Waktu sekolah dasar, ibu pernah ‘gosip’ bahwa tetangga sebelah anaknya tidak lulus-lulus sarjana muda. Ada juga anak tetangga yang lain yang kembali lagi dari SMA khusus ilmu kimia ke SMA biasa, saya lupa namanya Lemia kalo ga salah. Sekarang namanya Lembaga Pendidikan Khusus Kimia (LPKK). Katanya sulit banget. Ada lagi yang ambil STM Telkom, sulit di mata pelajaran digital.
Waktu berjalan, setelah kuliah enam tahun lamanya, ternyata lulus diploma mudah sekali. Teringat dosen waktu S1 dulu bilang kalau kalian sudah lulus mata kuliah ‘merencana mesin’ berarti setara dengan D3. Padahal merencana mesin sendiri lebih sulit dari skripsi. Sialnya saya dapat ‘C’ karena komputer berisi gambar AutoCad dijual kakak saya.
Hingga saat ini saya pun masih berkecimpung mengajar di Diploma 3, program studi yang saat ini kian menyusut, karena tanggung, kalah bersaing dengan sarjana. Ketika Nadim menjadi mendikbud, usaha untuk membangkitkan Diploma terasa belum mampu, malah sarjana ikut men-take over jatah-jatah jurusan diploma, misalnya hibah. Banyak sih program-programnya, tapi ya itu .. kebanyakan ditolak proposalnya.
Uniknya alumni D3 ternyata banyak yang siap pakai. Bahkan beberapa menjadi pemiliki perusahaan, minimal CV. Memang, mahasiswa D3 sudah pasti mengenal ‘medan’ kerja mereka, dibanding S1 yang terkadang penuh dengan teori. Repotnya makin tinggi dosen (khususnya yang selesai studi lanjut) terkadang ‘lupa’ kalau yang diajar adalah mahasiswa diploma dan sarjana yang harusnya fokus ke aplikasi, bukan menemukan novelty. Kasihan juga lah. Dari pada menjalankan program di Google Colab untuk misalnya sentimen analysis, alangkah baiknya tugas akhir diarahkan menjalankan sentiment analysis dalam suatu framework PHP, misal CI, laravel, Node JS, dan sejenisnya. Skill tersebut yang dibutuhkan pengembang. Kalau Google Colab mungkin jika ingin fokus ke penemuan metode, yang biasanya cocok untuk mahasiswa S2 dan S3.
Namun, ibarat menemukan metode tertentu ya seharusnya memahami metode yang ada terlebih dahulu. Ibarat menemukan metode gali sumur yang terbaru, sudah pasti harus memahami teknik-teknik gali sumur terlebih dahulu. Nah video berikut membahas langkah awal praktik Artificial Intelligence dengan bantuan bahasa Python di Jupyter Notebook, Google Colab, hingga implementasi di PHP dan Flask. Semoga bermanfaat.