Jurnal merupakan alat ukur kinerja seorang peneliti. Walaupun saat ini banyak yang mengkritik keberadaan jurnal yang sudah cenderung agak memprioritaskan aspek bisnis, tetapi tidak ada cara yang lebih praktis dalam menjaga standar kualitas penelitian. Jurnal ilmiah, entah itu berbayar atau gratis sangat diperlukan bagi kemajuan ilmu pengetahuan karena sifatnya yang mudah disitasi sehingga satu penelitian akan diteruskan oleh peneliti lainnya.
Selain isi yang berbobot, suatu artikel ilmiah perlu menarik perhatian peneliti lainnya agar dibaca. Ada yang berpendapat bahwa separuh dari artikel ilmiah yang beredar saat ini hanya dibaca oleh penulis, reviewer dan editor jurnal. Walaupun saat ini saya tidak begitu mempercayai statement tersebut karena dunia yang sudah jauh lebih “online” dari beberapa tahun silam, tetap saja suatu artikel ilmiah harus sedapat mungkin menarik perhatian peneliti lainnya untuk dibaca. Salah satu komponen penting yang mampu menarik perhatian peneliti-peneliti lainnya adalah gambar yang disertakan dalam artikel ilmiah yang diusulkan. Gambar di sini bisa berupa bagan, grafik, ataupun peta.
Dulu saya pernah berfikir bahwa jurnal harus meng-capture gambar sesuai dengan kenyataannya (tidak dilakukan modifikasi). Ternyata tidak selamanya demikian, jika gambar yang langsung diambil tidak terlalu jelas maka perlu dilakukan modifikasi untuk memperjelasnya (info dari pelatihan penulisan artikel ilmiah di kopertis IV jabar). Pengetahuan mengenai pengolah gambar seperti photoshop, corel, dan sejenisnya terkadang sangat membantu. Beberapa software saat ini sudah disiapkan alat bantu untuk menghasilkan gambar dengan kualitas yang baik, misalnya Matlab, ArcGIS dan software lainnya, terutama yang berbayar. Lihat postingan yang lalu untuk pembuatan grafik di Matlab serta presentasi grafiknya.
Beberapa jurnal tidak merekomendasikan meng-capture dengan cara screenshoot hasil dari suatu software. Gambar yang dihasilkan sebaiknya bebas platform (software tertentu). Terkadang visio sangat diperlukan dalam pembuatan bagan aliran proses karena kualitasnya yang tajam. Saya pernah memanfaatkannya ketika mengerjakan analisa multikriteria dengan weight average. ArcGIS menyediakan fasilitas gambar yang digunakan sebagai model analisanya, tetapi untuk jurnal sebaiknya menggunakan visio atau software pengolah gambar lainnya. Tentu saja tidak semua jurnal menolak hasil screenshoot, tetapi jangan lupa bahwa salah satu aspek terpenting jurnal adalah kemudahan bagi pembaca untuk memahaminya.
Fig. 6. Spatial analysis using weighted overlay technique
Gambar di atas contoh hasil capture dari ArcGIS dalam mencari lokasi optimal suatu region. Ketika dicetak dalam suatu jurnal ternyata kurang begitu jelas. Bandingkan dengan gambar di bawah ini, yang selain jelas juga ringkas dan mudah dipahami. Aspek ringkas sangat disukai oleh jurnal-jurnal mengingat perlembar bagi artikel ilmiah sangat berharga (beberapa dollar). Lihat artikel lengkapnya di sini.
Figure 6: Spatial analysis using weighted overlay technique to create suitability regions for scoring residential area (A), and commercial, industrial, health, and education (B).