Pendidikan dan Artificial Intelligence (AI)

Waktu kuliah Theory of Computing, ada materi tentang Grammer. Salah satu tokohnya adalah Noam Chomsky, ilmuwan keturunan Yahudi. Memang bahasa pemrograman ternyata tetap bahasa, dengan tata cara penggunaan dalam bentuk syntax. Jika salah dalam penggunaannya, biasa ada error: ‘syntax error’. Sialnya mata kuliah itu saya dapat C .. hehe.

Nah, munculnya ChatGPT ternyata ditentang oleh Noam Chomsky (lihat link ini atau majalah fortune). Khususnya pada saat membuat komposisi kalimat yang disebut olehnya dengan istilah plagiarisme dengan teknologi tinggi.

Para gamers sepakat, seseorang yang menggunakan teknik tertentu agar bisa menang disebut melakukan cheating. Seorang siswa yang menulis dengan bantuan ChatGPT ibarah main catur dimana ketika melangkah dibantu oleh engine catur. Beberapa waktu lalu sempat heboh ‘dewa kipas’ yang oleh chess.com di-‘banned’ karena dicurigai menggunakan engine. Akhirnya diadakanlah live duel dengan master catur Irene Sukandar.

Dalam pendidikan dan pengajaran ada proses ‘berlatih’ dimana peserta didik harus melakukan suatu proses dalam menghasilkan karya/output. Tidak hanya menghasilkan output tertentu saja. Jadi, pendekatan berbasis output belum tentu bagus juga ya.

Artikel Ilmiah

Kebetulan saya menjadi editor sebuah jurnal (berikut link-nya – sedikit promosi). Karena menggunakan bahasa Inggris, banyak author memanfaatkan Google Translate. Perlu melakukan revisi menyesuaikan tata bahasa yang tepat. Ketika ChatGPT muncul, problem tata bahasa dapat teratasi, tetapi ada hal-hal tertentu yang tidak bisa di-akali dengan ChatGPT.

Gaya bahasa merupakan aspek yang perlu diperhatikan. Biasanya ada sedikit perbedaan antara style skripsi/tesis berbahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Misalnya kata ‘researchers’ yang artinya penulis.

Sehingga perlu memodifikasi istilah tersebut agar sesuai dengan style artikel ilmiah di jurnal (biasanya dengan kalimat pasif atau beberapa menggunakan aktif, misalnya: ” … we are expected to …”, tergantung style jurnal yang beberapa menghendaki kalimat pasif yang fokus ke objek bukan ke subjek.

Praktisi

Bagi praktisi, engineer/teknisi, dan pihak-pihak yang fokus ke aspek praktis, kemunculan ChatGPT sangat membantu. Ejaan yang salah (typo dan sejenisnya), tata bahasa yang tidak standar dapat diatasi. Praktisi memang tidak fokus ke bahasa sehingga mempercepat laporan/dokumentasi.

Kemunculan AI tidak bisa dihindari, apalagi terkait dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan pengusungnya, sekarang tergantung bagaimana kita menyikapinya saja. Jika ingin menguji kemampuan siswa membuat komposisi tinggal awasi saja di kelas, jangan sampai buka HP/laptop. Riset tentang cek plagiarisme terhadap penulis yang menggunakan bantuan AI perlu dilakukan. Sementara, ini jawaban jujur dari ChatGPT:

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.