Generasi Y dan Z yang Manja

Manusia tidak lepas dari aspek spatial (lokasi) dan temporal (waktu). Selain beda lokasi, maka tidak heran jika beda generasi beda pula karakternya. Sebagai informasi, dikenal lima generasi yaitu: i) baby boomer (lahir sekitar 60-an), ii) generasi X (lahir 1961-1980), iii) generasi Y/milenial (lahir 1981-2000), dan iv) Generasi Z (lahir 2000-2010), dan Alpha (lahir 2010 – sekarang).

Kelima generasi tersebut berbeda dikarenakan situasi dan kondisi yang dihadapi selama hidupnya, salah satunya adalah aspek teknologi, terutama informasi dan komputer (infokom) yang dimotori oleh dunia maya (internet). Postingan ini sedikit memberi gambaran kondisi dua generasi (Y dan Z) berdasarkan pengalaman pribadi.

Karakteristik Mahasiswa Generasi X

Karakter ketika saya kuliah (generasi X) sangat berbeda dengan generasi Y (mahasiswa sekarang). Dulu andalannya telepon dan SMS. Akses informasi hanya lewat buku, radio dan televisi. Waktu itu mahasiswa penyendiri seperti saya sudah pasti terbengkalai karena informasi harus saya peroleh sendiri. Mahasiswa yang supel akan dengan mudah memperoleh informasi penting yang mendukung perkuliahan. Jadilah saya kuliah S1 enam tahun. Tapi puas juga, karena itu hasil murni fikiran saya sendiri. Skripsi saya pun unik di antara mahasiswa-mahasiswa yang lain yang menurut saya jika tulisan mereka di-turnitin atau cek plagiarisme pasti akan mirip dengan mahasiswa lain. Tentu saja waktu itu tidak ada tools seperti itu, juga skripsi masih hardcopy.

Generasi ini di Indonesia kebanyakan hidup di jaman p Harto. Inget slogan “Piye, penak jaman ku tho?”. Ya, zaman ini merupakan zaman yang tenang, nyaman, walaupun hidup seadanya. Hanya ada konflik di sebagian kecil wilayah tanah air (misal Aceh). Jadi rekan-rekan yang seumuran dengan saya pasti banyak kenangan-kenangan manis ketika kecil dan sekolah dulu. Alhasil dalam bekerja dan hidup berkeluarga cenderung seimbang (lihat: link ini). Generasi ini juga cenderung hidup linear, maksudnya sekolah, kuliah, kerja, berkeluarga, dan seterusnya. Kalau ditanya pun cenderung jadi dokter, insinyur, pilot, dan karir lainnya. Repotnya generasi ini cenderung kurang mandiri, hanya beberapa mungkin yang karena didikan orang tuanya yang pengusaha, tertarik dengan ber-wirausaha. Oiya, generasi ini termasuk setia, tetap bekerja asalkan digaji cukup, walaupun tidak sesuai dengan minatnya. Mungkin pembaca pernah mendengar di Jepang rata-rata perusahaan menganut “bekerja seumur hidup”, maksudnya jarang pegawai yang berganti-ganti perusahaan tempat dia bekerja. Namun generasi berikutnya, tidak tertarik konsep tersebut lagi.

Karakteristik Mahasiswa Generasi Y

Generasi Y lahir ketika IT sudah berkembang pesat, terutama internet. Perkembangan tersebut memicu kemudahan dalam memperoleh informasi. Tinggal “google” saja, semua informasi tersedia. Mereka memiliki ide-ide yang inovatif dan pandangannya pun visioner, jauh ke depan. Mungkin hanya jaman generasi X ke bawah saja yang senang dengan istilah reuni, acara-acara mengenang masa lalu, club eightees, golden memory, dan sejenisnya. Mereka suka dikritik. Ingat acara-acara idol yang disertai kritik langsung selepas pentas? Bayangkan jika generasi X yang pentas dan selesai pentas dikritik, pasti mukanya langsung merah kayak kepiting rebus, he he. Selfi bagi mereka hal biasa, jika ada yang mengkritik masalah selfi ini, justru si pengkritik yang dibilang aneh.

Generasi yang Kreatif, Inovatif, tapi Manja

Tidak semua manja itu buruk. Bahkan jika semua orang adalah orang manja, maka tidak ada lagi kata manja. Untuk yang saat ini mengajar mahasiswa generasi Y ini, tidak ada cara lain selain memahami kemanjaan mereka.

Ketika mereka bertanya dan kita menjawab dengan menyuruhnya membaca, sudah pasti mereka kecewa. Walaupun kita beri lusinan ebook gratis, tidak akan memuaskan mereka. Karena mereka sudah pasti dengan mudah memperoleh ebook tersebut. Jawab saja sebisanya, kalau tidak bisa jawab saja tidak bisa, beres. Generasi manja ini sangat jago “berdagang” dan memasarkan diri. Mereka juga mampu memahami rekan-rekan mereka yang sama-sama manja. Ada beberapa postingan saya yang tidak cocok dengan generasi manja ini dan astaga, komentarnya pedas sekali (tidak menjumpai info yg diinginkan, padahal infonya pada postingan berikutnya).

Beberapa waktu yang lalu beredar kalau ujian nasional, dan juga ujian masuk PTN yang katanya sulit. Padahal dari dulu yang begitu menurut saya, cuma generasi ini saja yang mengucapkan kata sulit. Belum tentu yang mengatakan sulit itu nilainya buruk. Jangan-jangan kalau dia yakin benar semua barulah dikatakan mudah.

Beberapa buku sudah saya tulis. Penerbit sepertinya sudah pandai dan menyadari kebanyakan konsumen adalah pelajar-pelajar manja. Ada pakar yang nyinyir terhadap buku-buku yang menurutnya instan dan tidak layak terbit dibanding buku-buku terkenal karangan profesor-profesor luar negeri. Ya, begitulah generasi manja. Sudah syukur mereka baca buku-buku instan yang memanjakan mereka, jika tidak akan kalah oleh informasi-informasi lain yang lebih memanjakan mereka di internet. Buatlah potongan-potongan informasi penting yang menarik perhatian mereka ketimbang timbunan informasi-informasi berharga tetapi tidak menarik bagi mereka. Oiya, mereka sangat setia terhadap sesuatu yang sesuai dengan minatnya dan terkadang tidak memperdulikan besar kecilnya gaji. Jika merasa tidak dihargai, mereka cenderung pindah kerja ke tempat lain yang menghargai mereka. Jadi … hargailah mereka, dan juga pihak-pihak yang berusaha merhargai mereka ya.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.