Bekerja dengan Nyaman

Mungkin pembaca pernah merasakan bekerja di tempat di mana ketika Anda menyelesaikan dengan cepat sebuah pekerjaan, kemudian ditambak lagi pekerjaan baru yang seolah tidak ada habisnya. Atau dalam suasana kerja di mana seluruh pegawai harus terlihat sibuk mengerjakan sesuatu, walau tidak penting, karena kalau santai sedikit dianggap “kurang kerjaan”.

Valentino Rossi dalam buku biografinya menyebutkan alasan pindah dari honda selain karena ingin menunjukan bahwa pembalap tidak kalah penting dibanding motor balap adalah suasana kerja yang tidak nyaman. Tidak ada senyum, canda, atau obrolan lain selain balapan dan yang paling menjengkelkan adalah ketika kemenangan dianggap “biasa saja”.

Walau dengan partner sudah nyaman, ada chemistry, tetapi jika dengan top manajemen tidak nyaman, kita pasti tidak betah, apalagi jika kondisi partner yang juga tidak klop lagi, ada unsur intrik politik, dan sebagainya. Kontrak atau gaji tidak lagi prioritas utama. Dalam kasus Valentino Rossi katanya sampai pihak honda terbengong sesaat ketika kontrak yang dikembalikan tanpa tanda tangannya.

Ketika partner kerja nyaman, begitu juga pimpinan mendukung dan menghargai, prestasi tinggal menunggu waktu karena fokus tertuju ke target/sasaran. Tidak ada lagi kekhawatiran dijegal oleh rekan kerja atau konflik internal yang merugikan, karena harusnya bertarung dengan pesaing luar malah sibuk berkelahi di dalam. Terbukti, sang legenda motogp itu sanggup mendominasi dengan motor barunya.

Kondisi saat ini yang mengharuskan segala hal dilakukan online memperparah kondisi jika partner tidak klop. Salah komunikasi terkadang lebih banyak terjadi. Salah satu yang kurang menyenangkan adalah ketika koordinasi internal di grup WA tiba-tiba “dicapture/screenshoot” dan dibocorkan ke pihak lain. Terkadang hanya potongan yang tidak utuh yang mengakibatkan salah pengertian pihak yang menerima potongan info tersebut. Kondisi tersebut membuat “sepi” nya grup, padahal mungkin banyak ide-ide yang muncul di situ. Repotnya jika ada anggota grup yang kreatif jadi melakukan aksi diam, yang berbahaya karena tim jadi mandek akibat tidak ada inovasi.

Kabar baiknya adalah saat ini perkembangan sangat cepat. Yang saat ini mungkin sedang terpuruk dan merasa di bawah, untuk kembali ke atas terkadang tidak butuh waktu lama. Namun sebaliknya waspadalah, ada institusi yang hancur dalam waktu singkat, bahkan kurang setahun. Memang tidak sepatutnya manusia sombong, lihat saja, dunia porak-poranda karena makhluk kecil, virus COVID-19, yang pindah dari satu orang ke orang lain sambil mengganggu kesehatan bahkan banyak yang kehilangan nyawa.

Tradisi Hindu kabarnya menyebut saat ini tahun Syiwa, yakni tahun di mana banyak godaan berbuat dzalim tapi waspadalah, balasannya tiga masa kehidupan. Toh, agama manapun melarang berbuat dzalim, namun jika dibandingkan dengan kondisi normal, ejeken, hinaan, penindasan saat kondisi sekarang yang dirasakan jauh lebih menyakitkan dibanding kondisi normal sebelum pandemi. Namun, sebaliknya bantuan kecil, atau bahkan senyuman saja, sudah membuat orang senang melebihi saat kondisi normal. Yuk, saling menghargai.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.