Entah sudah berapa kali saya membuat proposal, baik saat studi lanjut ataupun saat mengajukan dana hibah penelitian. Alhamdulillah, seluruh proposal yg saya ajukan, termasuk proposal disertasi, diterima. Kalaupun tidak itu karena masalah administrasi seperti tidak boleh menerima dana hibah lebih dari satu dalam tahun yang sama dan sebagainya. Berbeda dengan proposal-proposal sebelumnya, proposal disertasi merupakan proposal terberat yang pernah saya buat karena membutuhkan ilmu-ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya. Selain itu, mencari temuan baru, walaupun hanya secuil ternyata membutuhkan usaha yang besar dari mempelajari riset-riset terkini hingga menganalisa bahwa temuan yang akan kita teliti memang bisa dikerjakan dalam range waktu yang sudah ditentukan.
Memang tidak ada salahnya jujur terhadap diri sendiri, sampai di mana kemampuan kita. Setelah mencoba nekat mengambil jurusan ilmu computer, saya nyerah juga akhirnya. Ketika saya pertama kali kuliah di jurusan computer science, kira2 dua tahun yang lalu, ada pertemuan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di gedung Remote Sensing and Geographic Information Systems (RS-GIS) dan ketika melewati lorong-lorongnya, entah mengapa di hati saya berdesir suatu kekaguman terhadap bidang itu ketika melihat foto-foto yang dipajang di dinding lorong itu. Dengan blackberry, saya foto-foto di situ. Foto-foto tersebut masih tersimpan dan saya anggap angin lalu. Dan saya terkejut ketika beberapa waktu yang lalu membuka-buka file lama berisi foto-foto backup blackberry saya, tampak foto “iseng” tersebut yang seolah-olah mengingatkan saya bahwa saya dulu “pernah” terketuk hatinya dengan bidang GIS yang saat ini menjadi bidang disertasi saya. Lebih “ganas”nya lagi, saya harus membahas juga aspek environment/lingkungan seperti yang pernah saya foto juga. “There is no accident”, kata si guru kura2 dalam film kungfu panda, semua ada yang ngatur.
Kembali ke masalah salah jurusan. Untung saya hobi main catur, saya teringat tiap kali melakukan kesalahan, yang harus saya kerjakan adalah mengurangi dampak dari kesalahan yang telah saya buat itu. Demikian pula, ketika saya tidak sanggup melanjutkan jurusan berat tersebut, saya langsung beralih ke jurusan information management yang sedikit fleksibel. Seluruh kekuatan saya data, termasuk hibah penelitian yang saya peroleh tiga tahun berturut-turut (akan saya lanjutkan menjadi disertasi), walaupun sulit saya anggap kekuatan karena secara logika menghemat tiga tahun. Bedanya hanya cakupan ilmu yang harus diperketat dengan tambahan temuan-temuan baru (research gap).
Mata kuliah-mata kuliah pendukung saya ambil, dari GIS hingga Artificial Intelligent & Neuro-Fuzzy, karena akan saya kombinasikan keduanya menjadi domain riset saya. Yah, begitulah, namanya orang kepepet.

Mungkin kalau dipikir-pikir aneh juga seorang insinyur mesin, mengambil jenjang tertinggi bidang informatika. Banyak juga yang seperti itu kok, Rano Karno juga, insinyur mesin sekarang jadi plt walikota .. (itu kan insinyurnya di film he he .. 🙂 ).
tetap semangat pak tesisnya,…