[s.basis.data|akuntansi|lab.soft|pert.9]
Diagram ERD di bawah ini menunjukan transaksi pembelian barang ke suplier dengan relasi many to many. Perlu diketahui bahwa ERD dalam perancangan basis data masuk dalam wilayah konsep. Banyak mahasiswa yang rancu dalam memahami perancangan dari sisi konsep dengan implementasinya berupa pentabelan (record structure).
Secara teori (lihat buku Elmasri tentang basis data) ERD di atas harus dimodifikasi untuk pentabelannya mengingat dalam satu record di tabel pembelian di atas tidak bisa memiliki lebih dari satu isian, alias multi-valued. Namun perkembangan terkini kabarnya basis data objek bisa mengakomodir hal tersebut. Namun untuk database relasional perlu tambahan tabel yang dibahas di postingan ini. Ada sedikit polemik antara teori dengan praktek.
Komposit Primary Key
Dengan database management system (DBMS) sederhana, misalnya access, ERD di atas secara teoritis dibentuk relasi berikut:
Bentuk Form transaksinya dengan Access kira-kira seperti di bawah ini:
Dalam tabel detil nanti ada dua isian yaitu 6 + b001 dan 6 + b002. Jika KdBarang diisi barang yang sama, misalnya b001 semua, maka sistem akan menolak karena dalam tabel detil pembelian ada dua record yang sama (6+b001 dua kali). Karena seharusnya 6 + b001 diisi satu kali dengan jumlah dua (jika masing-masing tadi berjumlah satu). Bentuk record detilnya sebagai berikut, perhatikan tidak ada kombinasi KdPembelian dan Kdbarang yang sama dalam tabel tersebut.
Menambah Primary Key Baru
Komposit primary key tidak mengijinkan redundansi (dobel) kombinasi primary key (kode pembelian + kode barang), alias dua kode barang diinput dua kali di sub-form (sisi detail). Jadi harus menambah jumlah barang yang sama tersebut, misalnya kode barang kecap tidak boleh diinput dua kali (masing-masing berjumlah satu), tetapi cukup sekali dan jumlahnya 2. Padahal praktek di lapangan, misalnya di supermarket-supermarket dengan scan barcode tentu saja asal scan tidak perlu mengetahui apakah barang yang sama sudah discan sebelumnya. Solusinya terkadang dengan menambahkan satu kunci baru. Kasihan kasirnya ketika kode barang yang sama sebelumnya telah terscan, yang baru mau diinput menolaknya.
Jadi dari pada kasir diminta mengumpulkan jumlah kode barang yang sama kemudian ditotal, kasir bisa langsung menscan barang yang sama tersebut berkali-kali. Tabel transaksinya kira-kira berikut ini:
Tentu saja dengan cara komposit primary key (KdPembelian+KdBarang) tanpa ID sistem akan menolak, tapi dengan cara ini barang yang sama akan diberikan ID yang berbeda. Tapi secara teori, primary key komposit dua kunci yang terlibat (KdPembelian dan KdBarang) masih tetap jadi dasar materi perkuliahan basis data. Sekian, semoga bermanfaat.
UPDATE: 28.12.2018
Ternyata metode dengan ID tambahan yang biasanya diimplementasikan di lapangan dikenal dengan istilah Surrogate Key.