Natural Science vs Artificial/Design Science

Berbeda dengan jurnal yang memang sudah teratur terbitnya, seminar membutuhkan usaha ekstra terutama menyangkut deadline yang harus ditepati karena berkaitan dengan pembicara, lokasi seminar, dan hal-hal lainnya. Salah satu deadline utama adalah jadwal review yang biasanya agar lebih cepat beberapa pe-review berkumpul menyelesaikan sisa-sisa artikel yang harus direview. Masalah muncul dalam review karena seminar agak sedikit longgar dalam tema risetnya, berbeda dengan jurnal yang sudah spesifik. Postingan ini sedikit berbicara masalah perbedaan bidang ilmu yang kerap bersitegang antara satu bidang dengan bidang lainnya.

Komunitas Ilmu

Terlepas dari jenis bidang ilmu, ada komunitas ilmu yang terbentuk baik secara sengaja maupun terbentuk sendiri. Komunitas ini memiliki kode etik, konsep, dan hal-hal spesifik mengenai ilmu yang dikajinya. Komunitas ilmu lain mungkin memiliki pandangan yang berbeda, tetapi tidak bisa memaksakan suatu pandangan ke komunitas lainnya. Hanya sedikit masalah muncul karena antara satu bidang ilmu memiliki singgungan-singgungan dengan bidang lainnya. Gambar di bawah adalah kuadran ilmu yang ada saat ini. Tidak ada bidang ilmu yang 100% murni analitis, sintetis, simbolis atau real.

knowledge domain

Natural Science

Ini merupakan bidang yang sudah dikenalkan sejak kita SD dengan “metode ilmiah”-nya. Diawali dengan problem dilanjutkan dengan hipotesa yang kemudian diuji dengan eksperimen untuk menghasilkan kesimpulan yang berupa ilmu baru. Aktivitas tersebut dikenal dengan istilah riset yang kadang diartikan sebagai aktivitas dalam mengamati sebuah fenomena yang menjadi pusat perhatian. Ketika studi lanjut, pengelolaan jurnal diambil alih rekan saya yang alumni ilmu komputer IPB dan ternyata ketika saya amati format gaya selingkung (istilah karakter tulisan sebuah jurnal) mirip IPB yang natural science, misalnya ada bab tentang “material dan bahan” yang membingungkan para peneliti ilmu komputer apa yang harus diisi di bab tersebut. Jika dilihat dari kuadran di atas, bidang ini agak ke kiri ke arah analitis.

Artificial Science/Design Science

Semua orang mengenal Facebook, Twitter, dan sejenisnya untuk bidang komputer. Apakah ini termasuk ilmu? Jika dibilang natural science tentu saja bukan. Begitu pula untuk disain produk, metode produksi, dan kawan-kawan. Sebenarnya jika dirunut sama dengan natural science yang memang sudah ada di alam dan tinggal diamati untuk kebaikan manusia hasil pengamatannya, pada artificial science yang di amati tidak muncul sendiri di alam melainkan buatan manusia. Keberadaannya sama untuk kebaikan manusia, baik untuk kesehatan, keuntungan, dan lain-lain, walaupun terkadang bisa membahayakan umat manusia itu sendiri. Pada kuadran ilmu di atas letaknya sintetis dan real.

Ketika me-review terkadang dihadapkan dengan kondisi seperti itu. Ketika mendapati sebuah artikel yang membahas perancangan alat atau sebuah sistem terkadang karena tidak bisa menunjukan kebaruan/novelty akan di-reject oleh penganut natural science murni. Alkisah dalam suatu ruangan review intensif yang diistilahkan “sapu jagat” hehe, profesor dari rombongan yang direject terlihat kecewa melihat anak buahnya yang merancang alat tersebut direject dan mencari tahu siapa yang mereject dan ketika tahu namanya, dia sadar kalau dia juga banyak me-reject riset dari rombongan yg mereject tersebut karena dianggap riset sistem informasi yang berulang tanpa ada temuan baru. Ya begitulah, riset satu komunitas ilmu jika direview oleh komunitas ilmu lainnya pasti ada konflik yang berakhir saling me-reject. Ada karakter khas dari design science misalnya tidak adanya hipotesa di awal. Hipotesa sendiri terjawab sepanjang perjalanan tahapan perancangan dan tidak dimunculkan secara eksplisit. Novelty pun akan diketahui oleh reviewer yang banyak mereview artikel perancangan/disain tanpa si penulis menyodorkan bukti ke-novelty-annya. Untuk jurnal tidak ada masalah karena yang mereview adalah komunitasnya, berbeda dengan seminar yang kadang “gado-gado” bidang ilmunya. Beberapa jurnal internasional bereputasi, misalnya “mechatronics” reviewer harus disodorkan video alat tersebut ketika beroperasi, tidak hanya dengan tulisan saja, atau harus mengirim data beserta alat pengujinya. Begitulah dunia riset. Silahkan baca link ini untuk Design Science bidang sistem informasi.

Iklan