Kondisi pandemi membuat seluruh aspek kehidupan terganggu, bahkan lumpuh. Termasuk juga dunia pendidikan yang melibatkan pertemuan sosial antara guru/dosen dengan murid/mahasiswa. Penyelenggaraan perkuliahan secara daring dapat dilakukan dengan kualitas yang tidak jauh berbeda, namun perkuliahan praktik masih belum efektif. Pertemuan online dengan aplikasi tertentu banyak dikeluhkan oleh siswa yang mengandalkan pulsa di rumah, yang dapat dilihat dari hasil kuesioner sistem informasi akademik. Walaupun ada bantuan pulsa dari pemerintah, namun mengingat banyaknya mata kuliah yang diambil, tetap saja tidak mencukupi. Selain itu, bagi masyarakat, pulsa masih belum menjadi kebutuhan pokok, dan untuk aplikasi multimedia (streaming video, dan sejenisnya) masih mengandalkan Wifi (biasanya di kampus). Apalagi untuk keluarga yang banyak memiliki anak dan semuanya menjalankan pendidikan secara daring.
Bertanya
Bertanya merupakan aktivitas yang murah meriah. Walaupun dilakukan secara online, pertanyaan tidak memerlukan paket data yang besar. Teman, saudara, guru/dosen, dan siapapun dapat dijadikan sumber rujukan. Tentu saja tata krama bertanya perlu diperhatikan, terutama terhadap guru atau orang yang tidak/baru kita kenal. Terkadang mengirim email pertanyaan terhadap author artikel internasional dibalas, walaupun kadang-kadang tidak direspon atau lama jawabannya.
Nah, masalah muncul ketika pertanyaan yang diajukan tidak ada/belum ada solusinya. Biasanya mahasiswa tingkat doktoral. Akan tetapi di tahap-tahap awal biasanya banyak yang bisa, namun karena bidang ilmu doktoral sangat spesifik, pakar di bidang IT tidak akan memahami seluruh ilmu spesifik, bahkan di bidang yang spesifik pun belum tentu mahir, misalnya AI robotik akan berbeda dengan AI pertanian. Jadi mutlak langkah berikut ini dijalankan.
Membaca Cepat
Di sini membaca perlu ditambahkan kata cepat di akhirnya karena jika tidak, waktu yang sangat berharga akan terbuang sia-sia. Selain itu, membaca artikel ilmiah berbeda dengan membaca novel atau komik. Banyak teknik-teknik membaca cepat, tetapi keingintahuan seharusnya bisa memacu kita membaca cepat, yaitu membaca yang didasari oleh pertanyaan-pertanyaan di kepala kita.
Bagaimana jika makalah yang harus dibaca berbahasa Inggris? Nah, ini merupakan problem utama mahasiswa-mahasiswa yang mengambil studi lanjut di Indonesia. Aplikasi penterjemah dapat digunakan. Selain itu, tidak ada salahnya “sharing“, maksudnya minta dibacakan, oleh suami/istri, anak, saudara, dan lain-lain. Tentu saja tidak dianjurkan jika ada waktu, karena membaca artikel ilmiah, apalagi bidang tingkat doktoral yang tidak semua orang paham, walaupun tahu arti/terjemahan naskah tersebut.
Membaca Artikel Studi Literatur (Review)
Naskah artikel ilmiah terdiri dari beberapa jenis, ada yang naskah buku, prosiding dan jurnal. Selain itu terbagi pula menjadi artikel penelitian dan artikel review. Nah, artikel jenis review terkadang bermanfaat untuk orang yang akan memulai penelitian bidang tertentu. Dari pada meneliti satu persatu naskah paper yang tercerai berai, ada baiknya membaca artikel review yang sudah terstruktur berdasarkan domain ilmu tertentu.
Trik lain adalah mencari artikel jenis penelitian yang berkualitas baik (biasanya berimpak/kuartil tinggi) kemudian dari referensinya kita baca juga. Tentu saja kelemahan membaca dari sumber referensi suatu artikel adalah terlalu jauh tertinggal. Suatu naskah artikel yang hari ini terbit, biasanya hasil penelitian beberapa tahun sebelumnya. Tentu saja referensi yang jadi rujukan pun tambah jauh tertinggal waktunya. Namun biasanya walaupun sudah tertinggal tetapi kemungkinan besar banyak yang mensitasi yang artinya landasannya cukup kuat.
Support Dari Bidang/Pakar Lain
Beberapa penelitian memerlukan support/dukungan dari bidang/pakar lain. Misalnya penelitian tracking dan navigasi membutuhkan bantuan rekan-rekan di bidang pemetaan 3D misalnya, atau mobile application jika akan diterapkan di ponsel. Optimasi yang diterapkan untuk lahan membutuhkan bantuan rekan-rekan GIS dan penginderaan jarak jauh (remote sensing). Bahkan ketika menulis paper bisa minta bantuan rekan-rekan yang mengerti bahasa Inggris jika enggan menggunakan jasa proofreader. Manfaatkan grup medsos untuk bertanya dan bertukar fikiran bidang tertentu di internet.
Berdoa
Ups, seharusnya ini ada di awal. Walaupun ini sudah otomatis kita jalankan tetapi aspek agama perlu dicantumkan di sini, seperti kasus kemendikbud yang terpaksa memasukan kembali kata “agama” dalam roadmap pendidikan nasional. Berdoa dan berusaha sebaiknya tidak terpisah, ketika berusaha diiringi doa dan berdoa tidak hanya ketika ibadah, melainkan ketika sedang berusaha juga. Sekian postingan singkat ini, semoga bermakna.