Prediksi dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Dasar-dasar)

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan metode komputasi yang meniru perilaku kerja otak makhluk hidup dalam merespon masukan. Dengan data berupa variabel-variabel masukan, JST memproses kemudian menghasilkan output tertentu sesuai dengan proses pembelajaran sebelumnya. JST telah banyak diterapkan di berbagai bidang antara lain:  kedokteran, keuangan, sistem kontrol, data mining, dan lain-lain. Lalu muncul pertanyaan, apakah bisa juga digunakan untuk prediksi?

Secara filosofis karena JST adalah usaha untuk meniru otak, maka tentu saja diharapkan dapat digunakan untuk prediksi karena otak kita juga bisa memprediksi sesuatu kan? Situs yang cukup baik menurut saya dalam menjelaskan peramalan dengan JST adalah berikut ini. Atau berikut penjelasannya bagi yang malas baca tulisan panjang ditambah bahasa Inggris pula.

Sebelumnya kita bahas terlebih dahulu JST yang tidak digunakan untuk meramal (forecast), misalnya penentuan harga baru berdasarkan jumlah penjualan dan pesanan. Jika penjualan meningkat dan pesanan meningkat sekian, maka harga baru naik sekian. Jika penjualan menurun dan pesanan menurun sekian maka harga baru turun sekian. Jadi JST akan menerima masukan jumlah penjualan periode tertentu dan berapa pesanan baru, maka JST akan menyarankan untuk menaikan atau menurunkan harga dengan prosentase tertentu berdasarkan informasi data yang lalu. Jadi jika perusahaan tersebut ditinggal oleh manajer pemasaran karena gaji kecil, ga dapet THR, ga dihargai, dll, manajer baru tinggal memakai data lama untuk mengambil keputusan ke depan.

Sementara itu peramalan menggunakan data lama sebagai variabel masukan, biasanya periodik, perbulan atau pertahun, yang tentu saja banyak (tidak hanya satu tahun/bulan). Untuk kasus penentuan harga barang, JST bisa digunakan untuk meramalkan kenaikan harga di masa yang akan datang. Termasuk variabel-variabel yang sebelumnya jadi masukan juga bisa diramal untuk ikut andil memprediksi yang dikenal dengan istilah variabel intervensi (intervening). Berikut satu ilustrasi yang cukup baik dari referensi yang disebutkan di awal.

Jika diperhatikan ada lima input untuk memprediksi satu keluaran. Tentu saja jumlah input harus tetap, jika ketika pelatihan ada lima tahun sebelumnya untuk memprediksi, maka JST akan error jika hanya empat atau tiga masukan yang tersedia. Salah satu kehebatan JST dibanding regressi yang lain adalah dengan mudah dapat ditambah variabel intervensi seperti gambar berikut. Kalau di kasus contoh sebelumnya misalnya jumlah penjualan dan pesanan baru yang masuk.

Disebutkan bahwa jumlah variabel intervensi (intervention indicator) jangan terlalu banyak karena akan mengganggu masukan yang lain yang utama (data history periode yang lampau). Untuk penerepannya dapat Anda lihat di postingan saya yang lain. Untuk yang lagi skripsi atau tesis tentang peramalan, tetap semangat !!!

Referensi:

Iklan

6 respons untuk ‘Prediksi dengan Jaringan Syaraf Tiruan (Dasar-dasar)

    1. tiap network beda teknik pembelajarannya. Backpropagation itu salah satu yg terkenal untuk jenis JST maju dari input ke output. kan ada yang outputnya jadi bahan untuk input, ada lagi yg self organizing map, dll. pokoknya ciri2nya jika data untuk pelatihan ada target/label, biasanya pake bp

    1. JST ada dua tahapan: Training dan Testing. Training metode-nya ada banyak, salah satunya backpropagation. Nah kalau quickprop mungkin metode baru, belum ada ditext book lama. Kalau training, metodenya hanya memanfaatkan bobot dan bias hasil training.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.