Jangan Terganggu dengan Banyaknya Alternatif

Siapapun pasti pernah memilih. Memilih teman, pasangan, jurusan kuliah, warna pakaian, hingga agama yang kita anut (walaupun jarang yang dari hasil memilih). Tentu saja pilihan pasti lebih dari satu, karena kalau hanya satu bukan pilihan namanya, walaupun sering diucapkan, “ga ada pilihan lain, apa boleh buat”.

Alternatif dalam Kehidupan

Pentingkah memilih? Tentu saja penting. Memilih itu sendiri merupakan suatu keterampilan yang harus dipelajari. Waktu pelajaran “engineering ethic”, yaitu kuliah terakhir sebelum wisuda dan wajib diikuti oleh para wisudawan fak teknik UGM, disinggung masalah “Skill” memilih ini. Disebutkan bahwa memilih harus diajarkan kepada seorang anak semenjak kecil. Walau nasehat itu terlambat, karena pendengarnya sudah pada gede, tetapi bisa diterapkan ke anak-anak kita. Dari memilih yang tidak terlalu penting, seperti warna, hobi, ekstra kulikuler, dan lain-lain, alangkah baiknya si anak diberi pilihan dan disuruh memilih. Kita hanya menjelaskan plus minus dan untung ruginya saja. Sehingga si anak nanti diharapkan ketika memilih hal-hal yang penting sudah terbiasa, termasuk menanggung resiko yang mungkin terjadi. Dan yang terpenting, jika sudah mahir memilih, si anak akan terhindar dari kondisi yang seperti saat ini terjadi, ketika pilihannya kalah (lurah, bupati, gubernur, atau presiden) berdampak ke emosinya, tak perduli dia sarjana, master, doktor atau bahkan profesor.

Alternatif dalam Science

Hampir lima tahun saya berkutat pada riset tentang optimasi, dengan algoritma-algoritma terkenal yang biasanya bersifat “heuristic” atau dikenal dengan istilah “evolutionary algorithms”. Algoritma yang bersifat mencari (searching) yang terbaik dari kandidat-kandidat yang mungkin. Di sini si algoritma harus bisa menyiapkan para kandidat-kandidat yang tidak lain adalah pilihan/alternatif. Bayangkan jika tidak ada pilihan, pasti algoritma ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Ngomong-ngomong tentang kandidat, kita sering mendengar istilah “kandidat doktor”. Sesuai dengan maknanya, maka seorang kandidat doktor adalah calon yang jika memenuhi semua syarat kuliah S3 maka berhak menjadi seorang doktor. Tentu saja jika tidak memenuhi maka tidak jadi doktor. Kampus memiliki pilihan-pilihan yang akan dijadikan alumni doktornya.

Perbanyak Alternatif

Banyak orang yang karena tidak terlatih memilih, lebih suka menjalani kehidupan yang lurus tanpa ada persimpangan jalan yang memaksa untuk memilih belok ke arah mana. Sesungguhnya banyaknya pilihan jauh lebih menguntungkan. Ketika hanya ada satu toko, kita terpaksa membeli di toko tersebut, dan selalu “nerimo” saja kualitas, harga, dan aspek-aspek ekonomi lainnya. Berbeda jika ada pilihan toko lain, maka kita bisa menentukan toko mana yang lebih menguntungkan dan lebih baik pelayanannya misalnya. Bagaimana jika hanya dua pilihan, yang kebetulan sama-sama tidak enaknya? Berdusta atau jujur tapi ada yang mati, misalnya. Mirip buah simalakama, dimakan mati ibu, tidak dimakan mati bapak. Hikayat berikut bisa menjadi contoh.

Di jaman dahulu kala, karena musim kemarau panjang, para petani tidak bisa menghasilkan panen. Salah satunya keluarga petani miskin yang tidak sanggup membayar hutang tuan tanah. Tuan tanah itu seorang duda tua. Petani itu memiliki seorang anak gadis yang masih muda dan cantik, yang sudah saatnya menikah. Karena bingung, akhirnya mereka bertiga mendatangi si tuan tanah. Ketika tiba di tempat si tuan tanah, mata duda tua itu takjub melihat si anak gadis petani, terlihat dari hidungnya yang kembang kempis (kayak ti pat kay, temennya sun go kong). Setelah si petani menjelaskan maksud kedatangannya yang belum bisa membayar hutangnya, si tuan tanah mengajak keluarga petani tersebut berkeliling rumahnya yang besar dan mewah. Hari menjelang sore waktu itu. “Tidak usah khawatir”, kata si tuan tanah, “semua masalah bisa diselesaikan”, lanjutnya. Tentu saja berbeda perlakuannya jika si petani miskin hanya datang berdua tanpa si gadis cantik itu. “Begini saja, kita main undian untuk hiburan. Saya akan ambil dua batu di taman yang berisi batu-batu hitam dan putih. Lalu anak kalian diminta mengambil batu itu”, jelasnya. “Jika anakmu mengambil batu berwarna putih, maka kalian pulang ke rumah dan saya anggap hutangnya lunas”, katanya. Si petani tampak bernafas lega. “Tetapi jika batu hitam yang diambil, maka anakmu harus menjadi istri saya tetapi jangan khawatir, hutangnya lunas, bagaimana?”. Si petani karena tidak punya uang terpaksa mengangguk menerima dua pilihan itu. Si tuan tanah dengan girang kemudian mengambil dua batu dan memasukkannya ke kantungnya. Banyak sekali batu berserakan di tempat tersebut. Si tuan tanah ternyata curang, dia memilih dua batu hitam. Si petani tidak sadar dibohongi, tetapi si anak gadis, karena matanya masih awas, melihat ketidakadilan itu. Namun dalam posisi yang lemah, dia tidak berani protes, dan hanya mengikuti saja permainan si tuan tanah. Ketika mengambil batu, gadis itu tersandung dan batu yang dia pegang dari dalam kantung terpental jauh, dan tidak kelihatan warnanya karena memang hari mulai gelap. “Maaf tuan, saya ceroboh dan tidak hati-hati”, katanya ketakutan. Si tuan tanah termenung berfikir. Sebelum si tuan tanah mengulangi lagi mengambil batu, si gadis berkata, “begini saja tuan tanah yang adil dan bijaksana, karena kita tidak sempat melihat warna batu yang saya ambil tadi, bagaimana jika kita lihat batu yang tersisa, karena pasti berlawanan warnanya dengan batu saya ambil barusan”. Si tuan tanah kecewa ketika memperlihatkan batu dalam kantung, yang tentu saja berwarna hitam. Artinya gadis itu mengambil batu berwarna putih. Itulah hasil kreativitas si anak petani yang berhasil menciptakan pilihan baru. Akhirnya mereka pulang dan hutangnya lunas.

Ciptakan Alternatif

Cerita di atas mengandung arti kita diminta untuk menciptakan alternatif-alternatif lain yang berpotensi bagus untuk dipilih. Ketika nabi diminta memilih antara berbohong atau seseorang akan dibunuh, dia menciptakan pilihan baru yaitu tidak berbohong dan sesorang tidak terbunuh. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kapasitas otak dan kreatifitas kita. Dalam riwayat disebutkan nabi ketika sedang duduk melihat orang yg akan dibunuh, dan ketika si pembunuh akan tiba, nabi berdiri. Ketika ditanya apakah melihat orang yang lewat, nabi menjawab selama dia berdiri di situ tidak melihat ada yang lewat (karena waktu itu beliau duduk).

Ketika semester satu, saya karena berbagai hal (tiba di negara tujuan terlambat, kurang adaptasi, dll) mendapat nilai yang buruk sekali. Ingin pulang tidak mungkin karena beasiswa sudah disetujui, jika lanjut terus maka kemungkinan besar drop out. Munculah alternatif ketiga, pindah jurusan ke yang lebih mudah, tapi tetap dalam rumpun yang sama (informatika). Pilihan tersebut ternyata tepat, kandidasi bisa lolos (IPK minimal dan proposal riset). Namun demikian, saya melihat nilai buruk yang saya peroleh di jurusan sebelumnya merupakan berkah tersendiri, karena lebih lancar dibandingkan jurusan “sangar” yang sampai saat ini barengan saya belum pada beres syarat beratnya, yaitu publikasi jurnal berimpak faktor di atas satu, sementara saya yang terhitung tertinggal satu semester sudah beres. Milioner China, Jack Ma, mengatakan di antara tantangan-tantangan, ada peluang yang bisa dipilih. Sekian semoga menginspirasi.

My Library

Ref: Abbidhamma

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.