Beasiswa DIKTI

Beberapa hari ini banyak bermunculan keluhan-keluhan seputar beasiswa DIKTI karena keterlambatan pengiriman uang kuliah (tuition fee) dan biaya hidup (living allowance). Beasiswa DIKTI sudah masuk tahun keenam dan sampai saat ini permasalahan yang muncul adalah keterlambatan pengiriman uang yang sangat dibutuhkan oleh penerima beasiswa tersebut. Sebenarnya masalah ini tidak jadi soal di awal-awal munculnya program beasiswa oleh pemerintah lewat DIKTI, tetapi karena berlangsung terus-menerus dan membandingkan dengan beasiswa dari pihak lain seperti LPDP, Kemenag, DEPTAN, dan institusi pemerintah lainnya, wajar jika penerima beasiswa DIKTI, yang sama-sama pemerintah, menuntuk untuk disamakan, atau setidaknya kejelasan mengenai kapan uang beasiswa tersebut cair.

Beberapa mahasiswa yang mengambil studi di eropa tentu saja kewalahan menghadapi biaya hidup yang memang cukup tinggi di sana. Dana talangan yang jika memang dibutuhkan, tentu saja besar jika dibandingkan dengan yang mengambil studi lanjut di asia seperti, Taiwan, korea, Filipina, Malaysia, Thailand, dan kota tertentu di Jepang. Ada kampus-kampus tertentu yang cukup toleran dan membolehkan mahasiswanya menunggak uang kuliah, tetapi banyak juga yang menerapkan aturan ketat, seperti diblokirnya akses terhadap perpustakaan, dan fasilitas lainnya dan yang lebih parah adalah biaya sewa kamar (dormitory) yang tentu saja di luar wilayah kampus. Sementara aturan dari VISA terkadang harus adanya jaminan tempat tinggal. Tentu saja jika ini tidak terpenuhi, mahasiswa yang bersangkutan terancam dideportasi.

Beasiswa Kemeterian Agama

Kementerian agama baru sekitar dua tahun menyelenggarakan beasiswa (terutama dari institusi pendidikan seperti Universitas Islam Negeri yang dulu bernama IAIN). Beasiswa yang diberikan cukup menarik karena diberikan di awal selama setahun. Kelemahannya hanya satu yaitu biaya yang dikirimkan dalam bentuk rupiah dan dikirim lewat rekening bank di dalam negeri (saya tidak tahu jenis bank-nya) sehingga bermasalah ketika akan digunakan di luar negeri (biaya konversi mata uang). Tetapi karena status waktu pengirimannya yang jelas maka dengan sedikit mengatur anggaran pengeluarannya, mahasiswa penerima beasiswa Kemenag lebih nyaman dan dapat fokus belajar.

Beasiswa Departemen Pertanian

Beasiswa ini khusus PNS dari DEPTAN yang memang mendapat tugas belajar (biasanya dari divisi LITBANG) yang memang mengharuskan berpendidikan lebih tinggi dari Strata 1. Di tempat saya kuliah, mahasiswa tidak perlu memperhatikan masalah uang kuliah, karena DEPTAN langsung mentransfer uang kuliah ketika kampus yang dituju menagih (invoice). Masalah hanya muncul untuk biaya hidup yang dikirim tiga bulan sekali dan terkadang terlambat. Tetapi karena biaya hidup, mahasiswa bisa mengatasi dengan tidak memakai habis uang kuliah tiga bulan, untuk jaga-jaga jika ada keterlambatan.

Kementerian Keuangan

KEMENKEU memberikan beasiswa lewat jalur LPDP yang terkenal. Beberapa dosen banyak yang beralih dari DIKTI ke LPDP, tetapi dengan aturan baru, calon yang memiliki nomor induk dosen (NIDN) tidak diperbolehkan dan diarahkan ke DIKTI. Beasiswa ini cukup terkenal karena memberikan lama beasiswa empat tahun untuk mahasiswa S3, lebih tinggi dari DIKTI, sebelum DIKTI mengambil kebijakan empat tahun. Sistem penerimaan dan informasi LPDP lebih baik. Cerita dari rekan saya yang mengikuti LPDP, ketika akan wawancara mereka ditelepon, beda dengan DIKTI yang harus lihat secara rutin situs DIKTI (www.dikti.go.id). Terkadang waktu acara dengan pengumuman sangat dekat, dan memberatkan calon penerima beasiswa dari pulau lain. Untuk rincian uang bulanan, saya belum mendapatkan informasi yang akurat.

Beasiswa dari Tempat Studi Lanjut

Beberapa teman ada yang mendapat beasiswa dari institusi tempat dia melanjutkan studi. Rekan saya bahkan melepas beasiswa DIKTI dan mengambil beasiswa dari tempat studi lanjut di Taiwan. Untuk jenis beasiswa ini sangat bervariasi, tapi yang jelas, uang kuliah tidak akan terlambat mengingat beasiswa memang langsung dibayarkan dari kampus tersebut. Untuk uang hidup, biasanya walaupun sedikit tetapi teratur dan kampus memberi pekerjaan terhadap mahasiswa tersebut. Di tempat saya kuliah, uang hidup mahasiswa yang memperoleh beasiswa separuh dari beasiswa DIKTI. Mahasiswa tersebut terpaksa bekerja (sebagai staf atau asisten dosen) untuk memenuhi biaya hidupnya.

Sebenarnya beasiswa DIKTI jika dibandingkan dengan beasiswa dari institusi lain lebih tinggi, hanya saja masalahnya adalah keterlambatan dan kejelasan waktu penerimaan beasiswa tersebut. Jadi jika Anda berminat mengambil beasiswa DIKTI maka persiapkanlah dana talangan untuk jaga-jaga jika uang DIKTI terlambat, dan masalah lainnya seperti tahun keempat (walaupun ketika saya berangkat DIKTI menjanjikan beasiswa selama empat tahun untuk mahasiswa S3 serta adanya tunjangan keluarga jika keluarga diajak). Saya pun tetap setia dengan DIKTI karena ketika menandatangani perjanjian saya harus konsekwen terhadap apapun yang terjadi.

Iklan