Salah satu faktor penting dalam penyelesaian proyek baik menulis, riset, hingga pembuatan program aplikasi adalah mengetik cepat. Dengan mengetik cepat maka proses pengerjaan dapat terselesaikan jauh di bawah waktu deadline.
Program Untuk Latihan
Dulu ada program untuk melatih mengetik namanya Typing Master. Namun saat ini lebih baik menggunakan yang berbasis web karena dapat terhubung dengan pengetik-pengetik lainnya dari seluruh dunia. Beberap pengguna menyarankan menggunakan 10fastfinger yang juga disertai game yang menarik karena berkompetisi dengan negara-negara lain.
Lumayan masuk 10 besar ketika uji coba langsung dengan kecepatan 89 wpm (kata/menit). Untuk kecepatan di atas 100 wpm berarti mengetiknya seperti berbicara mengalirnya kata. Sepertinya harus latihan lagi.
Mengetik 10 jari dan Buta
Dua teknik tersebut wajib dikuasai oleh rekan-rekan yang ingin mengetik cepat. Biasanya jika sudah 10 jari secara otomatis akan mengetik buta. Buta di sini artinya tidak melihat tuts keyboard yang ditekan. Teknik yang digunakan adalah:
-
Letakan jari pada rumahnya (asdf – jkl;) khusus untuk qwerty
-
Tekan huruf sesuai dengan wilayah jari (kelingking, manis, tengah, telunjuk dan jempol).
Namun ternyata ketika melihat juara satu-nya 141 wpm, keyboard yang digunakan adalah jenis maltron. Hmm .. bagaimana lagi, sudah terlanjur qwerty jika dipindah akan belajar dari nol lagi.
Jenis-Jenis Format Keyboard
Ternyata jenis-jenis keyboard beragam. Memang saya merasa qwerty sangat tidak reliable karena kebanyakan huruf yang diketik, misalnya a malah berada di jari yang terlemah yaitu kelingking kiri. Jenis-jenis keyboard yang tersedia antara lain (sumber: indoworx.com/jenis-jenis-keyboard/):
1. QWERTY
Ini adalah formasi keyboard pertama di dunia. Kelemahannya adalah beban tangan kiri lebih besar dari tangan kanan. Sangat tidak cocok dengan tangan Indoneisa yang lebih kuat di kanan (bukan kidal). Namun apa boleh buat, karena sudah terlanjur banyak yang makai terpaksa tetap dipertahankan, karena jika format baru akan belajar lagi.
2. DVORAK
Dibentuk pada tahun 1932. Kabarnya DVORAK lebih evisien 10 – 15% dibanding qwerty.
3. KLOCKENBERG
Merupakan kombinasi qwerty dengan dvorak. Bentuknya terpisah antara kiri dan kanan. Fungsinya untuk mengurangi beban pada otot tangan dan bahu. Namun memiliki masalah dalam hal tata ruang dan sangat tidak mobile.
3. MALTRON
Keyboard ini mengatasi masalah jari yang harus menyesuaikan dengan keyboard pada qwerty. Dengan bentuk ini, jari tidak terlalu menyesuaikan dengan keyboard. Repititive injury yang kerap dialami orang yang banyak mengetik dapat dihindari. Lihat gambar di bawah (sumber: assistiveit.co.uk)
4. PALANTYPE
Keyboard ini membagi konsonan dengan huruf hidup (bagian tengah). Konsonan di kiri dan kanan yang posisinya mirip awal dan akhir kata. Sayangnya hanya mensuport bahasa Inggris.
5. STENOTYPE
Cocok untuk wartawan dalam merekam/mencatat wawancara. Hasilnya masih berupa singkatan-singkatan sehingga harus diedit lagi jika ingin dipublish. Tapi dengan singkatan saja, si wartawan masih bisa membaca apa yang diketik ketika wawancara. Hmm .. di jaman yang sudah mudah merekam sepertinya tidak diperlukan.
6. ALPHABETIC
Keyboard ini sederhana karena memformat keyboard secara alfabet. Mudah dalam memasang karena urutannya alfabet .. he he. Biasanya hanya untuk mainan anak-anak.
7. ALPHANUMERIC
Biasa digunakan oleh para kasir / teller bank. Sangat cocok untuk mengetik angka. Keyboard qwerty biasanya menyertakan keyboard alphanumeric yang terpisah di bagian kanan. Tapi untuk laptop sepertinya sudah tidak ada untuk menghemat space.
Demikian tulisan ringan mengenai seluk beluk mengetik. Selamat mengetik.