Awal tahun 90-an merupakan perkenalan pertama saya dengan mesin ketik manual. Untuk mempelajarinya perlu satu mata pelajaran khusus, ketika itu masih SMP, yaitu keterampilan mengetik. Pelajaran yang cenderung membosankan itu, dimana kita mengetik huruf-huruf aneh dengan posisi jari tertentu, ternyata sangat bermanfaat. Bahkan saat ini dimana internet menjadi kebutuhan pokok, kecepatan dalam mengetik masih jadi andalan, walaupun saat ini tulisan, suara, dan gambar sudah menjadi satu dalam bentuk multimedia.
Berbeda dengan jaman mesin ketik manual yang sangat mengandalkan fisik, seperti kertas dan tinta pita, saat ini dengan kehadiran komputer, belajar mengetik lebih efisien dan sangat menyenangkan. Salah satu perangkat lunak untuk mengetik yang terkenal dan gratis adalah typing master yang dapat diakses di link berikut ini. Selain modul belajar disertai test mengetik (dengan statistik performa), aplikasi tersebut berisi game yang mempercepat proses belajar mengetik, khususnya untuk anak-anak. Mengapa anak-anak? Karena anak-anak belum “tercemari”. Maksud dari tercemari di sini adalah mengetik “sebelas jari”, istilah dari mengetik hanya dengan telunjuk kanan dan kiri.
Sangat disayangkan jika mahasiswa ilmu komputer/sistem informasi kurang terampil mengetik. Bahkan di jepang sendiri, mahasiswa S1 di tahun-tahun pertama ada mata kuliah pelajaran mengetik. Silahkan mencoba aplikasi tersebut, atau mungkin pembaca mengetahui aplikasi-aplikasi lainnya yang lebih oke, mohon dikabari. Mungkin di awal-awal, ketika mengikuti teori yang benar terasa lamban, kalah dibanding dengan rumus “sebelas jari”, tetapi percayalah, ketika terbiasa maka Anda akan mengetik cepat tanpa melihat keyboard, sering diistilahkan dengan mengetik buta.