Matlab dan Penerapannya

Matlab merupakan software untuk komputasi yang dibuat oleh sebuah vendor software bernama Mathworks. Software yang biasa digunakan kampus/lembaga pendidikan ini cukup ampuh untuk mengimplementasikan suatu metode tingkat lanjut. Prinsip yang berbasis matrix menjadi keunggulan tersendiri dibanding bahasa pesaing lainnya. Oiya, Matlab itu singkatan dari “Matrix Laboratory” lho, bukan “Mathematic Laboratory”.

Harga

Software ini merupakan software yang berbayar, lihat link ini untuk mengetahui informasi resminya. Untungnya, bagi kampus, seperti yang saya gunakan di kampus tempat kuliah, harganya bisa sangat murah, sekitar 7 jutaan rupiah.

Tentu saja itu harga standar, jika ingin menggunakan fasilitas tambahan khusus lainnya, seperti: simulink, control design, dan lainnya sesuai jurusan yang menggunakannya, ada biaya tambahan. Khusus untuk pengguna yang seorang mahasiswa tidak sampai satu juta. Hanya saja untuk dipakai pribadi (non pendidikan), harganya lumayan mahal, sekitar 30-an juta rupiah. Hal inilah yang membuat banyak yang beralih ke bahasa pemrograman lainnya, bahkan ada yang mirip yaitu Octave dengan sintaks yang tidak berbeda dengan matlab, baik dari sisi pemrograman (for-next, while, dll) hingga ekstensi file programmnya (*.m).

Alat Ukur dalam Riset

Seperti halnya riset fisika yang membutuhkan akurasi alat ukurnya, seperti timbangan, alat ukur tekanan, dan lain-lain, ketika membandingkan metode pun diperlukan alat ukur yang ter-kalibrasi. Jadi ketika membandingkan satu metode dengan metode lainnya Matlab dapat dikatakan terjamin, terutama toolbox yang digunakannya. Error dan berapa iterasi yang digunakan juga cukup dapat diandalkan. Karena tidak akurat jika membandingkan dua metode dengan software yang berbeda, misalnya satu metode dibuat dengan bahasa C++ sementara yang akan dibandingkan dibuat dengan dengan VB.

Begitu juga dengan Jurnal-jurnal tentang metode-metode yang melibatkan algoritma-algoritma tertentu. Biasanya dengan menyebutkan parameter-paramter yang digunakan dalam toolbox Matlab, peneliti lainnya dapat mereplika penelitiannya, sehingga kebenaran suatu riset bisa terjamin dan diulangi. Bandingkan jika menggunakan program “Custom”, apalagi tidak disertakan kode programnya yang bisa digunakan oleh pembaca/peneliti lainnya. Rekan-rekan saya banyak juga yang mengatakan Matlab kurang baik karena karakternya yang lamban dalam mengeksekusi instruksi dibanding dengan java apalagi c++. Khusus untuk Anda yang ingin lulus doktoral dengan cepat, Matlab bisa diandalkan. Saya jadi ingat cerita rekan saya yang membuat aplikasi dengan C++ dalam waktu setahun dengan Matlab hanya dalam waktu kira-kira sebulan saja. Namun jika untuk production, baru lain lagi ceritanya.

Untuk Membangun Aplikasi

Walaupun Matlab menyediakan fasilitas deployment yang bisa meng-generate
executable program, untuk mendevelop program, sepertinya software ini kalah pamor dengan bahasa lainnya, seperti c++ dan java yang cepat, php, ruby dan lainnya yang berbasis web. Tentu saja ketika implementasi, kecepatan dan efisiensi compiler bahasa pemrograman sangat menentukan kualitas produk software yang dibangun. Walaupun terkadang faktor lain seperti kemudahan dan kecepatan memrogram penting juga.

Harga lisensi yang mahal membuat bahasa pemrograman lainnya, terutama yang berbasis linux sering jadi pilihan utama para pengembang. Namun satu hal yang terpenting adalah, bagi seorang praktisi IT sebaiknya tidak mengandalkan satu tool saja. Lagi pula, jika bos Anda menuntut dengan bahasa “x”, tidak mungkin kita melawan, mangkir, protes, demo, karena menganggap bahasa “y” idola kita dirasa lebih powerfull, kecuali kalo memang mau dipecat. Idealis boleh saja, tetapi kalau tidak bisa memuaskan pelanggan di era informasi ini bakal ditinggalkan walau secanggih apapun karyanya.

Iklan