Menghadapi Era Milenial Bagi Pengajar

Banyak rekan-rekan seumuran saya yang terkaget-kaget dan tergopoh-gopoh di era milenial ini. Era yang sering disebut industri 4.0. Jangankan guru yang kaget melihat siswanya banyak yang lebih tahu dari dia, dosen pun mengalami hal yang sama. Tinggal searching di google, siswa sudah tahu apapun yang diinginkannya. Postingan ini sedikit memberi pertahanan agar para pengajar tidak dilibas oleh era ini.

Melatih Ingatan

Tidak dapat dipungkiri, dengan adanya google kita jadi malas untuk mengingat-ingat. Toh, ada di google jawabannya. Tapi secepat-cepatnya Anda searching, tetap jauh lebih cepat jika Anda mengetahui dari ingatan Anda. Sebenarnya era generasi X dan sebelumnya memiliki keunggulan dalam hal ingatan (maklum belum ada google, jadi harus buka buku atau nanya-nanya). Tidak ada salahnya mengingat-ingat informasi yang pernah kita miliki. Oiya, era industri 4.0 bercirikan bahwa pengajar bukan seperti pemberi informasi melainkan fasilitator, motivator, dan model bagi siswa. Kita tentu lebih mengagumi seseorang yang ketika ditanya langsung menjawab dibandingkan buka contekan dulu, atau searching di Google. Jika kita langsung menjawab kemungkinan besar siswa kagum, dan jika siswa mengagumi gurunya makan mereka akan lebih mudah diajari dan dimotivasi.

Gunakan Metode Iterasi

Bagi orang IT, dikenal metode pengembangan sistem (SDLC) waterfall. Metode ini mengalir terus dari analisa, disain, coding, testing, dan implementasi. Dikatakan waterfall karena mengalir turun ke bawah bak air terjun. Ketika membaca atau mempelajari ilmu baru jangan gunakan metode jadul tersebut, melainkan pilih metode yang terjamin keberhasilannya, yaitu iterasi.

Metode yang biasanya digunakan oleh pengembang program berorientasi objek ini memastikan ketika melaksanakan atau mengerjakan sesuatu, seluruh tahapan (analisa, disain, coding, testing dan implementasi) dilakukan. Bagaimana praktisnya? Sederhana sebenarnya, ketika kita membaca satu tulisan, misalnya postingan ini. Dimulai dari paragraf pertama Anda wajib menjalankan seluruh metode belajar yang dikuasai (biasanya mencari topik utama, menguji apa yg diserap, dan mengulang jika kurang paham). Ketika Anda membaca sampai sini, jika Anda lupa mencari topik bacaan tiap paragraf, dan tidak mengetes apa informasi yang baru diterima, jangan-jangan setelah selesai membaca postingan ini tidak ada yang masuk di otak. Di jaman yang cepat ini membaca ulang sangat memboroskan waktu Anda, jadi pastikan sekali gebuk (maksudnya baca) langsung mengerti. Sebenarnya sifat alami otak itu iterasi. Pernahkan Anda menonton film di bioskop berkali-kali? Tentu saja tidak. Hal ini karena ketika menonton, di kepala kita tidak hanya mengikuti cerita melainkan muncul seluruh metode belajar dari memahami, menyimpulkan, menguji hasil pengamatan, dan seterusnya. Ada dua kemungkinan Anda menonton kembali: menyukai film tersebut, atau ketiduran ketika menonton yang pertama atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang ga jelas. Jika ada tambahan bisa ditambahkan di komentar. Sekian, semoga bisa membantu.

Iklan