Break Sejenak ..

Semoga pembaca yang budiman selalu aktif dan banyak kesibukan. Agar sukses sepertinya butuh ruang untuk mengistirahatkan fikiran dan jasmani. Apalagi di masa pandemi ini. Postingan ini sedikit meredakan ketegangan kita, terutama saya sendiri.

Ingat ada seorang tukang daging yang sibuk memenuhi pesanan. Saking sibuknya dia tidak sempat beristirahat dan mengasah pisaunya. Ketika ada anjuran untuk mengasah, dia selalu menolak karena kesibukan. Padahal, dengan mengasah beberapa menit, hasil potongannya akan lebih cepat, efisien, tanpa tenaga yang berlebih akibat pisau yang kian tumpul. Begitu juga dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita terkadang lupa untuk mengistirahatkan fikiran.

Gelombang Otak

Ada banyak gelombang otak, umumnya kita masuk pada gelombang beta. Beberapa aliran agama, Hindu dan Budha mengatakan gelombang ini dengan mengibaratkan fikiran seperti monyet yang lompat sana lompat sini. Kita jadi sulit fokus terhadap satu hal. Fikiran dengan gelombang ini biasanya berkarakter multitasking. Tentu saja otak sejatinya tidak bisa multitasking, hanya mirip seperti itu akibat perpindahannya yang sekelebat. Akibatnya tidak ada ketenangan, yang dalam agama Islam diibaratkan nafsu mutmainah, jiwa yang tenang.

Jika Anda makan sambil baca WA atau nonton TV, dapat dipastikan fikiran akan bercabang, sehingga Anda tidak bisa menikmati santapan makanan. Gelombang yang fokus ke satu fikiran, atau setidaknya hanya beberapa fikiran saja, adalah gelombang Alpha. Ada yang lebih dalam, disebut gelombang Tetha, namun gelombang ini terjadi ketika tidur pulas. Tentu saja kalau tidur kita tidak produktif. Namun sangat bermanfaat untuk istirahat karena gelombang ini memicu hormon pertumbuhan yang membuat Anda awet muda.

Mindfulness

Beberapa literatur menganjurkan Mindfulness dalam keseharian karena yang dapat merasakan apa yang difikirkan, dan tidak hanyut ke dalamnya. Bahkan beberapa tradisi, misalnya di Tibet, jika kita tidak bisa melihat apa yang terjadi dalam fikiran, kita belum bisa disebut manusia .. waduh, apa dong. Silahkan buku link di Youtube yang membahas masalah ini. Ternyata tidak dimonopoli oleh ajaran agama tertentu. Bahkan di Amerika Serikat, sudah ada alat yang mampu memantau gelombang otak. Beberapa sudah membantu mengatasi trauma veteran-veteran perang, maklum .. hobi perang.

Banyak metode-metode yang digunakan untuk sampai ke gelombang alpha, baik yang jadul seperti Cittanupassana dan Vipassana, hingga dengan bantuan audio. Saya sempat mencoba beberapa alat bantu tersebut dan lumayan membantu. Tentu saja namanya alat bantu ya hanya membantu. Tetap saja sebaiknya mengandalkan diri sendiri. Cittanupassana memang sulit karena kita harus sampai melihat diri kita yang melihat objek.Misalnya kita melihat monyet, maka Cittanupassana harus bisa melihat diri kita yang sedang melihat monyet. Maaf, contohnya monyet lagi.

Vipassana lebih mudah karena hanya butuh satu objek untuk pegangan, misalnya nafas, lafal tertentu yang sering kita jumpai ketika sembahyang. Sebenarnya intinya fikiran fokus hanya ke satu hal tertentu di masa kini, jangan memikirkan masa lalu dan masa depan, hidup di masa kini. Lakukan saja yang bisa dilakukan saat ini, jangan terlalu bersedih akibat dampak COVID yang lalu atau menanti terus kapan kejelasan pandemi berakhir, mudah-mudahan sih tak lama lagi.

Iklan