Semua orang biasanya sudah belajar tentang statistik. Dari dulu sampai sekarang ya isinya begitu saja, tidak ada yang berubah dan tidak ada pula silang pendapat di antaranya. Karena ilmunya yang sudah “established” statistik menjadi alat bantu untuk riset di bidang lainnya, salah satunya adalah landscape, cabang dari arsitektur dan perencanaan wilayah. Tetapi orang komputer pun ikut nimbrung di dalamnya, termasuk saya.
Spatial sendiri dalam bahasa Indonesianya “spasial” yang berarti data yang berisi selain atribut juga koordinat/lokasi. Jadi data spasial harus menyimpan informasi lokasi suatu record (isi data). Jadi spatial metrics berarti ukuran tentang suatu data spasial, satuannya bermacam-macam hasil dari rumus yang telah disepakati bersama.
Spatial Metrics dan Landscape Metrics
Spatial metrics sejatinya sama dengan landscape metrics. Istilah “landscape metrics” muncul karena metrik ini dikembangkan oleh ilmu tentang landscape (terutama ekologi), geometri fraktal dan ilmu informatika [1]. Unik juga informatika nempel di mana-mana. Namun selama perjalanannya, para peneliti lebih suka menyebutnya dengan spatial metrics [2]–[4].
Pembagian Spatial Metrics
Tidak ada kesepakatan mengenai pembagian terhadap spatial metrics. Namun ada pembahasan yang baik dari McGarigal yang bisa diunduh [5]. Pembagian spatial metrics biasanya dibagi tiga level yaitu level patch, level kelas, dan level lanskap yang telah diterapkan dalam software FRAGSTATS yang juga dikembangkan oleh McGarigal dan kawan-kawan [6]. Tiap level memiliki variabel-variabel tentang:
- Area & edge metrics
- Shape metrics
- Core area metrics
- Contrast metrics
- Aggregation metrics
- Subdivision metrics
- Isolation metrics
- Diversity metrics
Peran Ilmu Statistik
Ilmu statistik berperan dalam perhitungan variabel-variabel di atas. Yang digunakan pun yang sering kita pelajari di bangku sekolah/kuliah: Median, Mean, Area-Weighted Mean, Range, Standar deviasi, dan covarian.
Source: [5]
Silahkan orang-orang IT yang tertarik untuk membantu para perencana kota/urban dalam melaksanakan risetnya.
Ref:
1. E. J. Gustafson, “Quantifying Landscape Spatial Pattern: What Is the State of the Art?,” Ecosystems, vol. 1, no. 2, pp. 143–156, 1998.
2. C. Sun, Z. Wu, Z. Lv, N. Yao, and J. Wei, “Quantifying different types of urban growth and the change dynamic in Guangzhou using multi-temporal remote sensing data,” Int. J. Appl. Earth Obs. Geoinf., vol. 21, pp. 409–417, 2013.
3. H. M. Pham and Y. Yamaguchi, “Urban growth and change analysis using remote sensing and spatial metrics from 1975 to 2003 for Hanoi , Vietnam,” Int. J. Remote Sens., vol. 32, no. May 2015, pp. 37–41, 2011.
4. Herlawati and R. T. Handayanto, “Mengenali Karakteristik Penggunaan Lahan dengan Statistika Spasial ( Spatial Metrics ),” INFORMATICS Educ. Prof., vol. 1, no. 2, pp. 227–232, 2017.
5. K. Mcgarigal, “Landscape metrics for categorical map aatterns,” vol. 2001, no. Chapter 5, pp. 1–77, 2001.
6. K. Mcgarigal, S. Cushman, and E. Ene, “FRAGSTATS v4: Spatial Pattern Analysis Program for Categorical and Continuous Maps,” 2015. [Online]. Available: http://www.umass.edu/landeco/research/fragstats/fragstats.html.
Satu respons untuk “Spatial Metrics – Statistik untuk Landscape dan Data Spasial”