Entah mengapa akhir-akhir ini di Facebook bermunculan iklan-iklan seminar membaca cepat. Dulu sempat mengulas masalah membaca cepat ini, bahkan membaca satu buku yang dipinjam di perpustakaan untuk belajar dan menguji kecepatan membaca. Tetapi terlepas dari cepat atau lambatnya membaca tentu saja jangan lupa tujuan membaca yaitu menyerap ilmu dan yang pasti harus selesai.
Sedikit berbagi pengalaman, buku di atas adalah buku wajib mata kuliah Information System Development and Management (ISDM). Waktu itu sebelum perkuliahan dimulai (beberapa minggu), saya membacanya sampai habis. Terus terang jarang saya membaca buku sampai habis, bahkan sampai soal-soalnya. Waktu itu berlalu dan saya anggap biasa saja. Tetapi belakangaan baru sadar mengapa waktu itu bisa membaca dengan cepat buku tersebut sementara belakangan tidak pernah selesai satu buku seperti waktu itu. Postingan ini bermaksud mereviewnya.
Pemenggalan Kalimat
Membaca cepat tentu saja mata tidak melihat kata perkata (apalagi sambal komat-kamit). Mengapa buku tersebut bisa dibaca cepat? Ternyata format tulisannya dua kolom dan ukuran huruf mudah dilihat. Karena dari ujung kiri kalimat ke kanan masih dalam jangkauan mata maka mata saya hampir tidak bergerak dari kiri ke kanan menyusuri kalimat, melainkan hanya naik turun ganti baris. Sepertinya jika ingin diterapkan ke buku dengan single column mau tidak mau harus memenggal kalimat menjadi beberapa “rombongan” kata. Kuat dugaan saya waktu itu cepat selesai membacanya karena secara tidak sengaja memenggal kalimat dengan bantuan dua kolom buku tersebut.
Rileks
Waktu libur, tidak ada tugas atau tuntutan tertentu membuat ketika membaca menjadi rileks. Dengan rileks ternyata bisa cepat memahami, bukan sekedar cepat membaca. Percuma mata cepat mengikuti tulisan tetapi karena gugup, tidak ada yang masuk ke otak, seperti angin lalu saja. Jadi rilekslah ketika membaca dan tentu saja tidak belajar kebut semalam ketika mau ujian saja. Membaca bisa di mana saja, tidak harus di atas meja belajar, bisa diiringi musik dengan secangkir kopi.
Menggambarkan (Picturing)
Selain dua hal di atas, ketika membaca buku tersebut saya berimajinasi terhadap kata-kata kunci suatu kalimat. Kalimat sebelum ini jika dengan menggambarkan saya akan menggambarkan “membaca buku” dalam artian seperti melihat orang membaca buku di depan mata (bukan sekedar dua kata membaca dan buku). Ketika membaca judul buku “Modern System Analysis and Design” pun sudah ada di kepala bayangan analisa dan disain modern dengan teknik-tekniknya pada buku itu. Cepatkah? Ternyata jika terbiasa, bisa juga menggambarkan dengan cepat, apalagi jika bahasa Indonesia. Tetapi untuk bahasa Inggris cukup membantu juga karena ketika menguji membaca cepat dari buku tips-trik karangan asing dengan contoh tulisan asing juga terkadang mata cepat bergerak tetapi lupa memaknai beberapa kata penting, akibatnya cepat tapi ketika diuji (biasanya min skor 80) gagal, jadi terlalu cepat tapi kurang memahami.
Alhasil nilai A mata kuliah tersebut di tangan, nilai yang penting karena syarat GPA 3.5 untuk kandidasi doktoral tercapai apalagi jika ada nilai B mata kuliah lain. Ditambah lagi rekan kuliah mengupdate status facebook di grup yg jika diterjemahkan: dapat “A” .. yes yes yes, dapat “B+” .. cukuplah, dapat “B” .. sialan, dapat “C” .. bye bye PhD. Status yang bikin stress mahasiswa doctoral lainnya yang dapat nilai di bawah B+. Semoga menghibur.