Bawa Perasaan (BaPer) terkadang sangat dibutuhkan, khususnya dalam memahami dan berempati terhadap suatu hal. Namun bila berlebihan bisa mengganggu fisik dan mental. Maklum kondisi saat ini yang tidak menentu. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya cuek, jangan mudah menyimpulkan, menyadari kita tidak bisa mengatur fikiran orang lain, dan lain-lain (link). Postingan ini sedikit membahas kondisi dimana fikiran tidak terbawa hanyut, baik dengan suasana maupun perasaan.
Flow
Konsep flow ditemukan oleh psikolog-psikolog di barat ketika perang dunia berakhir (link). Jika diingat-ingat pasti seseorang pernah merasakan kondisi flow dimana ketika beraktivitias ada rasa bahagia, tenang, dan waktu seperti berhenti, denyut jantung rendah tapi fokus dan konsentrasi tinggi. Seorang atlit ketika bertanding dan masuk dalam kondisi flow akan menunjukan kualitas terbaiknya. Ketika bermain pun tidak ada rasa khawatir kalah atau menang. Oiya, untuk mencapai flow terlebih dahulu Anda menguasai aktivitasnya, tidak mungkin mencapai flow ketika misalnya bertanding catur tetapi Anda sendiri tidak mengerti cara bermainnya, bukannya flow malah stres.
Mindfulness
Flow memang sulit untuk diulangi, tetapi beberapa peneliti menyelidiki hubungan flow dengan konsep meditasi yang dikembangkan di timur. Daripada fokus bagaimana mencapai flow ada baiknya mengkondisikan tubuh dan fikiran kepada kondisi-kondisi pendukung flow. Ciri kondisi flow yang tenang, denyut jantung rendah, dan sejenisnya ternyata bisa dibalik prinsipnya. Dengan mencapai gelombang otak tertentu yang tenang (gelombang alpha), merasa bahagia, dan sejenisnya maka secara perlahan memasuki kondisi flow (terkadang disebut juga dengan istilah zone). Banyak yang meyakini Einstein ketika bekerja selalu dalam keadaan flow, ketika diuji darah antara bangun tidur dan sebelum tidur dalam kualitas yang sama baiknya.
Vipassana
Sangat sulit mencapai gelombang alpha yang tenang secara sengaja. Cara paling gampang adalah vipassana. Dengan memperhatikan nafas (masuk dan keluar) secara perlahan jumlah fikiran di kepala akan berkurang (konon jumlahnya dalam saat yang sama ratusan). Oiya, makin banyak fikiran di kepala bukan makin baik, malah kita terjebak seperti monyet yang gelisah loncata ke sana ke mari.
Jangan khawatir, bagi kita yang aktif, teknik ini dapat dilaksanakan tanpa harus menyediakan waktu dan tempat tertentu. Lakukan saja dalam aktivitas sehari-hari. Tentu saja dalam sehari sebisa mungkin menyediakan waktu dan tempat. Untuk yang beragama bisa dilaksanakan ketika beribadah.
Berlatih
Terkadang saya sering mencoba mempraktikan bagaimana beraktivitas tanpa baper agar menghasilkan kondisi flow yang optimal. Atau jika tidak mencapainya, ada usaha mengarah ke sana. Apapun tekniknya, misalnya vipassana, lakukan saja aktivitas sederhana, misalnya yang sering saya lakukan adalah bermain catur online. Ketika bermain jangan lupa nafas, dari awal bermain sampai akhir (menang/kalah). Jika lupa dengan nafas berarti gagal karena artinya terbawa perasaan (entah gembira karena menang atau kecewa karena kalah). Flow tidak memperdulikan kita menang atau kalah, melainkan hanya bahagia, tenang, dan khusyuk ketika beraktivitas.
Untuk dosen/pengajar bisa dengan mencoba ketika mengajar. Jangan sampai terbawa suasana, dan pastikan dari awal sampai akhir tetap tenang, bisa memperhatikan nafas atau untuk yang level lebih lanjut memperhatikan fikiran.
Beberapa hari yang lalu kita lihat motogp berlangsung dalam keadaan dimana ada pembalap yang meninggal karena kecelakaan. Jika tidak bisa masuk ke kondisi flow dapat dipastikan mereka membalap dalam kondisi ‘baper’ dan terbukti beberapa terjatuh dan tidak optimal. Oiya, jika ingin melihat kebiasaan-kebiasaan aneh orang ternama silahkan baca link ini. Sekian, semoga bisa mengisi libur lahirnya Pancasila hari ini.