Fungsi melibatkan nama fungsi serta variabel masukan. Misal untuk contoh kasus perhitungan jarak Euclidean seperti kasus sebelumnya.
-
——————————————————-
-
Function jarak(x1,x2,y1,y2)
-
——————————————————-
-
input: x1,y1,x2,y2
-
d ← sqrt((x1-x2)^2+(y1-y2)^2)
-
return d
-
——————————————————–
Biasanya notasi pseudocode tidak menggunakan sama dengan “=” melainkan panah kiri “← “. Mengenai apakah pseudocode itu jenis tulisan atau gambar, ada beragam versi. Ada yang membuat kotak pada pseudocode dan menjelaskannya sebagai gambar, ada juga yang menganggap sebagai tulisan biasa bagian dari artikel. Mungkin pembaca menemukan bentuk lainnya.