Perkuliahan Hybrid

Salah satu dampak positif dari pandemi COVID-19 adalah kita dipaksa biasa menjalankan sesuatu secara daring. Mulai dari belanja, bekerja, hingga sekolah atau kuliah. Bahkan orang tua jadul yang tidak pernah memanfaatkan device untuk online terpaksa harus memanfaatkannya. Saya pernah menulisa dampak COVID dari sisi lingkungan [Link]. Karena kendaraan hampir tidak beroperasi, efeknya adalah suhu permukaan (land surface temperature) turun hingga 7 derajat baik siang maupun malam.

Seperti diutarakan oleh bapak Ridwan Kamil, sebaiknya hal-hal yang bisa diterapkan saat COVID tetap dilanjutkan saat COVID telah selesai, khususnya yang menguntungkan dari sisi waktu, tenaga, hingga dampak negatif terhadap lingkungan. Memang ada kesulitan suatu aktivitas dijalankan secara remote, seperti perkuliahan yang mengandalkan keterampilan yang memang harus dijalankan secara luring. Namun, keterampilan tertentu seperti bidang IT dan pemrograman masih bisa memanfaatkan aktivitas secara daring.

Pemasaran misalnya, ternyata efektif lewat daring, entah itu media sosial seperti tiktok, instagram dan sejenisnya, perlu terus diterapkan. Dalam pengajaran, beberapa waktu yang lalu pernah saya jalankan dengan cara hybrid yang menggabungkan tatap muka dengan online meeting. Jenis pertama saya dari rumah menggunakan zoom meeting, kampus yang dihadiri mahasiswa menayangkan zoom tersebut di layar dan mereka secara offline mengikut acara tersebut. Jenis kedua, saya hadir di kelas, beberapa siswa yang karena ada kegiatan khusus dan urgen tidak berada di lokasi dekat kampus terpaksa hadir lewat zoom. Jadi saya harus mengajar sambil zoom. Agak sedikit merepotkan tetapi ternyata untuk pertukaran data dan file lebih mudah, apalagi disertai dengan e-learning yang mendukung seperti tampak dalam video contoh berikut.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.