Naïve Bayes – Kalkulasi secara Manual dan dengan Komputer

Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa Deep Learning paling banyak diteliti dan digunakan dalam aplikasi-aplikasi artificial intelligence. Beberapa pengguna tidak menyukai metode tersebut karena karakteristiknya yang tidak dapat dilihat logika di dalam modelnya atau sering diistilahkan dengan black box walaupun akurasinya saat ini dengan model terbarunya hingga mendekati 100%. Selain itu, deep learning membutuhkan kinerja prosesor yang tinggi, terutama ketika proses pelatihan (learning).

Jika ingin membuat model yang dapat dilihat alur logikanya, naïve bayes merupakan salah satu pilihan yang baik. Walaupun kinerjanya menurut beberapa penelitian kalah dengan metode terkini seperti misalnya support vector machine (SVM), metode ini memiliki karakteristik statistik yang kental, yaitu probabilistik. Ada istilah confidence dalam metode ini.

Untuk perhitungan, naïve bayes lebih mudah menurut saya dibanding decision tree yang mengharuskan membuat model tree dengan konsep entropy dan gain informationnya. Pada naïve bayes, kita hanya menghitung probabilitas ketika menghitung confidence tiap-tiap kelas prediksi.

Plus Minus

Metode naïve bayes, dalam Scikit Learn diisitilahkan dengan Gaussian Naïve Bayes, karena dalam mengkonversi tabel kategorikal lewat pendekatan fungsi Gauss. Walaupun akurasinya kurang dibanding metode lain, sifat probabilistiknya sangat membantu penjelasan ke pengguna dalam aplikasinya. Misalnya dalam memprediksi sebuah sentimen dalam sentiment analysis, metode ini tidak hanya menjelaskan positif, negatif, atau netral saja, melainkan berapa kadar positif dan negatifnya dalam bentuk probabilitas. Terkadang jika dalam sistem dashboard menunjukan negatif dengan probabilitas yang tinggi bisa saja digambarkan dengan warna merah yang artinya warning, sehingga eksekutif segera mengambil tindakan yang perlu dalam manajemen.

Statistik merupakan bidang yang paling banyak dimanfaatkan dalam machine learning. Belakangan beberapa ahli machine learning enggan disebut ahli statistik karena belakangan metode-metode terbaru tidak terlalu mengadopsi konsep statistik, misalnya tensorflow yang cenderung ke arah tensor dan matriks dalam aljabar. Silahkan lihat penjelasan slide di atas dalam video youtube berikut ini, semoga bermanfaat.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.