Idrisi Taiga atau Selva?

Untuk rekan-rekan peneliti yang menggeluti bidang Remote Sensing – Geographic Information System (RS-GIS) pasti tidak asing dengan software Idrisi. Aplikasi yang mengambil nama dari ahli geografi terkenal Al-Idrisi itu cukup baik dalam memprediksi penggunaan lahan, dengan modulnya yang terkenal Land Change Modeler (LCM). Versi yang terakhir diberi nama produk “Selva” versi 17. Sementara sebelumnya diberi nama “Taiga”. Banyak jurnal yang publish menggunakan aplikasi tersebut. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi tersebut diakui keberadaannya di dunia penelitian. Saya sendiri menggunakan kedua versi tersebut (Selva dan Taiga) dan entah kenapa lebih cocok dengan Taiga yang lebih ringkas dan sepertinya agak cepat responnya (mungkin perasaan saya saja, semoga). Postingan kali ini lanjutan yang lalu dan mencoba berbagi pengalaman ketika menggunakan dua versi Idrisi tersebut.

Versi OS Ketika Idrisi Diinstal

Ada dua laptop dimana Idrisi diinstal Windows 10 dan Windows 7. Kebetulan kampus tempat saya kuliah memiliki lisensi yang berjalan di Windows 7. Sepertinya Windows 7 tidak ada masalah untuk kedua versi Idrisi tersebut. Sementara masalah muncul ketika saya coba pasang di Windows 10, ternyata Idrisi Taiga tidak dapat running program exe-nya. Untungnya Idrisi Selva dapat berjalan normal.

Perbedaan Hasil Running Idrisi Selva dan Taiga

Masalah muncul ketika saya menggunakan Selva di Win 10, terutama di bagian pengujian Transition Potential dimana hasilnya cenderung baik di angka 0.7 ke atas nilai ROC-nya. Tentu saja ini menjadi tanda tanya. Alhasil saya coba juga dengan data yang sama dijalankan dengan Idrisi Taiga di laptop satunya lagi (dengan Win 7). Hasilnya cukup mengejutkan, ada dua transition potential di bawah 0.7 (bahkan satu transisi di bawah 0.6) ketika menggunakan Idrisi Taiga. Untuk sementara saya mencoba menggunakan Idrisi taiga di Win 7 sambil menunggu masalah ini selesai. Semoga informasi singkat ini bermanfaat dan mohon saran jika ada pengalaman serupa.

Update 3 Juli 2017

Akhirnya Selva yang digunakan karena ada juga yang ROC dibawah 0.75 untk di-drop dari daftar transition potential. Nilai ROC pun tidak jauh berbeda dari jurnal yang jadi rujukan tulisan saya (yang diterima di atas 0.8 yang ditolak tidak jauh dari 0.75).

Iklan

Microsoft Visio untuk Penggambaran Model

Ada pepatah “gambar lebih baik dari sejuta kata”, dalam mendeskripsikan suatu konsep. Dengan gambar, artikel dapat lebih ringkas dibandingkan dengan hanya berupa kalimat. Kebanyakan jurnal-jurnal saat ini menganjurkan menggunakan gambar untuk menggambarkan penelitian yang telah dilakukan. Salah satu gambar yang sudah menjadi keharusan untuk digambarkan dalam bentuk bagan adalah metodologi penelitian.

Untuk menggambarkan model banyak alat bantu yang bisa digunakan. Bahkan pengolah kata saat ini, misalnya Microsoft Word, menyediakan juga tool untuk menggambar pada menu “design”. Salah satu aplikasi yang cukup baik untuk membuat bagan adalah Microsoft Visio yang dijual terpisah dengan Microsoft Office (word, excel, access, dan pendukung lainnya). Postingan kali ini sekedar sharing bagaimana membuat bagan sederhana dengan Visio. Sebagai informasi, bagan yang saya gambarkan dengan Microsoft Visio sudah terbukti diterima dalam naskah jurnal internasional berimpak faktor 1.7 berikut ini.

Biasanya flow chart digunakan untuk menggambarkan alur penelitian. Tetapi ternyata flow chart lebih cocok untuk menggambarkan alur program, sementara untuk alur penelitian yang lebih “general” menjadi panjang dan kurang jelas jika menggunakan standar flow chart yang cenderung hanya dimengerti para programmer. Selain itu flow chart kurang “padat” dan cenderung boros halaman, padahal jurnal rata-rata membatasi halaman per naskah. Langsung saja buka Microsoft Visio.

Saya lebih suka menggunakan pilihan awal “Block Diagram” baik US maupun Metric unit. Salah satu “Shape” yang saya sukai adalah arrow box karena selain bisa digunakan untuk menjelaskan tahapan juga mengarahkan ke tahapan berikutnya. Atur warna, ukuran dan jenis “font” hingga dihasilkan seperti contoh bagan berikut ini.

Source: http://www.mdpi.com/2071-1050/9/2/221/htm

Untuk membentuk tulisan miring dapat menggunakan editing “rotasi” baik “shape” maupun tulisannya. Selamat mencoba semoga tips sederhana ini bermanfaat.